Sabtu, 12 November 2016

Bandar Udara Ramah Wisatawan

Membangun pariwisata di sebuah kota atau daerah tak pernah lepas dari yang namanya transportasi. Bandar udara sebagai salah satu dari prasarana transportasi merupakan unsur penting dalam memajukan pariwisata Indonesia, terutama sebagai pintu gerbang bagi pelancong yang berasal dari luar negeri.

Beberapa hari yang lalu saya dan teman saya mendapat dinas dari kantor untuk menghadiri sebuah Focus Group Discussion di kota Malang. Saya pernah sebelumnya ke kota Malang, namun ini kali pertama saya menginjakkan di Bandar Udara Abdurahman Saleh Malang. Kesan pertama saya akan bandar udara ini sungguh menyenangkan. Tenang, bersih dan rapi menjadi hal yang saya lihat di bandar udara ini. Apalagi ditambah dengan pemandangan sawah hijau yang menghampar di sekitar bandar udara ini. 

Sebagai seorang yang terbiasa hidup di Jakarta dan terbiasa menggunakan aplikasi taksi online, maka begitu sampai di bandar udara ini, saya lun segera membuka aplikasi Grab, Uber dan Gojek. Dari ketiga aplikasi tersebut, ternyata hanya aplikasi Grab yang menampilkan adanya taksi online di sekitar sini dan setelah mencoba memesan, ternyata saya tak kunjung juga mendapatkan kendaraan dari aplikasi Grab ini. 

Saya dan teman saya putuskan untuk berjalan keluar dari bandar udara untuk mencari taksi yang menggunakan argo. Persis pada saat kami sedang dalam perjalanan keluar bandar udara, ada sebuah taksi hijau yang feeling saya pasti menggunakan argo. Saya lupa warnanya, yang jelas taksi tersebut berhenti sekitar 10 meter dari tempat saya berdiri ketika melambaikan tangan menyetop taksi tersebut. Ketika saya sedang berjalan menuju taksi tersebut, dari arah kanan ada teriakan orang sambil berlari dengan nada marah. Orang tersebut lari mendekati taksi tersebut dan mengusir taksi tersebut untuk pergi dari kami. Saya kaget karena kejadian tersebut tidak saya sangka. Ternyata orang yang mengusir taksi tadi adalah salah satu pengemudi taksi dari koperasi bandar udara tersebut. Dia meminta kami untuk naik taksi yang dia kemudikan dengan tarif 80.000 rupiah (dan tak bisa ditawar lagi) untuk mengantarkan kami menuju Hotel Savana yang berdasarkan Google Maps hanya berjarak sekitar 10 km. Padahal ketika kami naik taksi berargo dari hotel ke bandar udara, kami hanya cukup membayar sekitar 40.000 rupiah.

Bandar Udara Ramah Wisatawan

Menurut saya, bandar udara memiliki peran penting dalam membangun gambaran positif akan pariwisata di suatu daerah. Terutama apabila bandar udara tersebut memiliki rute penerbangan internasional. Wisatawan luar negeri pasti akan lebih terkesan berwisata di Indonesia ketika mereka yang baru saja terbang dari kota asalnya disambut dengan keramahan dan kemudahan di bandar udara.

Salah satu faktor yang mendukung bandar udara menjadi ramah wisatawan tentunya adalah soal konektifitas bandar udara dengan tempat wisata atau pusat kota di daerah tersebut. Hal ini penting sekali mengingat rata-rata bandar udara berada di jarak yang jauh dari pusat kota, berbeda dengan stasiun kereta api atau terminal bus yang biasanya terletak di tengah kota.

Wisatawan seharusnya diberikan beberapa alternatif alat transportasi sehingga mereka dapat membandingkan dan menyesuaikan dengan "ukuran kantong" mereka. Pengalaman saya di Bandar Udara Incheon Korea Selatan, bandar udara ini memiliki beberapa alternatif alat transportasi menuju ke kota Seoul. Kita bisa memilih naik kereta, bis, ataupun taksi, tergantung kemampuan kantong kita.Hal ini berbeda sekali dengan pengalaman saya di bandar udara Malang yang telah saya ceritakan di atas. Saya hanya diberikan pilihan naik taksi tanpa argo yang dikelola oleh koperasi bandar udara tersebut.

