Minggu, 01 April 2012

Selamat Ulang Tahun Kamu

Aku terbangun dan beranjak dari tempat tidurku saat mendengar suara ketukan di pintu kamarku.
Tak lama setelahnya, sosok Ibuku muncul.

Sesaat Ibuku hanya terdiam menatapku dari luar kamar, lalu melangkah masuk ke dalam dan duduk di  ranjangku. Kutatap matanya. Matanya berbinar-binar memancarkan kebahagiaan.

Tanpa kata-kata, dia memasangkan sehelai kain hitam menutupi kedua mataku, lalu menggandeng tanganku. Aku mengerti maksudnya. Ia ingin memberi kejutan di hari ulang tahunku ini, dan ia ingin membawaku ke tempat dimana ia meletakkan hadiahnya itu.

Kakiku terus melangkah seturut tangan Ibu yang sedari tadi menggenggamku.

Tiba-tiba, Ibu berhenti melangkah. Terdengar suara seperti sesuatu ditekan.
Mengalunlah suara itu:

"Selamat ulang tahun kami ucapkan...Selamat panjang umur kita kan doakan
Selamat sejahtera sehat sentosa
Selamat panjang umur dan bahagia...."

Lagu selamat ulang tahun itu memasuki ruang dengarku dan membuatku bahagia bukan main.
Perlahan, kain hitam penutup mataku dibuka oleh ibuku.
Senyum mengembang di wajah ibuku begitu ia melihatku.

Di depan sana, tergeletak sebuah kue ulang tahun dengan lilin berbentuk angka 17 tahun menyala diatasnya. Sebuah bingkisan berwarna pink terbungkus rapi berada di sampingnya.

Ibu menggandeng tanganku untuk mendekat kepada kue itu. Selembar kartu ucapan ulang tahun, dia berikan kepadaku. Kubaca tulisan yang ada di kartu itu:

"Selamat ulang tahun kamu Nak.Semoga panjang umur dan sehat selalu ya.
Semoga kamu jadi anak yang bisa berguna bagi nusa dan bangsa. 
Kado ini dari ayah. Ayah sedang dinas keluar kota. Dia berpesan kepada Ibu untuk memberikan hadiah ini untuk kamu.
Kami menyayangimu nak,
Ayah dan Ibu"


Air mataku tak lagi terbendung, dan mengalir lembut di pipiku.
Kupeluk dan kudekap tubuh ibuku.

Selesai memeluknya, Ibu memberi kode untuk meniup lilin kue ulang tahunku.
Sejenak kupejamkan mataku. Aku ingin berdoa

"Tuhan terima kasih karena Engkau masih memberiku umur hingga saat ini.
Berkati Ayah dan Ibuku Tuhan. Meski mulut mereka tak bisa mengatakan sayang kepadaku, tapi setiap tindakan mereka lebih dari perkataan dan ucapan sayang.
Aku sayang mereka Tuhan."


Kubuka mataku dan kutatap mata Ibuku sejenak.
Kuarahkan kembali pandanganku pada kue ulang tahunku.
Dan...

Hufftttt...

"Amin Tuhan.."

6 komentar:

  1. Nice FF, ga ada yang bisa ngalahin hadiah dari seorang ibu :D
    Keep writing, God bless..

    BalasHapus
  2. @priscila stevanni:

    Thank you priscila....
    Pas nulis ini pas lagi pengen mudik ke rumah dan ketemu Ibu...

    BalasHapus
  3. Ibunya kenapa, kok ga bisa ngomong? :|

    BalasHapus
  4. @minky_monster:

    Ibunya ceritanya bisu...
    Ceritaku aneh ya...hehehe....

    BalasHapus
  5. ceritanya manis :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya dong mba, kan yang nulis juga manis..hehe
      Makasih udah berkunjung mba

      Hapus

Jangan lupa komentarnya ya....:))

Masa Pertumbuhan Kita

Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...