"Living forever: it's not all it's cracked up to be"
Buku ini berkisah mengenai kisah seorang anak bernama Alfie Monk yang tinggal bersama Ibu serta kucing kesayangannya, Biffa. Mereka dikenal dari kaum Neverdead, dan mereka dapat hidup selama beribu-ribu tahun. Rahasia dari panjang umur mereka adalah life-pearl dimana di dalamnya terdapat cairan atau ramuan yang membuat fisik mereka tidak pernah menua.
Setelah ditinggalkan oleh Ibunya yang meninggal akibat tragedi kebakaran di rumahnya, Alfie terpaksa harus mencari tempat tinggal baru yang akhirnya membawanya bertemu dengan Roxy dan Aidan, yang selanjutnya menjadi sahabatnya. Selanjutnya, buku ini menceritakan kisah bagaimana si Alfie yang sebenarnya sudah berusia lebih dari 1000 tahun ini harus dibawa ke rumah singgah bagi anak-anak, menjalani masa-masa sekolah sampai dengan kisah petualangan Alfie, Roxy dan Aidan untuk mencari hal yang penting di hidup Alfie.
Buat saya, buku ini cukup membuat saya memetik satu pelajaran. Dari buku ini, saya belajar bahwa hidup abadi itu tidak selalu membahagiakan. Hal tersebut jelas dirasakan oleh Alfie ketika dia kehilangan seorang sahabatnya di masa lalu, yaitu Jack. Mereka yang awalnya berteman, akhirnya harus berpisah ketika tahun demi tahun Jack tumbuh menjadi semakin dewasa, sedangkan Alfie tetap saja berperawakan 11 tahun, dan tidak pernah bisa tumbuh.
Berawal dari kebingungan pada saat akan dinas ke Medan. Jika dulu pada saat bandar udara Polonia yang notabene berada di tengah kota Medan, mungkin saya tak akan bingung untuk menginap dimana ketika ada acara di Medan. Namun sejak 2 tahun lalu Bandar Udara Kualanamu beroperasi, praktis saya dibuat bingung karena berdasarkan info teman-teman kantor saya, belum ada hotel yang cukup bagus dan layak di sekitar bandar udara berkode KNO ini. Sebagian besar masih hotel yang sering digunakan transaksi plus-plus yang biasanya. Jadi akhirnya berdasarkan rekomendasi teman, saya memilih untuk menginap di d'Prima Hotel Medan ini.
Lokasi hotel ini persis di komplek Stasiun Medan. Inilah poin paling penting dan nilai jual hotel ini. Jadi saya yang baru saja tiba di Bandar Udara Kualanamu, melanjutkan perjalanan menggunakan kereta bandar udara (Railink), dan begitu tiba di Stasiun Medan, saya tak harus lelah menyeret koper, menunggu taksi atau jemputan untuk bisa sampai ke hotel. Cukup melangkahkan kaki ke arah pintu keluar Jalan Stasiun Kereta Api, lalu persis di depan Starbucks Stasiun Medan, terdapat sign d'Prima Hotel.
Resepsionis bisa ditemui Lantai 3. Kalian bisa memilih menggunakan lift ataupun tangga untuk menuju ke tempat resepsionis ini. Untuk kalian yang memesan tiket melalui situs online, kalian tak perlu khawatir jika kalian lupa mencetak bukti pemesanannya karena resepsionis sudah memiliki data pemesanan kalian tersebut. Pada saat check in, kalian akan diminta kartu identitas serta memberikan uang Rp. 50.000,- sebagai jaminan yang akan dikembalikan pada saat check out.
Saya dapat kamar tipe Superior dengan dua ranjang. Hotel ini memberikan compliment yang cukup membahagiakan, yaitu dua buah Pop Mie dan 2 botol air kemasan berukuran 600ml. Selain itu, terdapat pula pemanas air listrik beserta kelengkapan kopi, teh dan gula. Untuk lemari pakaiannya, hanya tersedia dua hanger yang menurut saya kurang dari segi jumlah.
Saya tak terlalu mempermasalahkan ruangan yang memang tidak terlalu luas, hanya saja saya tak terlalu nyaman dengan penataan toilet duduk yang membuatnya sangat sempit dan mentok pada dinding kaca tempat mandi. Untuk televisi, terdapat 27 channel yang bisa dipilih untuk mengisi waktu di kamar.
Jadi apakah Hotel ini saya rekomendasikan?
Pastinya, terutama jika kamu tipe orang yang malas untuk bangun lebih awal hanya untuk melakukan perjalanan dari hotel ke stasiun. Oh iya satu lagi yang ketinggalan yaitu sarapan. Hotel ini tidak menyediakan restoran tersendiri untuk melayani breakfast para tamunya. Jadi, setiap pagi para tamu akan diberi voucher Starbucks yang bisa ditukarkan dengan segelas kopi hitam atau teh plus sepotong croissant.
d'Prima Hotel Medan
Jalan Stasiun Kereta Api No. 1, Medan (Stasiun Medan Lt. 3 dan 4)
http://www.dprimahotelmedan.com/
http://dprimahotel.com/id
Masakan Manado memang sudah sangat terkenal dengan tingkat kepedasannya yang menurut saya di atas rata-rata. Dan bagi saya, masakan Manado itu seperti surga bagi lidah saya yang memang sangat menyukai masakan pedas. Tak terkecuali dengan wisata kuliner saya kali ini yaitu Ikan Bakar Manado yang tentu saja rasanya menggigit lidah saya.
Bertempat di Jalan Bungur Jakarta Pusat, rumah makan ini mudah sekali diakses dengan angkutan umum. Saya dan istri saya malam itu menggunakan angkot no. 12 jurusan Senen – Kota. Hanya saja untuk naik angkot no. 12 ini kita harus bertanya dulu ke pengemudinya apakah dia lewat Galur atau tidak. Selain angkot no. 12 ini, masih ada juga angkot no. 37 dan Kopami 12. Patokan rumah makan Ikan Bakar Manado ini ada di sebelah kanan dari arah Senen, dekat dengan perlintasan kereta api ke arah Jalan Garuda.
Dekorasi ruangan dengan aksesoris layaknya di dalam kapal (dok.pribadi)
Malam itu, kami memesan menu satu buah ikan baronang bakar, satu porsi cah kangkung, dua piring nasi putih dan dua gelas teh tawar hangat. Ada dua pilihan bumbu untuk ikan bakarnya, yaitu bumbu rica-rica dan bumbu kecap. Berhubung perut istri saya sangat sensitif dengan masakan pedas, maka saya memutuskan untuk memilih bumbu kecap sebagai olesan ikan bakar saya. Untuk jenis ikan baronang, berat minimal yang tersedia di rumah makan ini adalah 6 ons per ekor. Dan untuk makan dua orang, sudah sangatlah cukup.
Dua pilihan sambal sesuai selera (dok.pribadi)
Butuh waktu sekitar 20 menit dari waktu kami memesan hingga makanan kami datang lengkap. Waktu menunggu yang cukup lama apalagi jika anda sudah membayangkan ikan bakar dengan cocolan sambal dabu-dabu dan sambal biasa (saya lupa menanyakan nama sambalnya.hehe..). Tak heran, orang di sebelah meja saya yang tak tahan menunggu lama sampai memesan bakwan jagung yang sepintas saya lihat berukuran sangat menggiurkan.