Apa akibatnya jika hanya ada satu pilihan alat transportasi di sebuah bandar udara?
Menurut saya, dengan hanya ada satu pilihan alat transportasi, maka kita menjadi tergantung pada alat transportasi tersebut. Akibatnya, pihak penyedia alat transportasi tersebut bisa sekehendak hati mengatur harga. Mau tidak mau, kita sebagai pendatang di tempat tersebut naik alat transportasi tersebut dengan harga yang mengikuti apa yang ditawarkan pihak penyedia jasa tersebut.

Dan apa keadaan ini terjadi di bandar udara Malang saja?
Sayang sekali, hal ini tidak hanya ada di bandar udara Malang saja. Hampir sebagian besar bandar udara di Indonesia masih mengalami hal serupa. Hanya beberapa bandar udara besar seperti Soekarno Hatta dan Kualanamu yang memberi kita beberapa pilihan alat transportasi untuk menuju pusat kota, seperti taksi berargo, kereta api (di Kualanamu), dan bis DAMRI. Mungkin di beberapa kota besar, adanya aplikasi taksi online seperti UBER, GRAB dan GOJEK memberi kita beberapa alternatif tambahan, tapi hampir sebagian besar bandar udara di Indonesia belum bisa memberikan keramahan terhadap wisatawan dari sisi transportasi dari bandar udara menuju pusat kota.
 

Senin, 06 Juni 2016

Pengalaman Tes Beasiswa Kominfo Tahun 2016

"Pengalaman adalah guru yang berharga"
Apa yang kita alami mungkin bisa jadi pelajaran yang berharga bagi orang lain, sekecil apapun pengalaman itu. Jadi kali ini saya ingin berbagi mengenai pengalaman saya setelah mengikuti tes seleksi beasiswa dari Kementerian Komunikasi dan Informatika atau lebih akrab disingkat dengan Beasiswa Kominfo untuk tahun 2016.

Sekitar seminggu yang lalu tepatnya tanggal 17 dan 18 Mei saya selesai menjalani tes Beasiswa Kominfo. Ini adalah kali pertama saya mengikuti seleksi beasiswa ini karena tahun 2015 lalu saya dipanggil namun kebetulan pada saat hari H pelaksanaan tes, saya sedang berada di Papua. Jadilah saya gagal tahun lalu dan tahun ini, ketika saya dipanggil lagi untuk tes, saya putuskan untuk mengikutinya.

Setelah lolos dari seleksi administrasi, ada 25 orang termasuk saya yang dipanggil untuk mengikuti tes beasiswa yang terdiri dari 2 (dua) tahap tes yaitu psikotes dan wawancara. Tahun ini, kedua tes tersebut dilaksanakan pada tanggal 17 Mei untuk psikotes dan 18 Mei untuk wawancara, di Pustiknas Kemkominfo yang terletak di depan Kampus II UIN Ciputat.

Mari kita bahas satu persatu

1. Psikotes

Untuk tahun 2016 ini, Kemkominfo bekerjasama dengan Universitas Indonesia sebagai penyedia jasa psikotes untuk seleksi beasiswa Kominfo ini. Tes dimulai sekitar pukul 08.00 lewat. Dari total jumlah peserta psikotes hari itu, ternyata hanya ada 20 orang termasuk saya. Itu artinya ada 5 orang yang tersingkir dari seleksi beasiswa ini (kecuali kalau memang panitia memberikan kesempatan tes susulan). 

Dalam psikotes ini, saya dan seluruh peserta seleksi harus mengikuti serangkaian tes yang cukup melelahkan. Tes pertama yaitu tes Kreplin, dimana dalam tes ini saya diminta untuk menjumlah angka-angka yang ada dalam selembar kertas dan di waktu -waktu tertentu panitia seleksi akan berkata "Ganti".

Lalu ada pula tes EDWARDS PERSONAL PREFERENCE SCHEDULE (EPPS) dimana dalam tes ini kita akan diminta untuk memilih satu dari dua pernyataan yang paling mendekati atau sesuai dengan keadaan atau kepribadian kita. Sayang sekali saya lupa jumlah soalnya.

Contoh soal nomor 1

A. Saya suka gorengan
B. Saya suka sate ayam

Nah, meskipun kalian sama-sama suka gorengan dan sate ayam, namun kalian hanya diperbolehkan untuk memilih satu jawaban saja yang lebih sesuai dengan diri kalian. Oh iya, dalam tes seleksi Beasiswa Kominfo ini, saya dan peserta lain diberikan tes sejenis ini sebanyak dua kali (kalau tidak salah ingat ya).
 
