Selasa, 01 Januari 2013

Angkringan Dekat Perempatan Pasar Wage Purwokerto

Apa yang selalu saya rindukan akan Purwokerto?

Salah satu hal yang saya rindukan akan Purwokerto adalah nongkrong bersama teman-teman dan bercengkerama di sebuah angkringan pinggir jalan, sambil sesekali menyeruput segelas jahe susu ditemani sebungkus nasi kucing plus sate keong nan nikmat.

Hari minggu kemarin, usai mengikuti ibadat di Gereja St. Yoseph Purwokerto, saya sengaja berjalan kaki ke rumah melewati perempatan Pasar Wage. Saya sengaja berjalan melewati tempat itu karena saya ingin “berkunjung” ke tempat dulu saya dan teman-teman biasa nongkrong. Sebuah angkringan di dekat perempatan Pasar Wage Purwokerto.

Para pengunjung sedang memilih makanan
Waktu menunjukkan pukul 8 malam. Angkringan itu masih terlihat sepi. Hanya ada tiga pasang muda-mudi yang asyik mengobrol sembari menikmati hidangan di piring mereka. Suasana angkringan ini masih saja seperti dulu, hening jalanannya namun hangat suasananya.






Malam itu saya memesan segelas jahe susu panas serta dua bungkus nasi kucing dan sate keong. Untuk nasi kucing, sate keong dan makanan lainnya, pengunjung bisa langsung mengambil di meja penuh makanan yang ada di samping gerobak angkringan ini. Selain nasi kucing dan sate keong, menu yang tersedia di sini antara lain sate telor puyuh, sate hati ayam, serta gorengan-gorengan semacam mendoan, bakwan, pisang goreng, tahu, dll. Untuk menemani menyantap gorengan, tersedia pula ketupat beserta bumbu kacang yang bisa diambil sesuai selera.

Jahe susu disini rasa susunya lebih terasa daripada rasa jahenya. Ada sedikit kayu manis pada jahe susu yang saya minum. Untuk yang tidak suka jahe susu, pengunjung juga bisa memesan teh maupun kopi. Beragam serbuk kopi instan dalam sachet juga bisa menjadi pilihan di tempat ini.

Nasi kucingnya sendiri menurut saya agak kurang enak. Nasinya agak pera dan lauknya hanya sejumput oseng tempe. Di angkringan lain biasanya ada tambahan sambel atau seiris kecil ikan bandeng di setiap nasi kucing. Untungnya, di tempat ini menyediakan tambahan sambel kacang, gorengan atau sate-satean yang rasanya bisa untuk mengimbangi rasa nasi yang pera.

Harga makanan dan minuman di angkringan ini menurut saya cukup standar. Untuk menikmati segelas jahe susu, dua bungkus nasi kucing dengan sebuah sate kerang, saya cukup merogoh kocek sebesar Rp. 9.000 (sembilan ribu rupiah) saja. Di Purwokerto, harga sebesar itu masih bisa untuk membeli sepiring nasi goreng atau mie rebus tek-tek yang biasa berkeliling di malam hari. Namun nuansa jalanan Purwokerto yang lenggang di malam hari rasanya sepadan dengan harga itu. Apalagi dinginnya gerimis di malam itu membuat jahe susu semakin terasa nikmat di tenggorokan saya. Menghangatkan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa komentarnya ya....:))

Masa Pertumbuhan Kita

Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...