Rasa ikannya enak. Keputusan kami untuk memilih ikan baronang ternyata sangat tepat karena ikan baronang bakar yang disajikan di meja kami dagingnya tebal dan lembut. Rasa bumbunya sendiri kurang meresap dan sedikit kurang manis. Untungnya tersedia sebotol kecap manis di meja kami sehingga kami bisa menambahkan kecap sesuai selera lidah kami. Kangkungnya enak karena dimasak tidak terlalu matang. Jadi masih terasa renyah ketika dikunyah. Buat yang tidak suka pedas, hindarilah menggigit cabe rawit yang bertebaran di antara kangkung-kangkng ini. Ya iyalah ya....:)
Ikan Baronang Bakar Bumbu Kecap (dok.pribadi)
Kangkung Cah
Jumlah total biaya:
1 ekor ikan baronang bakar bumbu kecap berat 6 ons = Rp. 17.000 x 6 ons = Rp. 102.000
1 porsi kangkung cah = Rp. 16.000
3 porsi nasi putih = Rp. 6.500 x 3 porsi = Rp. 19.500
2 gelas teh tawar panas = Rp. 4.000 x 2 gelas = Rp. 8.000
Tadinya saya ingin memberi judul tulisan ini dengan kalimat “Saat Wakil Menteri Bicara Soal Transportasi”.Tapi saya urungkan dan memilih judul yang saya pakai sekarang karena nanti jika rencana Jokowi menghapuskan jabatan Wakil Menteri terlaksana, maka seandainya saya gunakan judul itu, maka judul tulisan saya jadi kadaluarsa dong. Hehe..
Jujur saja ada ketakutan dalam diri saya ketika akan membaca buku ini. Memang dari segi penampilan luar, buku ini memiliki desain cover yang sangat eye-catching. Penggunaan warna hijau tosca dengan ikon-ikon transportasi seperti bus, pesawat, mobil, sepeda, dan kereta dalam desain kartu seakan ingin mengesankan bahwa buku ini menyasar segmentasi pembaca berusia muda. Namun ketakutan saya adalah jika seorang pejabat pemerintahan menulis sebuah buku, yang ada di pikiran saya pasti gaya bahasa yang digunakan akan sangat membosankan dengan bahasa-bahasa dewa yang tak mudah dimengerti. Dan ternyata ketakutan saya benar-benar tidak terbukti dan bahkan sebaliknya saya dengan ini menyatakan SANGAT MENYUKAI buku ini secara keseluruhan.
Pak Bambang Susantono, selanjutnya akan saya sebut penulis, ternyata benar-benar pintar menulis. Terlihat dari gaya bahasa yang mengalir dan mudah dipahami. Membaca buku ini seperti saya sedang membaca buku dari seorang pakar transportasi sedang bercerita dengan gaya tulisan ala blogger. Ringan namun berbobot.
Buku ini terbagi dari 6 bab dimana setiap babnya terdiri dari 3-4 artikel. Secara keseluruhan, penulis lebih banyak menyoroti mengenai transportasi darat terutama di DKI Jakarta. Ya mungkin karena memang sepertinya DKI Jakarta sebagai ibukota negara ini seharusnya menjadi sebuah “etalase negara” yang baik, termasuk dari sisi transportasinya. Dalam buku ini, penulis menyoroti beberapa hal terkait perkembangan transportasi di ibukota seperti misalnya dalam artikel “Mimpi Buruk bernama : Gridlock!” yang khusus menyoroti kemungkinan terjadinya “Gridlock” yaitu istilah untuk menggambarkan parahnya kemacetan lalu lintas yang seolah-olah terunci, tanpa ada yang bisa memastikan posisi awal dan akhir kemacetan. Atau ada pula beberapa artikel dimana penulis membahas beberapa alat transportasi yang sudah (dan akan) ada di Jakarta seperti pada tulisan “Monorel”, “Busway, Why Bus?”, “MRT, di Atas atau di Bawah Tanah”.
Selain bicara tentang transportasi darat khususnya transportasi untuk perkotaan, penulis juga membahas beberapa jenis angkutan seperti angkutan sungai (dalam artikel “Angkutan Sungai a.k.a Waterways), atau angkutan laut (dalam artikel “Kita Perlu Pelabuhan Baru”) dan juga angkutan udara (dalam artikel “Bandara (harusnya) Bikin Bangga”. Semuanya dibahas dengan cukup lengkap dengan bahasa yang menarik.
Ada yang menjadi ciri khas penulis dari setiap artikel yang dia tulis disini. Di dalam artikel yang ditulis, penulis selalu mencantumkan data-data disertai dengan sumber data yang ditulis di bagian belakang buku. Penulis pun di setiap artikelnya selalu membandingkan substansi materi yang sedang dia bahas dengan apa yang sudah terjadi di luar negeri. Misalnya saja ketika membahas mengenai busway, penulis menceritakan pula keberhasilan sistem BRT alias Bus Rapid Transit (busway di luar negeri dikenal dengan istilah BRT) di Brasil, Tiongkok, maupun Bogota.
Untuk kalian yang ingin tercerahkan akan dunia transportasi Indonesia, tak hanya permasalahannya tapi juga kemungkinan solusi-solusi yang ada, wajib banget baca buku ini. Apalagi, di setiap akhir artikelnya terdapat beberapa pertanyaan yang membuat kita untuk berpikir untuk turut serta memberi solusi atau ide akan permasalahan-permasalan transportasi yang dibahas. Dan, ide-ide kalian tersebut bisa diemail ke revolutrans@gmail.com atau mention ke akun twitter @revolutrans.
Mari berpartisipasi dalam dunia transportasi Indonesia. Karena pada intinya, transportasi adalah tentang kita. Tentang manusianya.
Tema seputar dunia social media, digital agency beserta strateginya memang selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Hal itulah kenapa Akber Jakarta hari Kamis, 20 Februari 2014 yang lalu kembali mengadakan kelas dengan topik seputar dunia social media. Kali ini, tema yang dibahas adalah “Digital Content Strategy” alias Strategi Konten Digital. Dan, guru yang bersedia berbagi malam itu adalah @AgungpumA, seorang praktisi yang berpengalaman di bidang digital marketing.
Mas @AgungpumA mengawali kelas #AkberJKT6 yang malam itu bertempat di kantor Liputan 6 (@liputan6dotcom) dengan menampilkan beberapa slide yang menggambarkan data seputar dunia internet di Indonesia, mulai dari perbandingan jumlah populasi dengan jumlah pengguna internet di Indonesia, sampai data apa saja yang biasanya dibuka oleh pengguna mobile internet use.
Sebelum berbicara digital content strategy, Mas Agung menjelaskan tentang optimisasi social, yang secara singkat disinilah kita harus tahu apa manfaat social media bagi sebuah brand. Ada beberapa manfaat social media yang dijelaskan oleh Mas Agung, yaitu:
Social media sebagai alat untuk menyampaikan pesan kita di media online
Sebagai media untuk membangun branding dan membuat kita/brand dibandingkan dengan yang lain
Sebagai media untuk membangun network atau conversation
Untuk mempercepat penyebaran informasi tentang kita/brand
Karena sifatnya mengglobal, social media juga berperan sebagai global word of mouth
Definisi dari strategi konten itu sendiri dapat dilihat dari kata pembentuknya yaitu konten dan strategi. Konten adalah teks, data, grafik, audio atau video, sedangkan strategi adalah rencana yang dibuat yang bertujuan untuk mencapai hasil yang diinginkan (goal).
Terdapat 3 jenis konten yang diterangkan oleh Mas Agung: published content, reactive content, dan proactive content.
Published content, adalah konten yang kita buat sendiri yang bertujuan untuk memperkuat karakter brand kita.
Reactive content, yaitu konten yang dibuat untuk menanggapi konten lain ataupun isu yang sedang berkembang
Proactive content, yaitu konten yang secara proaktif berbagi, atau mempromosikan, yang diterbitkan di platform orang lain.
Berlanjut ke inti dari materi kelas ini, yaitu strategi konten, pada prinsipnya hanya ada 5 proses atau tahapan dalam strategi ini. Apakah 5 proses “Buat KAMU” yang menjadi satu kesatuan dalam strategi konten ala Mas Agung?