Lanjut tes berikutnya yaitu tes WARTEGG alias tes warung nasi. :))
Bukan kok. Dalam tes WARTEGG kita akan diberikan sebuah kertas dengan gambar sebuah persegi panjang yang dibagi dalam delapan kotak persegi kecil. Dalam setiap kotak persegi itu terdapat titik, lengkungan atau garis lurus dimana kita diminta untuk meneruskan untuk menggambar menjadi sebuah obyek. Selain menggambar, panitia seleksi juga meminta para peserta untuk menulis angka sesuai urutan menggambar dan juga memilih gambar mana yang paling susah dibuat dan mana gambar yang paling udah dibuat.

Selesai tes WARTEGG, ada tes lagi yaitu tes menggambar orang yang sedang beraktivitas serta menuliskan jenis kelamin, pekerjaan dan aktivitas dari orang yang kita gambar. Dalam tes ini saya menggambar seorang mahasiswa S2 yang sedang mengetik tesis di laptopnya. :)) Selain menggambar orang, di seleksi ini juga terdapat tes menggambar pohon dan menyebutkan jenis pohon apa yang kita gambar. Dalam tes tersebut saya menggambar pohon mangga lengkap dengan buah-buahnya. Ya walaupun hasil akhirnya tidak sesuai dengan harapan saya alias tidak sebagus ekspektasi saya.

2. Wawancara

Tes wawancara dilakukan satu hari setelah hari pelaksanaan psikotes. Dalam tes wawancara ini, saya menghadapi tiga orang pewawancara yang terdiri dari pejabat eselon 1 atau 2 di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kalau tidak salah ingat, pewawancara saya yaitu Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan SDM, Staf Ahli Menteri, dan Inspektur Jenderal.

Awalnya saya diwawancarai dalam bahasa Indonesia, namun setelah mengetahui saya lulusan Sastra Inggris, maka akhirnya satu demi satu pertanyaan diajukan dalam bahasa Inggris. Pertama-tama saya diminta untuk mengenalkan diri, termasuk menyebutkan hobi, pekerjaan saat ini, dll. Saran saya sih sebutkan saja hal-hal yang berkaitan dengan beasiswa tersebut atau pekerjaan saat ini.

Beberapa pertanyaan yang selanjutnya diajukan seperti:
  • mengapa memilih kampus dan jurusan tersebut?
  • mengapa memilih negara tersebut?
  • apakah saat ini juga mendaftar beasiswa lain dan apabila diterima di beasiswa Kominfo maupun beasiswa lain, manakah yang akan dipilih?
  • penelitian apa yang akan dilakukan disana?
  • kontribusi apa yang bisa diberikan setelah lulus kuliah S2?
  • apakah mau sesekali berbagi ilmu di unit penelitian dan pengembangan SDM di Kominfo?
Saran saya lagi pelajarilah isu-isu seputar dunia Komunikasi dan Informatika yang sedang berkembang. Hal ini saya sarankan karena pada saat wawancara,saya diberikan pertanyaan mengenai Gojek. Beruntunglah saya sedikit tahu mengenai isu ini sehingga saya bisa memberikan sedikit jawaban mengenai pertanyaan ini.

Oh iya, jangan lupa hafalkan Pancasila ya, karena saya dan peserta sebelum saya diminta untuk menyebutkan bunyi seluruh sila dalam Pancasila.

Jadi, itu semua pengalaman saya dalam seleksi beasiswa Kominfo. Doakan saja segera diumumkan hasilnya dan saya bisa lolos ke tahap selanjutnya. Buat yang tahun ini belum lolos seleksi administrasi, mungkin tulisan saya ini bisa dijadikan persiapan untuk seleksi tahun depan.

Selamat berjuang semuanya :)


Kamis, 19 Mei 2016

Perihal (Ikhlas) Memberi

Kemarin malam, saat saya dan istri saya tengah menunggu pesanan makanan kami datang di sebuah warung, tiba-tiba datanglah seorang pria tua bertampang memelas. Saya yang dasarnya orang yang gak tegaan tanpa pikir panjang mengambil selembar uang seribu rupiah dari kantong saya dan saya berikan kepada orang tua itu. Segera setelah pria tersebut pergi saya dan istri saya kembali mengobrol.

