Senin, 18 November 2013

Bule Native Speaker Bahasa Inggris Gak Bisa Bahasa Indonesia

Pasti begitu membaca judul tulisan saya ini, kalian masing-masing pasti bergumam dalam hati
 "Ya iya lah bule gak bisa bahasa Indonesia. Tapi mereka kan jago bahasa Inggrisnya".
 Dan kemudian sisi pintar saya ikut-ikutan ngomel dalam hati 
"Lagian kamu ben. Ngapain beginian juga ditulis".

Jadi begini ceritanya. Tadi siang saya tiba-tiba diajak teman saya untuk ikut ke dalam workshop seputar Kerjasama Pemerintah Swasta (Public Private Partnership) di bidang bandar udara. Nah, ternyata, workshop tersebut menghadirkan pembicara dari otoritas penerbangan dari New Zealand. Saat saya  ke workshop tersebut, workshop telah berlangsung separuh jalan karena ternyata acara telah dimulai dari pagi dan saya baru diajak teman saya tepat setelah waktu makan siang berakhir.

Di awal sesi siang ini, saya merasa tak ada yang aneh sampai dengan tiba waktunya salah satu dari tiga bule New Zealand itu berbicara. 

"Selamat siang Bapak Ibu. Siang ini .....bla....bla...bla."

Yap, si bule tersebut berbicara bahasa Indonesia di depan orang-orang Indonesia. Wow, keren sekali menurut saya tersebut, apalagi di antara tiga bule, hanya dia yang bisa berbahasa Indonesia lancar, tentunya dengan logat New Zealandnya.

Pembahasan dan diskusi antar peserta workshop (yang semuanya adalah orang Indonesia) selanjutnya berlangsung cukup menarik dan dilakukan dengan bahasa Inggris. Ya demi mempermudah diskusi terutama dengan dua bule yang tak bisa berbahasa Indonesia.

Gak Enaknya Jadi Bule Native Speaker Bahasa Inggris

Banyak orang yang berpikir bahwa menjadi bule yang native speakernya Bahasa Inggris itu pasti enak. Ya enaknya karena mereka tak perlu repot-repot belajar khusus atau kursus berbiaya mahal untuk bisa mahir berbahasa Inggris. Dan karena bahasa Inggris itu adalah bahasa internasional, maka mereka pun jadi lebih mudah ketika mereka harus bepergian ke luar negeri dan tak perlu repot untuk belajar bahasa lain.

Trus apa dong ga enaknya Ben?

Ga enaknya ya ada di kalimat terakhir paragraf di atas.

"Dan karena bahasa Inggris itu adalah bahasa internasional, maka mereka pun jadi lebih mudah ketika mereka harus bepergian ke luar negeri dan tak perlu repot untuk belajar bahasa lain. "

Nah, inilah yang menurut saya sisi gak enaknya jadi native speaker Bahasa Inggris. Karena merasa bahwa setiap orang di dunia (harus) bisa berbahasa Inggris, maka rata-rata para bule ini menjadi malas  dan tidak merasa penting untuk belajar bahasa lain (kecuali memang orang-orang bule yang pekerjaannya menuntut ia harus bisa bahasa lain selain Inggris). Coba bandingkan dengan kita sebagai orang Indonesia. Karena terkendala bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional bukan merupakan "bahasa ibu" kita, maka mau tidak mau kita jadi harus belajar bahasa Inggris agar bisa berbicara dengan para bule.

Jadi, jika diukur secara kuantitas, jika orang Indonesia yang "bahasa ibunya" adalah bahasa Indonesia, dan dia mampu berbahasa Inggris, maka dia menguasai dua bahasa. Sedangkan seorang bule, yang "bahasa ibu"-nya adalah bahasa Inggris, karena merasa tidak penting untuk belajar bahasa lain, maka dia hanya menguasai bahasa Inggris. Untuk orang Indonesia, dua bahasa tersebut belum termasuk bahasa daerah yang dia kuasai lho. :)

Selamat berbangga menjadi orang Indonesia.

1 komentar:

  1. Haha, gue bahasa Inggris ngarti, Indonesia ngarti, Melayu Bengkalis ngerti, Melayu Kepri ngerti, Melayu Malaysia ngerti juga, bahasa Ocu ngerti, Minang juga ngerti.

    Itu gak cuma sekedar ngerti tapi gue emang bisa ngomong dalam bahasa itu wkwkwk :D

    BalasHapus

Jangan lupa komentarnya ya....:))

Masa Pertumbuhan Kita

Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...