1. Buat
Konten untuk blog, email, video web, perangkat mobile, media sosial, dan properti online lainnya.
Bentuk panjang dan bentuk pendek teks, gambar, link, video, widget, presentasi, dan media online lainnya.
Semua konten yang dikembangkan berdasarkan rencana konten, dan dirancang untuk memenuhi tujuan dari inisiatif.
2. Kelola
Mengelola Team pembuat konten, team Internal, klien yang mengerjakan konten, dll
Kelola pengendalian mutu untuk setiap platform, memastikan bahwa semua konten web dioptimalkan dan diterbitkan mengikuti strategi yang terbaik.
Pastikan bahwa semua pekerjaan diciptakan, disetujui, dan diterbitkan pada waktu yang tepat dan sesuai strategi.
3. Amati
Memantau dialog pada platform Digital yang dimiliki, serta media lain pada umumnya untuk mengidentifikasi resiko dan peluang.
Pantau sentimen untuk tetap informasi tentang apa yang orang-orang pikirkan tentang brand kita secara real time.
Mengidentifikasi pengaruh, dan memelihara daftar influencer yang relevan dalam ruang Anda dari waktu ke waktu
4. Moderasi
Menanggapi dialog yang dituangkan dalam rencana konten.
Mengevaluasi dan mengajak user untuk berbagi konten pada platform yang dimiliki.
Mengidentifikasi dan mengevaluasi dialog brand kita pada platform eksternal.
Mengedit dan menyetujui konten yang masuk dari sumber eksternal.
Secara proaktif mempromosikan konten brand pada platform eksternal.
5. Ukur
Ukur hasil konten yang sudah dibuat dengan menggunakan alat pengukuran yang kredibilitasnya diakui.
Kontrol dan buat konten baru dari hasil pengukuran yang sudah dilakukan agar bisa menjadi acuan dalam membuat konten kedepannya
Satu pesan terakhir dari Mas Agung di akhir presentasinya. “ Social Media hanya sebagai alat, Konten adalah yang utama”.
Foto-foto diambil dari dok.pribadi (@rbennymurdhani) dan @AkberJKT
Tepat tanggal 6 Februari 2014 yang lalu, AkberJKT menyelenggarakan kelas #AkberJKT4 dengan tema “Financial Planning For All Ages”. Bertempat di Kantor QM Financial, Jalan Jalan Ciranjang 63B (Gedung One Wolter), kelas #AkberJKT ini dihadiri sekitar 25 orang, termasuk para relawan AkberJKT.
Mba Ligwina Hananto, selanjutnya disingkat Mba Wina, memulai kelas dengan menjelaskan bahwa untuk memulai sebuah proses perencanaan keuangan, kita harus terlebih dahulu tahu kita ada di posisi mana: apakah kita masih single, newly wed, family, atau pensioner. “Karena kebutuhan seorang single pasti akan berbeda dengan seorang yang telah berada pada tahap family”, kata Mba Wina menjelaskan.
Prinsipnya, terdapat 3 kegiatan yang menjadi dasar dari sebuah Financial Planning, yaitu Manage your cashflow, Check up your financial condition, dan Learn about investment.
Dalam mengatur cashflow alias pemasukan-pengeluaran kita, Mba Wina memberikan 5 langkah sederhana yang harus kita lakukan segera setelah kita menerima gaji:
- Bayar tagihan kartu kredit
- Alokasi pengeluaran bulanan
- Beresin sedekah/zakat/bantu orang lain
- Investasi
- Sudah semua? Sisa uangnya diatur hingga gajian bulan depan
5 langkah tersebut dibuat Mba Wina berdasarkan urutan kewajibannya. Ia mencontohkan pengeluaran uang kost tiap bulan yang lebih penting daripada untuk investasi. Kan tidak mungkin bukan gara-gara mendahulukan investasi, akhirnya kita tidak bisa bayar uang kost atau kontrakan sehingga kita diusir dari kost atau kontrakan tersebut.
Mba Wina sempat memberikan tips untuk mengakali agar gaji tidak habis duluan dengan cara semua urusan pembayaran harus sudah selesai sebelum tanggal 5. Nanti dari pembayaran-pembayaran tersebut, sisa uangnya dibagi 4 untuk kebutuhan per minggu, jadi kita cukup ambil ke ATM seminggu sekali.
Setelah 5 langkah dalam Cashflow Management tadi, Mba Wina meneruskan ke bagaimana alokasi penghasilan kita. Pengeluaran kita apakah lebih besar daripada penghasilan kita atau tidak. Secara umum, komponen penghasilan bisa berasal dari hasil bisnis, gaji, sewa properti, dividen saham, kupon obligasi, bunga deposito. Sedangkan komponen pengeluaran kita terdiri dari cicilan utang, premi asuransi, rumah tangga, transportasi, anak, keluarga, pekerja, kesehatan, dan terakhir adalah kebutuhan pribadi, dengan presentase maksimal 30 % untuk cicilan utang, 20-40% untuk premi asuransi s/d kesehatan, dan 20 % untuk pribadi. Dari perhitungan antara penghasilan dikurangi pengeluaran tersebut bisa diketahui apakah cashflow kita positif atau negatif, atau masih adakah sisa uang untuk investasi.
Quick Financial Check Up
Salah satu materi yang cukup seru dibahas adalah ketika Mba Wina memberikan hasil hitung-hitungan dana pendidikan anak, mulai dari TK s/d S1. Untuk membuat perencanaan dana pendidikan anak, kita harus sudah tahu berapa saat ini biaya sekolah yang direncanakan untuk anak kita, lalu kemudian ditambah dengan total inflasi per tahunnya. Pesan Mba Wina, untuk jangka waktu dekat gunakanlah instrument investasi yang beresiko kecil, sedangkan untuk perencanaan jangka panjang instrument investasi dengan target return yang lebih besar, seperti reksadana saham, dapat menjadi pilihan.
Perhitungan Dana Pendidikan Anak
Seperti biasanya, diakhir penjelasan materi, para peserta dipersilakan untuk bertanya kepada guru yang sudah mengajar. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah terkait dengan dana darurat, Mba Wina menjelaskan bahwa dana darurat itu dihitung dari dana pengeluaran bulanan dikalikan dengan jumlah pengali yang berbeda-beda tergantung “WHERE ARE YOU NOW” tadi. Untuk single 4 kali pengeluaran bulanan, menikah 6 kali, anak satu 9 kali, punya anak >1= 12 kali.
nb; tulisan ini juga dipublish di sini>> http://akademiberbagi.org/financial-planning-for-all-ages-bersama-ligwina-hananto-mrshananto/
Judul buku : Mr.Ambassador, Dari Wartawan Foto Menjadi Duta Besar
Penulis : M. Indro Yudono Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman: 274 hlm
Terbit : Agustus 2013
Menjadi seorang diplomat lalu berkeliling dunia, mengenalkan Indonesia kepada khalayak internasional sudah lama menjadi impian saya. Cita-cita itu pernah sangat terasa dekat ketika saya mengikuti serangkaian tes untuk menjadi seorang diplomat di Kementerian Luar Negeri tiga tahun lalu. (Baca pengalaman saya disini). Sayang sekali saya belum dapat lolos dalam tes tersebut. Akhirnya, impian saya untuk berkeliling dunia sebagai seorang diplomat pun saya kubur dalam-dalam. Namun impian saya tersebut, sedikit terangkat kembali usai saya membaca buku "Mr. Ambassador, Dari Wartawan Foto Menjadi Duta Besar" ini.