Di tengah-tengah obrolan kami setelah pria itu pergi, tiba-tiba pelanggan lain yang duduk di samping kami langsung berkata kepada kami

"Eh mas, tadi situ ngasih duit kan ke orang itu (baca - pria tua yang mengemis tadi) kan?
Tuh liat kesana. Tadi pas minta-minta dia keliatan kasihan kan. Tuh liat, dia lagi jalan dengan gagah"

Saya agak kaget dengan perkataan orang itu. Bukan karena perkataanya sih, tapi lebih karena tiba-tiba ada orang yang tak saya kenal berbicara kepada saya pada saat saya asyik mengobrol. 

"Kalo saya sih liat-liat mas kalo ngasih orang. Mending ngasih ke yang beneran berusaha."

Yang Penting Kita Sudah Memberi

Bagi saya memberi itu soal keikhlasan hati. Saya tak pernah berpikir apakah uang saya beri akan digunakan untuk beli rokok atau beli minuman keras. Saya tak pernah berpikir apakah orang tersebut berbohong demi mendapatkan uang atau tidak.

Trus berarti kamu turut melestarikan orang-orang malas dong Ben.

Sederhana saja sih jawabannya. Kalau memang masih memikirkan hal-hal yang seperti saya sebutkan di atas, itu berarti kita masih belum bisa ikhlas sepenuhnya untuk memberikan sesuatu kepada orang lain. Dan kalau memang belum atau tidak ikhlas, ya sudah tidak usah memberi dan tidak usah banyak berkomentar. Yang kadang aneh bagi saya itu ya sudah tidak mau memberi tapi malah ribut berkomentar. Seperti orang yang saya temui itu. 

Jumat, 15 Januari 2016

Uteesme, Bikin Kaos Asik dengan Cuma Klik

Apa yang hal yang paling penting saya pertimbangkan ketika membeli sebuah kaos?
Selain harga pastinya, saya selalu dan sangat mempertimbangkan design kaos tersebut. Bisa dibilang saya ini sangat rewel ketika memilih  design kaos karena prinsip saya buat apa saya beli kaos yang desainnya jelek kalaupun toh saya tidak akan mau memakainya (atau paling hanya sekali pakai).

Sebagai seorang yang dulu tinggal di kota kecil di Jawa Tengah (kini saya sudah tinggal dan bekerja di Jakarta), sungguh sulit untuk mendapatkan kaos dengan desain kaos yang keren. Dulu sempat terbayang betapa enaknya tinggal di Bandung dimana distro dengan desain yang unik tumbuh menjamur disana. Bahkan saya pernah meminta tolong teman saya yang kuliah di Bandung untuk membelikan kaos distro disana dan mengirimkannya ke kota saya, demi sebuah kaos yang keren. Yah, jaman tahun 2005 dulu memang online shopping masih terbilang belum familiar bagi saya.

Sejak tahun 2011, setelah bekerja dan memiliki uang sendiri kebiasaan saya untuk mencari kaos yang keren tidak berhenti. Kebiasaan saya di kala senggang adalah melihat-lihat halaman situs distro asal Bandung. Awalnya senang dan happy karena sekarang akses ke kaos yang keren sangatlah mudah. Namun lama-lama saya menjadi berpikir, kenapa tidak saya coba mendesain kaos saya sendiri, dimana desainnya menggambarkan apa yang sedang ingin saya sampaikan lewat kaos tersebut.  Apalagi saya pernah punya pengalaman mendesain kaos sendiri (meskipun sangat sederhana) seperti di bawah ini.


UTEESME, PAKAI KAOS DENGAN DESAINMU SENDIRI

Ya, inilah jawaban dari keinginan saya untuk menggunakan custom tshirt alias kaos custom dimana desainnya sesuai dengan isi otak dan impian saya. 

"Oh, situs design tshirt online ya. Situs ginian mah udah banyak. Trus apa keunggulan Uteesme ini dibandingkan dengan situs lain?"

"Ah bikin kaos custom mah di mal atau ITC juga bisa."

Saya dengan gagah berani menjawab "Uteesme lebih baik dari situs lain ataupun bikin kaos di tukang print kaos yang ada mal atau ITC".

Yuk ah saya jelaskan satu persatu alasannya.

1. Bahan Kaosnya Dijamin bagus

Oke, saya akui saya memang belum pernah buat atau beli kaos di Uteesme, tapi melihat keseriusan mereka dalam menyediakan ragam jenis ukuran di situs mereka, saya yakin bahan kaos yang mereka gunakan pasti sangat baik. Lihat saja cara Uteesme menampilkan keragaman jenis ukuran kaos mereka.


