Rabu, 10 Oktober 2012

Review Buku “Kata Hati, Sebutlah Itu Cinta” dari @benzbara_



Judul Kata Hati, Sebutlah Itu Cinta  
No. ISBN 9786022200635 
Penulis Bernard Batubara 
Penerbit Bukune 
Tanggal terbit Juli - 2012 
Jumlah Halaman 204 


Secara garis besar, benang merah novel ini adalah cinta segitiga. Bermula dari Randi yang sedang menjalani masa-masa galau dan sedihnya setelah setahun yang lalu ditinggal Dera, wanita yang sudah dipacarinya selama 5 tahun. Ia memutuskan Dera karena dirinya memergoki pacarnya tersebut berselingkuh dengan beberapa lelaki lain. Di masa-masa “penyembuhan luka hati” inilah Randi bertemu secara tidak sengaja dengan Fila di sebuah kafe dimana Randi dan Dera dulu kerap kali menghabiskan waktunya disana. Ketika hubungan Randi dan Fila semakin dekat, ternyata Dera datang kembali dari Jakarta, tempat ia meneruskan hobi modellingnya, ke Jogjakarta hanya untuk menemui Randi dan memintanya kembali menjadi kekasihnya. Apakah Randi akan kembali kepada Dera, wanita yang pernah menyakiti dan meninggalkan luka yang besar di hatinya, atau ia akan memilih Fila, wanita yang baru ia temui dan mulai mengisi hari-harinya dan menyembuhkan luka hatinya?

Jujur saja, saya ini jarang sekali membaca novel-novel cinta yang bertema romantis. Alasan saya ya karena kebanyakan novel romantis itu biasanya terlalu menye-menye atau mendayu-dayu. Namun novel ini memberi saya wacana baru bahwa ternyata romantis itu tak harus selalu mendayu-dayu. Mungkin karena sudut pandang bercerita di novel ini kebanyakan mengambil sosok Randi sebagai fokus utama.

Di novel ini, kita bakal banyak beberapa kata-kata “galau” yang bagus menurut saya. Mungkin karena sosok @benzbara_ yang memang memulai karir menulisnya dengan menulis dan menerbitkan buku-buku puisi dan sajak. Berikut beberapa kutipan kata dari novel ini yang merupakan kutipan favorit saya:

“ Sesuatu yang membuatmu pergi͵ pada saatnya menjadi sesuatu yang membawamu pulang kembali."

"Apa artinya luka kalau ia tak memberikanmu pelajaran apa-apa"


Salah satu kelemahan dari novel ini menurut saya adalah terlalu mudahnya alur cerita yang dibuat. Saya sudah bisa menebak bagaimana akhir cerita dari cinta segitiga Randi, Dera dan Fila, yang ternyata tebakan saya tersebut benar. Konflik yang dimunculkan pun terasa kurang "menggigit" sehingga cerita terasa datar-datar saja.

Sekali lagi, meski dengan kekurangan yang saya sebutkan di atas, novel ini tetap enak dibaca kok. Apalagi dengan gaya bahasa @benzbara_ yang tidak terlalu bertele-tele dibandingkan beberapa novel-novel romantis lain yang pernah saya baca. Titik lemah sebuah novel romantis memang kadang seorang penulis akan sangat banyak sekali bermain dengan paragraf-paragraf deskriptif, yang kadang bila terlalu banyak malah akan membuat pembaca bosan dan tidak meneruskan untuk membaca. Untunglah novel ini menurut saya tidak termasuk kategori tersebut.

Tips untuk membaca buku ini adalah bacalah pada saat hujan turun, sembari menyesap secangkir cokelat panas dan ditemani lagu Fix You-nya Coldplay, atau lagu-lagu dari Adhitia Sofyan, yang memang banyak muncul dalam novel ini. Bersiaplah untuk galau sepanjang hari.hehe..

Selamat membaca


4 komentar:

  1. kak, tanggung peenjelasannya, jadi penasaran nih....

    Emmm... gimana kalo kakak tulis novelnya ke blog kakak ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ups..Kalo tulisanku udah bisa bikin orang penasaran pengen baca novelnya, berarti aku berhasil dong...

      Hah...tulis novelnya di blog ini?
      *kebayang tangan pegal-pegal*

      Hapus
    2. yaps... gue super penasaran ama novel ini


      #perjuangan lah kak :D
      hahaaa...

      Hapus

Jangan lupa komentarnya ya....:))

Masa Pertumbuhan Kita

Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...