Pertama kali saya tertarik dengan buku ini bukan karena saya tertarik dengan judulnya, tetapi karena di sampul buku ini terdapat sebuah stiker bertuliskan "Peraih Bronze Trophy Cover Terbaik Pinasthika Award 2013". Jadi awalnya saya tertarik membeli karena saya tertarik dengan sampul buku ini. Baru setelah saya membaca keseluruhan buku ini, baru saya menyimpulkan bahwa isi buku ini jauh lebih menarik bagi saya, dibandingkan desain sampulnya.
Buku "Mr. Ambassador, Dari Wartawan Foto Menjadi Duta Besar" merupakan buku karya M. Indro Yudono, seorang duta besar yang mengawali karirnya dari seorang wartawan foto di IPPHOS hingga puncak karirnya menjadi seorang Duta Besar Luar Biasa dan Berkasa Penuh di KBRI Swiss di tahun 2001-2005. Buku ini berisi 23 kisah dari sang Duta Besar mulai dari pengalaman beliau selama menjadi wartawan foto di IPPHOS (dari buku ini pula saya mengetahui apa itu IPPHOS), masuk ke Departemen Luar Negeri (selanjutnya saya sebut Deplu), hingga penugasan demi penugasan dari Deplu dan akhirnya beliau menjadi seorang Duta Besar Luar Biasa dan Berkasa Penuh di KBRI Swiss hingga tahun 2005 lalu.
Dalam buku ini, Pak M. Indo Yudono (selanjutnya saya sebut dengan Pak Indro) tak hanya mengisahkan cerita-cerita seputar pekerjaannya sebagai seorang diplomat saja. Di buku ini kita bisa melihat kisah-kisah lain dari beliau seperti misalnya bagaimana kisah perjodohan antara Yeyen, seorang Kepala Rumah Tangga pada saat Pak Indro bertugas di KJRI Hamburg, Jerman, dengan Paul, seorang kebangsaan Belanda.
Tulisan favorit saya di buku ini adalah tulisan berjudul "Jenjang Pendidikan yang Kutempuh", dimana Pak Indro menceritakan pendidikan apa saja yang ia tempuh selama bekerja menjadi diplomat, termasuk di dalamnya pengalamannya seputar Sekolah Dinas Luar Negeri, Sekolah Staf Dinas Luar Negeri Tingkat Madya, dan Sekolah Staf dan Pimpinan Deplu. Impian saya menjadi diplomat menjadi sedikit terobati begitu membaca bagian ini.
Ada kisah menarik dibalik penulisan buku ini. Berdasarkan artikel disini, ternyata penulisan buku ini benar-benar sebuah perjuangan bagi Pak Indro, karena dalam kurun waktu sekitar delapan bulan ia menulis, beliau harus bolak-balik ke rumah sakit, termasuk amputasi satu lututnya karena infeksi. Bahkan, sekitar tiga
perempat naskah diketik beliau dengan satu jari tangan kanan akibat penyakit Parkinson.
Untuk mendapatkan pekerjaan yang bagus, salah satu faktor penting yang harus kita perhatikan adalah persiapan kerja, termasuk di dalamnya adalah bagaimana membuat CV yang baik dan bagaimana teknik menghadapi wawancara kerja. Hal inilah yang menjadi inti pembelajaran kelas AkberJKT yang bertema “Career Preparation” tanggal 21 November 2013 yang lalu.
Pak Michael Handry, guru yang mengajar malam itu, membagi materi kelasnya menjadi tiga hal, yaitu bagaimana membuat CV yang baik, bagaimana persiapan wawancara kerja, dan bagaimana teknik menghadapi wawancara kerja. Pak Michael ini adalah salah satu trainer advisor dari Interview First, sebuah tempat kursus yang mengkhususkan diri pada kursus “persiapan kerja”, yang malam itu sekaligus memberikan donasi ruangan kepada AkberJKT.
Terkait bagaimana membuat CV yang baik, Pak Michael menjelaskan bahwa sebuah CV adalah alat pemasaran alias “marketing tools” diri kita. Oleh karena itu, “jangan pernah membuat CV secara asal-asalan apalagi hanya copy paste dari CV milik teman”, jelasnya.
Isi dari CV itu sendiri adalah data pribadi, pengalaman kerja, pendidikan dan training, kompetensi, minat dan prestasi, informasi tambahan, dan yang terakhir adalah referensi. Berikut beberapa catatan yang saya buat kaitannya dengan isi dari sebuah CV:
Pada bagian pengalaman kerja, jangan hanya menyebutkan jenis pekerjaan dan lama rentang waktu bekerja saja, melainkan harus lebih detail lagi yaitu dengan menyebutkan apa saja tugas dan tanggung jawab pada pekerjaan tersebut, termasuk achievement alias prestasi yang didapat dari pekerjaan tersebut.
Bagaimana untuk para lulusan baru yang belum punya pengalaman kerja? Mas Michaelmenjelaskan bahwa untuk para lulusan baru seperti ini, kolom pengalaman kerja bisa diganti dengan pengalaman berorganisasi.
Untuk pendidikan dan training, seorang pelamar kerja tidak perlu melampirkan sertifikat bukti pernah mengikuti pendidikan atau training tersebut. Kenapa? Karena nanti bila memang pelamar dipanggil untuk tahap wawancara, maka pada saat itulah biasanya HRD akan menanyakan sertifikat-sertifikat yang membuktikan bahwa si pelamar benar-benar telah mengikuti pendidikan dan training sebagaimana disebutkan dalam CV.
Buat yang memiliki bakat musik, nyanyi atau potensi lainnya, perusahaan biasanya akan suka karena karyawan/i yang memiliki bakat semacam itu biasanya akan membentuk employee engagement dalam perusahaan tersebut.
Bagaimana kalau kita memiliki pengalaman kerja di berbagai bidang? Apakah kita harus memasukkan semua pengalaman kerja tersebut atau hanya yang relevan dengan pekerjaan yang sedang dilamar? Untuk pengalaman kerja yang semacam “nano-nano” tersebut sebaiknya dimasukkan saja ke dalam CV. Kenapa? Ya karena pengalaman kerja adalah investasi waktu kita. Ada kemungkinan juga HRD akan melihat sisi positif dari pengalaman kerja yang “nano-nano” tersebut.
Setelah materi soal bagaimana membuat CV yang baik tersebut, Pak Michael kemudian melanjutkan materi inti keduanya yaitu bagaimana mempersiapkan diri menghadapi tes interview atau wawancara kerja. Di bagian ini, Pak Michael menjelaskan fakta-fakta interview dari hasil survey yang dilakukan oleh David Schepps – penulis di AOLJobs pada 2000 atasan. Berikut fakta-fakta interview tersebut:
33% dari atasan memahami bahwa dalam 90 detik pertama pada sebuah interview apakah mereka akan menerima seseorang.
67% dari atasan mengatakan bahwa eye contact yang buruk adalah kesalahan non verbal yang paling umum.
Ketika bertemu orang baru, 55% dari hasil interview berasal dari cara seseorang berpakaian, bersikap dan berjalan masuk.
65% dari atasan mengindikasikan bahwa pakaian bisa menjadi faktor yang menentukan jika ada dua kandidat memiliki hasil interview yang sama.
Memiliki pengetahuan yang sedikit (bahkan tidak sama sekali) dari perusahaan adalah kesalahan yang paling umum pada waktu interview.
Pertanyaan nomor satu yang paling sering ditanyakan adalah ceritakan tentang diri anda.
Kesalahan umum nomor satu ada sebuah job interview adalah tidak bertanya mengenai pekerjaan.
Selesai dengan materi bagaimana mempersiapkan diri menghadapi interview, disambung dengan materi ketiga yaitu bagaimana menghadapi interview. Pada bagian ini, salah satu hal yang saya sempat catat adalah jangan pernah bertanya soal gaji pada saat wawancara awal, kecuali memang pewawancara yang bertanya soal gaji.