Berbicara soal bahan kaos, saya punya pengalaman buruk soal ini. Jadi ceritanya saya pernah pesan kaos di salah satu vendor yang bisa membuat kaos satuan (kaos tersebut adalah kaos di foto atas). Di situs vendor tersebut mereka bilang bahan yang mereka gunakan bagus dan halus. Tak disangka, begitu kaos yang saya pesan tersebut datang, ternyata bahan kaosnya jauh dari apa yang dijanjikan. Kaosnya sangat tipis dan cenderung mudah keriting.

Ada hal yang penting nih buat para cewek. Jadi di Uteesme, disediakan ukuran kaos untuk cewek. Hal ini menjadi keunggulan Uteesme dibanding situs lain yang hanya menyediakan ukuran reguler saja. Padahal, seperti yang kita tahu, kaos cewek biasanya berbeda di lekukan pinggang. So, don't worry girls.

Sungguh, kalian tak perlu harus jago software desain macam Corel Draw, Adobe Illustrator ataupun Adobe Photoshop untuk bisa membuat kaos custom di Uteesme ini. Disini, kalian hanya cukup klik sana klik sini, dan tak lebih dari 10 menit kalian bisa membuat sebuah desain kaos yang sederhana. Yah, untuk bisa jago desain memang butuh jam terbang dan latihan bukan. :)

Ini dia beberapa fitur unggulan Uteesme dalam hal design tshirt online.

a. Disediakan template yang beragam

Jujur, saya sudah pernah mencoba mendesain tshirt secara online di situs sejenis Uteesme ini. Namun fitur yang mereka miliki sangatlah sederhana, yaitu hanya disediakan bentuk geometri dasar seperti segitiga, kotak, dll. Hal ini berbeda dengan Uteesme yang mana disediakan beragam template yang menarik.

 Terdapat 6 pilihan template di Uteesme, yaitu Popular, Quotes, Family, Birthday, Bachelor (Ette) dan Couple. Lihat contoh template yang saya gunakan di kategori Quote ini. Banyak sekali bukan.



b. Aneka Image yang bisa dipilih

Tak perlu khawatir harus membuat sendiri image atau icon untuk desain kalian karena di Uteesme disediakan juga banyak sekali image. Ada kategori frames, doodles, stamps, shapes, shoutouts, dress up, misc, dan icons. Tinggal pilih saja sesuai keinginan kalian.Ini contoh desain dari template tadi, setelah saya beri tambahan image.



Desain hasil template dicampur dengan image

c. Bisa Pilah Pilih Font Yang Banyak Banget

Jika kamu suka dengan desain yang berisi tulisan, maka fitur Font di Uteesme ini akan membuat kamu happy banget. Beragam jenis huruf disediakan disini, yah sekali lagi saya akui, situs custom tshirt yang lain jadi terasa cupu jika dibandingkan fitur di Uteesme ini.

Lihat contoh desain saya berikut ini. 



Kadang suka sebel dong kalau kamu belanja online untuk barang yang kelihatannya murah tapi ongkos kirimnya mahal. Nah, dengan Uteesme hal tersebut tidak akan terjadi. Kalian bisa belanja kaos dari ujung Indonesia sekalipun tanpa terbebani ongkos kirim. Dari pengalaman saya, saya pernah mengirim barang ke Nias per kilogramnya bisa kena 40 ribu. Ya lumayan kan bukan kalau bisa belanja tanpa tambahan biaya kirim.

Itu tadi beberapa keunggulan dari Uteesme selain keunggulan lainnya seperti kategorisasi jenis desain yang lengkap, sistem akun di Uteesme yang seperti social media (kita bisa mem-follow akun yang kita suka) dan aneka keunggulan lainnya. Sepertinya, segera setelah ini, saya langsung mendesain dan membeli kaos custom desain saya di Uteesme nih. Oh iya, yang tertarik dengan Uteesme, bisa langsung ke website atau akun media sosial mereka berikut ini.

Website: www.utees.me
Twitter: @Uteesme
Facebook : Uteesme
Instagram : Uteesme 
Youtube: Utees.me

So, are you ready to design your own tshirt?
I am so ready. :)



Masa Pertumbuhan Kita

Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...