Jumat, 13 Januari 2012

DAG DIG DUG

Jantungku terasa semakin cepat berdetak. Keringat mengucur deras dari kening, tangan dan lekukan-lekukan tubuhku lainnya.

Dag...dig...dug....

Seorang pria berdiri di depan pintu gudang itu. Pak Dedy, pria yang dulu sempat menjalin kerjasama bisnis denganku. Pria yang menghabiskan waktunya di kantor sedangkan istrinya menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang denganku. Bukan salahku bila ada wanita yang membayarku mahal hanya untuk memberinya kenikmatan yang selama ini tak pernah ia dapatkan dari suaminya.

“Keluarlah. Aku tahu kau ada dimana. Sembunyi dimanapun kau akan kutemukan”.
teriak pria itu kepada seseorang yang aku yakin itu adalah diriku.

“Keluarlah sekarang. Jangan harap kau akan bisa selamat dariku..”, teriaknya lagi.

Kotak kardus ini terasa semakin pengap untuk tubuhku ini. Dari lubang seukuran jari yang kubuat sendiri, kulihat pria itu berdiri sembari melayangkan pandangannya ke arah tumpukan kardus di gudang ini, termasuk kardus tempat aku bersembunyi dari kejarannya.

Dag dig dug....

“Bajingan kelamin, keluar kau...”, suara itu kudengar diantara suara-suara kardus yang gaduh. Sepertinya Pak Dedy mulai menendang atau memukul tumpukan kardus yang berserakan di dalam gudang ini. Entahlah apa yang dia lakukan di luar sana. Aku hanya berusaha tak bergerak agar ia tak menemukan kardus tempatku bersembunyi ini.

“Dimana kau bajingan?”
Kurasakan suaranya semakin mendekat ke tempat persembunyianku ini.

Tiba-tiba..
KRIIIIIIINGGGG.....KRINGGGGGGG...
+6289003899900
Istri Pak Dedy calling

Ponsel di kantong celanaku berbunyi. Aku lupa mematikannya.
TERLAMBAT....

NB:
Diikutsertakan dalam proyek #15HariNgeblogFF hari kedua dengan topik "Dag Dig Dug" yang diadakan oleh Mbak @WangiMS dan Mas @momo_DM.
EDISI KETAUAN.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa komentarnya ya....:))

Masa Pertumbuhan Kita

Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...