Pembahasan menjadi menarik ketika dijelaskan mengenai penilaian kepribadian berdasarkan DISC profile karena Pak Michael menantang Akberians yang datang untuk mencoba mengkategorikan 4 Presiden RI yaitu Soekarno, Soeharto, Gus Dur dan SBY ke dalam 4 kuadran DISC profile tersebut. Silakan menebak-nebak ya.
Setelah dijelaskan mengenai DISC Profile, selanjutnya dijelaskan salah satu metode interview yaitu Behavioral Interview (STAR). Metode ini seperti mengambil salah satu “bagian” dari kehidupan si pelamar, biasanya adalah pengalaman kerja, yang seakan menjadi semacam “jendela” untuk melihat kepribadian si pelamar secara keseluruhan.
Metode STAR
Situation. Menjabarkan situasi di penglaaman kerja Target. Apa yang ingin dicapai kapan berapa Action. Apa strateginya skill yang diperluka support Result. Hasil prestasi
Di akhir kelas, salah satu pesan yang selalu dibilang oleh Pak Michael adalah bekerja itu ibadah. Beliau mengatakan bahwa kita semua ini sedang bekerja di “perusahaan Tuhan”. Kita tidak tahu kita akan bekerja dimana, yang jelas bekerja dimana pun kita harus memiliki integritas.
Terkait interview sendiri, Pak Michael berpesan bahwa jangan pernah berbohong pada saat melamar pekerjaan, karena cepat atau lambat, perusahaan akan mengetahui apakah si pelamar atau berbohong atau tidak.
sumber: @akberJKT
Fakta yang membuat saya kaget adalah ternyata biaya untuk menerima orang baru itu 6 kali lebih besar daripada mempertahankan dan menjaga karyawan yang sudah ada. Wew… Tak heran mengapa perusahaan yang bagus akan benar-benar melakukan proses seleksi karyawan baru secara ketat.
Datang ke pernikahan saudara, kerabat maupun rekan kerja memang menjadi suatu kegemaran saya. Selain demi menjalin silahturahmi, saya dan pasangan saya pun gemar mendatangi acara resepsi pernikahan demi mengamati dan mempelajari apa saja sih yang mesti disiapkan untuk sebuah pesta atau resepsi pernikahan.
Souvenir pernikahan adalah salah satu hal yang penting dan perlu disiapkan oleh pasangan yang akan menikah. Sepanjang pengamatan saya, selama ini souvenir yang lazim diberikan di beberapa acara pernikahan yang saya datangi adalah gelas, kalender, gantungan kunci, dompet, hiasan kulkas, asbak, dan berbagai pernak-pernik lainnya.
Dalam memilih souvenir pernikahan, saya sendiri cenderung menyukai souvenir pernikahan yang tak hanya bisa dipajang dan digeletakkan saja di dalam lemari. Itu kenapa, saya lebih suka souvenir pernikahan berupa gelas, meski sederhana, daripada sebuah boneka atau souvenir yang terlihat bagus dan mahal. Pertimbangan nilai guna souvenir menjadi hal yang penting bagi saya, selain pertimbangan harga pastinya.
Selasa kemarin, saya berkumpul bersama-sama beberapa teman kelas 3 SMA saya dulu, dalam rangka buka bersama sekaligus reuni. Seperti halnya reuni biasanya, kami saling bercerita dan mengenang nostalgia masa SMA dulu, sekaligus bercerita hal-hal seperti pekerjaan saat ini, keadaan keluarga, dan sebagainya. Dan dari sekian cerita dari teman-teman yang kebanyakan bekerja di perusahaan maupun sebagai PNS, ada salah satu teman saya yang bernama Ivo yang memilih untuk membuka usaha sendiri. Dan kenapa saya dari awal tulisan bercerita mengenai souvenir pernikahan, karena usaha yang saat ini dijalaninya adalah pembuatan souvenir.
Tree of Love alias Pohon Cinta. Itulah jenis souvenir yang ditawarkan oleh teman saya. Di bawah bendera usaha "LadyBug", Ivo tak hanya ingin mencari penghasilan dari usahanyaini, tetapi juga berusaha untuk mengaplikasikan ilmu yang ia dapat selama menjadi mahasiswa jurusan pertanian, sekaligus mewujudkan misi mulianya yaitu membantu mengurangi dampak global warming dan melestarikan lingkungan.
Paperbag "pohon cinta" (dok.pribadi)
Konsep dari bisnis pohon cinta ini sendiri adalah bahwa nanti pelanggan yang memesan akan mendapatkan sejumlah souvenir yang dipesan, yaitu berupa paperbag yang berukuran tinggi 13 cm dan lebar 6,5 cm. Nantinya, di setiap paperbag tersebut akan diisi dengan bibit-bibit tanaman komoditas holtikultura alias pohon buah-buahan seperti sirsak, manggis, duwet, dan lain-lain. Tinggi bibitnya sendiri berkisar kurang dari 50cm, tergantung dari jenis tanamannya. Paperbag berisi bibit "pohon cinta" inilah yang nanti dijadikan souvenir pernikahan, seminar, maupun acara lainnya.
Apa yang diharapkan dari Ivo, selain keuntungan usaha, adalah nantinya bibit "pohon cinta" akan ditanam oleh masing-masing penerima souvenir tersebut. Dan lebih lanjut lagi, pohon yang tumbuh besar akan membantu lingkungan sekitar menjadi lebih hijau dan mengurangi dampak global warming.Apalagi nantinya, buah-buahan yang dihasilkan dari pohon tersebut pun bisa dikonsumsi pula bukan.
Jujur saya tertarik sekali melihat konsep bisnis yang dijalankan Ivo. Saya jadi membayangkan seandainya saya menikah nanti dan menggunakan "pohon cinta" ini sebagai souvenir pernikahan. Saya dan pasangan saya akan menanam juga bibit "pohon cinta" tersebut dan merawatnya hingga tumbuh besar. Dan terbayang kemudian keluarga kecil saya nanti akan duduk di bawah pohon tersebut, menyantap buah hasil pohon tersebut sambil bercerita kepada anak saya bahwa pohon tersebut adalah salah satu kenangan pernikahan saya. Oh...so sweet....*plakk* *kembali ke kenyataan*
Oh iya, buat kalian yang tertarik menjadikan bibit "pohon cinta" sebagai souvenir di acara pernikahan, seminar atau acara lainnya (atau mungkin punya mimpi dan imajinasi seperti saya..hehe), bisa menghubungi ke kontak berikut ini.
brosur (dok.pribadi)
LADYBUG, Have a dream
Alamat:
Jl. Pramuka 7 RT 03/II
Desa Kali Sari, Kecamatan Cilongok
Banyumas, Jawa Tengah
Kode Pos 53162
No HP: 0857-261-55699
Email: ivoladybug@gmail.com
Buat yang di Jakarta atau kota-kota yang jauh dari Purwokerto dan sekitarnya, pesanan kalian pasti akan dilayani kok. "Kami siap mengantarkan", begitu kata Ivo, teman saya tersebut. :)
Awalnya datang kesini karena gak sengaja. Tadinya, saya dari arah Blok M hendak menuju ke arah Sarinah Thamrin. Tapi apa daya, Kopaja 19 yang saya melewati malah tidak bisa lewat Semanggi, dan malah berbelok ke arah Slipi dan menuju ke Tanah Abang melalui Pejompongan. Pas di sekitar perempatan Lembaga Administrasi Negara, saya sengaja turun karena yakin ke arah Tanah Abang pasti macet total akibat perayaan HUT Jakarta. Sembari menunggu Kopaja ke arah Blok M datang, ternyata pandangan mata saya terusik pada sebuah warung yang ada di sekitar jalan itu.
Warung Cirebon Sambal Setan Bu.Hj. Mut. Itulah nama warung yang langsung membuat saya penasaran. Apa sebab? Pertama adalah warung itu sangat-sangat ramai dikunjungi orang. Dan yang kedua adalah apa lagi kalau bukan nama "Sambel Setan" itu. Sebagai penggemar masakan pedas, langsung saja perut saya keroncongan mendengar istilah "Sambel Setan" tersebut.
Yang satu goreng, yang satu ngulek sambel (dok.pribadi)
Malam itu saya memesan ayam goreng bagian dada, sepiring nasi dan segelas es teh. Bagi yang ingin makan disini memang harus sabar untuk menunggu. Saat saya memesan saja, saya mesti menunggu sekitar 10 menit untuk dapat meja dan kursi kosong. Ya memang, jumlah meja dan kursi disini menurut saya terlalu sedikit, padahal pengunjung yang datang ramai sekali malam itu. Bahkan beberapa pengunjung makan sambil berdiri.
Ramenya pengunjung warung ini (dok.pribadi)
Tuh yang di luar lagi pada antri (dok.pribadi)
Tak lama setelah saya memesan, hidangan saya datang. Sepotong ayam goreng dada, sepiring nasi putih, segelas es teh, sepiring lalapan dan sepiring kecil Sambel Setan. Penasaran dengan rasa pedasnya, segera saja saya mengambil lalapan dan mencocolnya ke dalam sambal. Dan ternyata..rasanya benar-benar pedasssss..Saya saja sampai harus pesan segelas es teh lagi, segera setelah segelas es teh yang pertama ludes saya minum.
Pesanan saya malam ini (dok.pribadi)
Lalapan yang disajikan disini agak berbeda dengan di warung-warung biasanya. Di warung ini, lalapan seperti kacang panjang, buncis labu siam, dan kol sudah terlebih dahulu direbus. Hanya ketimun saja yang disajikan mentah. Malam itu lalapan yang saya dapatkan berupa buncis rebus dan ketimun.
Penampakan si "Sambel Setan" (dok.pribadi)
Jujur saja, rasa ayam gorengnya sih menurut saya biasa-biasa saja dan bumbunya kurang terasa. Tapi memang benar, sambel setannya yang ekstra pedas itu yang membuat saya lahap makan. Saya malah lebih suka makan sambelnya dengan lalapan rebus itu lho, mengingatkan saya akan masakan Ibu di rumah.
Harga makanan dan minuman disini standar seperti warung ayam goreng lainnya kok. Untuk satu potong ayam goreng dada, sepiring nasi plus lalapan dan sambel setan, dan dua gelas es teh, saya cukup merogoh kocek sebesar Rp. 21.000, dengan rincian Rp.15.000 untuk nasi plus ayam, lalapan , sambel, dan Rp. 6.000 untuk dua gelas es teh.
Buat kalian yang doyan banget masakan bercitarasa pedas, wajib banget datang ke tempat ini. Tempatnya mudah ditemukan kok. Jadi kalau kalian dari arah Benhil, dari perempatan LAN kalian tinggal belok kanan ke arah Tanah Abang. Letak warungnya sekitar 50 meter dari perempatan LAN tersebut.
Judul buku : Kastana Taklukan Jakarta
Penulis : Soleh Solihun
Penerbit : Penerbit Literati Imprint dari Penerbit Lentera Hati
Jumlah halaman: 290 hlm
Terbit : Maret 2013
Harga: Rp. 49.000,-
Alasan kenapa saya membeli buku ini adalah karena awalnya saya mengira buku ini akan memuat pendapat, opini maupun cara dan tips seputar jurnalisme musik dari seorang Soleh Solihun. Hal itu terbersit setelah saya membaca sinopsis yang ada di cover belakang buku ini yang berbunyi:
"Seluk beluk pekerjaan di dunia jurnalistik, khususnya jurnalistik dunia hiburan, digambarkan dengan ringan dan segar oleh Soleh Solihun."
Dan, setelah selesai membaca buku ini dalam waktu sekitar 8 jam, ternyata buku ini berisi lebih dari apa yang saya pikirkan. Ya meski sebenarnya, saya justru ingin sekali Soleh Solihun membuat semacam buku pintar menjadi jurnalis musik.
Dalam buku ini, Soleh menceritakan kisah perjalanannya dari ketika masih usia SD, saat ia bercita-cita menjadi ABRI (baca: tentara) dan Ustadz, hingga kehidupannya saat ini, dengan segala macam pekerjaan yang dilakoninnya.
Buku ini terbagi menjadi 5 bagian atau bab, yaitu Prolog, Kerja! Kerja! Ayo Kita Kerja!, Dari Anak Muda ke Pria Dewasa, Mimpi Yang Terwujud, dan terakhir adalah Epilog. Dalam Prolog, Soleh menceritakan sedikit tentang cita-cita masa kecilnya, dan dilanjutkan dengan kisah kehidupannya selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran dengan peminatan jurnalistik.
Selanjutnya, berturut-turut yaitu bagian Kerja! Kerja! Ayo Kita Kerja!, Dari Anak Muda ke Pria Dewasa, Mimpi Yang Terwujud menceritakan banyak lika-liku kehidupan saat Soleh hijrah ke Jakarta dan mulai memasuki dunia kerja. Dari tiga bagian ini, kita bisa mengetahui bagaimana perjalanan karir seorang Soleh, termasuk pada titik-titik dimana Soleh harus berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Menurut saya, tiga bagian inilah yang menjadi inti buku ini.
Di bagian Epilog, Soleh bercerita bagaimana kehidupannya saat ini, terutama soal berbagai pekerjaan yang dilakoninya sekarang, terutama ketika akhirnya saat ini Soleh Solihun lebih terkenal sebagai seorang komika, suatu istilah untuk orang yang berprofesi stand up comedy.
Satu catatan pada buku ini dari saya yaitu pada halaman 285 dan 286.
Perhatikan kalimat pada paragraf 3 halaman 285 yang berbunyi:
Kejadian saya dipecat sering jadi bahan candaan teman-teman di kantor RR. "Ah...gua mau nyari cara supaya dipecat kayak elu. Biar dapat pesangon." kata fotografer Mirna.
Bandingkan dengan paragraf 2 halaman 286 yang berbunyi:
Kejadian saya dipecat, sering jadi bahan candaan teman-teman di kantor RR. "Ah...gua mau nyari cara supaya dipecat kayak elu biar dapet pesangon," kata fotografer Mirna.
Sama bukan??? :)
Semoga saja nanti di edisi revisi, catatan saya ini bisa jadi bahan perbaikan oleh editor.
Secara keseluruhan, bagi saya buku ini cukup menarik bagi saya. Walaupun saya sebenarnya masih mengharap Soleh suatu saat nanti bisa menulis mengenai jurnalisme musik maupun pandangannya seputar dunia musik di Indonesia.
Oh iya, pasti kalian bingung kan siapa itu Kastana. Kok Soleh memberi judul bukunya Kastana Taklukkan Jakarta?
Jawabannya ya silahkan membaca buku ini sendiri. Hehe...
Setelah beberapa kali mereview tempat makan, film maupun buku, sekarang saya mau mencoba mereview sebuah gadget. Dan gadget yang beruntung untuk saya review kali ini adalah Samsung Galaxy S4. Oh iya, sebelumnya, terima kasih kepada teman saya @melissa_purba yang sudah bersedia meminjamkan S4 di kantor untuk saya otak-atik.
Sebelum kalian baca review saya ini, harap diingat bahwa ini adalah review dari seorang awam. Jadi kalau ga detil dan mendalam ya dimaafkan ya. :)
Oke lanjut..
SAMSUNG GALAXY S4
1. Bentuk
Dari segi bentuk,bagi saya mirip seperti SIII, cuma memang ukuran layarnya lebih besar. Kalau SIII memiliki layar 4,8 inchi, maka S4 memiliki layar 5 inchi. Ya memang si, masih kalah lebar dibandingkan Galaxy Note II saya yang ukurannya 5,5 inchi (gak mau kalah..).hehe...
Tampilan layar S4 ini bening banget. Katanya si karena tingkat kerapatan pikselnya lebih rapat daripada milik SIII.
2. Kamera
Salah satu fitur unggulan di Samsung Galaxy S4 menurut saya adalah pada kamera. Dengan Note II yang kameranya 8 MP saja saya sudah cukup puas, dan sekarang S4 dibekali dengan kamera 13 MP. Keren banget gak tuh.
Memang sih,smartphone berkamera 13 MP ini bukan yang pertama yang ada di Indonesia karena sebelumnya sudah ada Sony Xperia Z. Sayang saya belum pernah mencoba Sony Xperia Z jadi tidak bisa membandingkan hasil dari kedua smartphone tersebut.
Banyak pilihan mode yang ada di S4 ini. Beberapa mode yang keren menurut saya adalah:
- Sound & Shot. Dalam mode ini, kita bisa mengambil foto sekaligus latar belakang suara pada saat kita memotret. Durasi suaranya 15 detik. Jadi misal kalian lagi motret pantai, maka nanti hasil foto kalian akan ada suara deburan ombaknya juga. Keren kan...
- Eraser. Pernah gak kalian lagi motret teman kalian di taman, terus tiba-tiba di belakang teman kalian ada orang yang lewat naik motor atau jalan kaki. Alhasil foto teman kalian jadi jelek karena latar belakangnya gambar motor yang blur. Nah dengan mode Eraser ini, kalian gak perlu khawatir dengan kejadian ini. Kalian bisa menghapus gambar motor yang blur tadi dari foto teman kalian.
- Animated Photo. Nah, di mode ini, kalian bisa bikin semacam animasi gif tapi dari hasil foto benda bergerak yang kalian ambil.
3. Fitur dan Aplikasi lain:
Selain unggul di sisi kamera, saya sempat mencoba beberapa fitur unggulan S4 yang terlihat keren menurut saya. Berikut beberapa fitur tersebut:
- Smart Pause yaitu fitur yang membuat S4 bisa mem-pause sebuah video atau film yang sedang kita tonton, pada saat kita mengalihkan pandangan dari layar. Jadi misalnya kamu lagi konsentrasi nonton film kartun di S4, terus tiba-tiba kamu menengok ke arah Mama kamu yang lagi nyuci piring di dapur, maka otomatis S4 akan mem-pause film kartun yang kita tonton tersebut.
-Smart Scroll itu misalnya kita lagi baca artikel yang saking panjangnya sampai kita harus untuk melakukan scrolling untuk membaca semua artikel. Nah dengan auto scroll ini kita tidak perlu menyentuh layar untuk melakukan scrolling, karena sensor mata pada S4 akan membaca gerakan mata dan....voila, S4 akan melakukan scrolling.
Oh iya, untuk fitur auto scroll ini saya agak kesulitan untuk mencobanya. Mungkin si sensor kesulitan membaca gerakan mata saya karena terhalang oleh kacamata saya yang super tebal ini. Hehe...
Video berikut saya ambil dari Youtube. Ya kira-kira beginilah cara kerja Smart Pause dan Smart Scroll.
- SHealth. Dengan fitur ini kita bisa menghitung gerakan atau langkah yang kita tempuh sehari-hari. Dan lagi, SHealth ini akan memberikan keterangan seberapa besar kalori yang sudah dibakar pada saat kita jalan kaki ini. Pas saya mencoba, ternyata beneran bisa menghitung langkah yang kita lakukan, ya meskipun menurut saya agak kurang akurat karena saya mencobanya hanya dengan menggoyang-goyangkan S4 tersebut dan hasilnya, di layar saya terbaca sudah melakukan beberapa langkah.Hehe..
- Optical Reader. Prinsip kerjanya semacam barcode reader. Jadi saat kita membuka aplikasi ini, dan mengarahkan kamera S4 ke sebuah tulisan, maka otomatis S4 akan mendeteksi tulisan tersebut dan layar akan menampilkan keterangan atau definisi kata tersebut. Fitur ini sepertinya baru bisa membaca sebatas kata per kata saja, karena ketika saya mengarahkan ke beberapa kata sekaligus, fitur ini tidak berhasil membaca deretan kata tersebut.
Sebenarnya ada beberapa fitur dan aplikasi lain yang ingin saya coba dan otak-atik, seperti STranslator, Photo Album, ketahanan baterai, dll. Tapi ya berhubung pinjaman dan bukan punya sendiri jadi ya ga enak juga kalau terlalu lama dan detail diotak-atik.
Dengan segudang fitur yang keren tersebut. jujur saya belum berniat untuk membeli Samsung Galaxy S4 ini. Bukan karena tidak pengen, tapi karena harganya mahal menurut ukuran kocek saya. S4 ini dibanderol dengan harga sekitar Rp. 7,9 juta. Ya kira-kira sekian kali gaji saya lah itu. haha...:) Etapi kalo ada yang mau minjemin atau ngasih S4 ke saya si saya terima dengan senang hati.
Pertama kali diajak teman ke tempat ini yang ada di bayangan saya adalah nasi dengan irisan daging kalong (baca: kelelawar) atau warung nasi di sebuah gua yang banyak kalong alias kelelawarnya. Ya lebay sih memang bayangan saya dan memang ternyata bayangan saya itu salah total.
Suasana Warung Nasi Kalong (dok.pribadi)
Di warung Nasi Kalong yang ada di Jalan Riau Bandung ini adalah warung yang menjual nasi dengan berbagai macam lauk. Yang unik disini adalah karena nasi yang digunakan disini adalah nasi beras merah, dan tak seperti nasi beras merah biasanya yang teksturnya cenderung keras atau "pera", disini nasi merahnya lembut dan berasa rempah. Enaklah pokoknya...
Untuk menunya, tersedia berbagai macam menu yang bisa dipilih sesuai selera. Menurut pegawai di warung ini, menu spesial sekaligus favorit para pengunjung adalah Ayam Madu dan Buncis Bakar. Karena penasaran, jadilah saya memilih kedua lauk tersebut dengan beberapa tambahan lauk seperti otak-otak dan tempura.
Ayam Madu disini terbuat dari daging ayam tanpa tulang yang sepertinya cara memasaknya dibalut tepung dan digoreng, lalu dimasak dengan madu. Bumbunya enak dan ayamnya terasa lembut sekali ketika digigit.
Selanjutnya, Buncis Bakar yang langsung menjadi menu favorit saya. Aroma buncis yang dimasak dengan cara dibakar benar-benar membuat nafsu makan saya meningkat. Teksturnya renyah dan segar, apalagi warna buncisnya sendiri masih hijau dan tidak layu.
Untuk otak-otaknya kita harus berhati-hati lho, terutama untuk yang tidak doyan pedas. Kenapa? Karena ada "granat" alias cabe rawit yang diselipkan di antara otak-otak tersebut.
Warung ini buka mulai pukul 19.00 sampai 03.00 WIB. Karena buka sampai tengah malam inilah kenapa warung ini disebut Warung Nasi Kalong. Kalong alias kelelawar kan memang hewan nocturnal yang aktif di malam hari. Betul kan..
Konsep warung ini adalah prasmanan alias pengunjung dapat mengambil makanannya sendiri, dengan tata ruang outdoor yaitu dengan kursi dan meja yang
ditata rapi di halaman warung tersebut. Cahaya di setiap meja sangat
minim karena setiap meja hanya diterangi satu buah lilin. Mungkin karena
kalong kan memang makannya sambil gelap-gelapan. Mungkin ya..
Satu hal yang masih ada di pikiran saya adalah bagaimana warung ini jika saat hujan mengingat konsep outdoor yang diusung warung ini. Memang sih beberapa meja sudah dilengkapi dengan payung.
Untuk harga, saya kurang tahu pasti harga tiap item menunya. Yang jelas, untuk makan ber-delapan orang, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 348.000,-. Jadi sekitar Rp. 43.500 per orangnya. Mahal si menurut ukuran saya, karena saya hanya makan nasi beras merah, dengan sepotong Ayam Madu, sepotong tempura, sepotong otak-otak plus sesendok Buncis Bakar dan sambal. Minumnya cuma segelas teh tawar panas.
Buat yang penasaran bagaimana lezatnya Buncis Bakar dan Ayam Madu yang saya ceritakan, datang saja ke Jl. R.E. Martadinata (Riau) No. 102 Bandung.
Jangan lupa bawa tissue sendiri ya ketika kesini, karena saat makan disana saya tidak menemukan tissue di setiap meja maupun di dekat tempat pengambilan makanan.
Sebelum saya cerita bagaimana pengalaman saya nyobain kerja di CommaID, saya pengin sedikit kasih tau apa itu Coworking?
Coworking? Apa pula itu?
Singkatan "cowok-cowok nangkring kah"?
NOOOOO...
Setelah searching di google, beginilah definisi panjang dari Coworking itu:
Coworking is a style of work that involves a shared working environment, often an office,
and independent activity. Unlike in a typical office environment, those
coworking are usually not employed by the same organization.[1]
Typically it is attractive to work-at-home professionals, independent
contractors, or people who travel frequently who end up working in
relative isolation.[2] Coworking is also the social gathering of a group of people who are still working independently, but who share values,[3] and who are interested in the synergy that can happen from working with like-minded talented people in the same space.[4][5]
Nah, secara sederhana, coworking itu adalah suatu konsep bekerja baru, yang bersifat open space dan memiliki value collaboration. Jadi di sebuah coworking place, orang -orang dari berbagai jenis bidang dan perusahaan bisa bekerja bersama-sama di suatu tempat. Dengna adanya berbagai orang dengna profesi berbagai bidang inilah diharapkan akan tercipta kolaborasi-kolaborasi yang mungkin akan menjadi solusi dalam permasalahan-permasalahan yang dialami dalam perusahaan atau bidang masing-masing, atau terciptanya ide-ide segar nan inovatif. Kalau sudah jelas dengan apa itu konsep coworking, maka mari saya ceritakan apa itu CommaID dan pengalaman saya masuk dan nyobain kerja disana.
CommaID adalah sebuah coworking space pertama di Indonesia. Tempat ini resmi mulai dibuka sekitar awal Desember 2012 ini. Dan kebetulan, @akberJKT mendapat kesempatan untuk mencoba CommaID dan membuka kelas disana. Horee....
Dari segi letak, CommaID ini lokasinya cukup strategis, yaitu ada di Jl. Wolter Monginsidi 63B, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan., yang notabene sangat dekat dengan Blok M, Jalan Pierre Tendean, Senopati, dll. Lokasi pastinya yaitu ada du Gedung One Wolter Place 3rd floor, persis di depan Toko Total Buah Santa.
Selain strategis dari segi lokasinya, CommaID ini juga strategis karena mau nyari apa-apa gampang, apalagi soal makanan. Ya kan memang daerah Santa penuh dengan warung, cafe, dan sederet tempat makan dengan beragam selera. Tadi si yang sempat saya dan teman-teman coba adalah Seafood 68 Santa, yang rasa dan harganya memuaskan.
Sekarang saya mau cerita tentang ruangan CommaID-nya.
Nih udah saya ambil beberapa foto dengan #SamsungGalaxyNote2 andalan saya.
Bagaimana bagaimana?
Ya memang fotonya agak kurang jelas karena seharusnya saat mengambil gambar, tangan saya agak goyang sehingga hasil fotonya agak sedikit kabur.
Biar lebih puas, berikut beberapa foto yang saya ambil dari situs resmi CommaID ini.
Gambar illustrasi orang-orang yang bekerja di CommaID
Internet di CommaID ini kenceng banget. Inilah hasil tes yang saya lakukan pada wifi internet CommaID dengan menggunakan speedtes.net. Kecepata download sampai 7,78 Mbps dan upload sampai 1,69 Mbps.
Selain wifi yang superkencang, hal lain yang sangat membahagiakan (hehe...lebay) bagi orang-orang jaman sekarang adalah jumlah colokan listrik yang sangat banyak. Jadi buat yang mau kerja disini sambil bawa beberapa gadget seperti laptop, tablet, ataupun smartphone tidak perlu khawatir kalau tiba-tiba gadget kita ngedrop alias lowbet. Fasilitas-fasilitas lain di CommID antara lain 41 seats, 1 meeting room, PS3, 40" LCD, DVD Player, sound system,
microwave, dispenser, coffees, teas, lockers, beanbags, sofas, drawable
pillars, scan, copy, fax, print (wireless), shower, pingpong table,
books, magazine. Ada satu ni hal menarik buat saya, yaitu drawable pillars alias pilar yang bisa dijadikan semacam papan whiteboard, sehingga kita bisa menulis atau menggambar pada pilar tersebut. Hal ini bagus sekali seandainya kita ada meeting dan kita diharuskan membuat paparan tanpa menggunakan komputer.
Gambar pada drawable pillar
Bahkan untuk jadwal siapa saja orang/organisasi/perusahaan yang menyewa ruangan di CommaID dibuat di drawable pillar.
Jadwal kegiatan di CommaID
Menarik sekali bukan. Rencananya CommaID akan resmi dibuka pada bulan Desember 2012. Untuk harga, dipatok mulai dari Rp. 50.000/ 2 jam, termasuk free flow coffee, tea & water, internet, dan colokan. Untuk harga dan paket lainnya, bisa dicek disini atau lihat brosur yang saya ambil fotonya berikut ini:
Beberapa catatan untuk CommaID adalah:
Mungkin ke depannya perlu juga disediakan LCD proyektor beserta layar putihnya yang bisa disewakan juga, karena kemarin waktu saya kerja disana, saya tidak melihat adanya fasilitas tersebut. Kan bisa saja ke depannya ada yang menyewa satu ruangan CommaID sehingga menurut saya, TV LCD 40" tidak cukup untuk menampilkan bahan presentasi.
Belum ada petunjuk atau plang CommaID di depan gedung One Wolter Place sehingga saya pun sempat bingung apakah benar CommaID benar ada di gedung ini. Dan yang membuat saya bingung juga adalah karena lantai satu disewa oleh sebuah kafe, sedangkan untuk menuju lift, kita harus melewati deretan orang yang sedang nongkrong di kafe tersebut.
Terlepas dari kedua catatan (menurut saya) tersebut, CommaID memang nyaman banget untuk digunakan sebagai tempat bekerja. Menurut saya si tempat ini cocok sekali untuk orang-orang yang bekerja sebagai freelance, wartawan, atau jenis-jenis pekerjaan yang memungkinkan untuk bekerja tidak harus di kantor. Tapi untuk orang-orang yang bekerja dan harus berkoordinasi dengan bos/atasan di kantor, mungkin CommaID bisa digunakan sebagai tempat download film, musik atau video (kenceng bro internetnya...hehe).
Email: register@comma-indonesia.co Address: 3rd Floor, One Wolter Place Jl. Wolter Monginsidi 63B Kebayoran Baru – Jakarta Selatan T: +62 21 725 4742 F: +62 21 725 4723 Twitter: @CommaID Website: http://comma-indonesia.co/basecamp/