Tampilkan postingan dengan label Travelling. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Travelling. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 April 2014

One Day Trip to Cirebon : Wisata Kuliner dan Sejarah (Part 1)

Setelah beberapa waktu yang lalu saya menulis tentang pengalaman saya melancong seharian di kota Bogor, maka kali ini saya ingin menulis pengalaman saya jalan-jalan seharian di kota udang, Cirebon.

Kenapa saya memilih Cirebon sebagai destinasi jalan-jalan saya ini?
Alasannya ya karena saya dan pacar saya ingin jalan-jalan keluar kota Jakarta. Dan setelah searching sana-sini di Google, maka pilihan kami jatuh ke kota Cirebon, sebuah kota di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, yang hanya berjarak sekitar 219 kilometer lebih dari kota Jakarta.

Kami menempuh perjalanan dengan menggunakan kereta api Cirebon Ekspress yang berangkat dari Stasiun Gambir jam 06.00. Untuk kalian yang gadgetnya lowbet terus saking aktifnya buat main Twitter atau Path tidak perlu khawatir, karena di sebelah masing-masing kursi di tiap gerbong sdah ada colokan listrik berisi 2 lubang yang bisa kalian gunakan untuk me- recharge baterai gadget kalian. Setelah menempuh kurang lebih 3 jam perjalanan, sekitar pukul 09.00 kereta yang kami tumpangi berhenti di Stasiun Cirebon.

Dasar memang kami belum pernah ke Cirebon, maka begitu turun di kota ini, kami langsung saja mengeluarkan smartphone kami masing-masing untuk foto-foto di dalam Stasiun Cirebon. Kebetulan di dalam komplek stasiun ini, terdapat beberapa spot yang menarik dijadikan tempat foto-foto, seperti misalnya tandon air bertuliskan Cirebon, atau di antara rel-rel jalur kereta api yang jumlahnya cukup banyak di stasiun ini. Bagian depan Stasiun Cirebon ini juga menarik dijadikan latar belakang foto, karena memang stasiun ini masih mempertahankan arsitektur bergaya art deco ala-ala bangunan Belanda pada umumnya.



  
Bergaya di dalam stasiun (dok.pribadi)

Berjalan keluar stasiun, tujuan pertama kami adalah mencari sarapan pagi. Dan dari hasil googling, maka kami memutuskan untuk mencari sarapan dengan menu khas Cirebon yaitu Empal Gentong.

Empal Gentong Warung Pukul Jabon

Salah satu tempat makan Empal Gentong yang terkenal di Cirebon adalah Empal Gentong Mang Darma, yang berlokasi di dekat Stasiun Cirebon. Sayangnya, karena hari itu adalah hari Pemilihan Umum Calon Legislatif, maka jadilah beberapa warung Empal Gentong di sekitar Stasiun Cirebon tutup. Untungnya masih ada salah satu warung yang buka yaitu warung Pukul Jabon (Pusat Kuliner dan Jajanan Khas Cirebon) yang posisinya di dekat pertigaan depan stasiun.
Rasa empal gentong disini lumayan menurut saya, dibandingkan empal gentong yang saya coba pada saat saya test food katering beberapa hari sebelumnya. Ya mungkin karena ini benar-benar asli Cirebon ya. Buat yang belum pernah tahu apa itu empal gentong, makanan ini terdiri dari daging sapi yang direbus bersama bumbu rempah dan santan. 

Kenapa ada nama gentong-nya?
Ya karena itu tadi, proses memasak daging bersama rempah dan santan dilakukan dengan menggunakan wadah gentong, bukan dengan wajan atau panci. Ini pula sepertinya yang menjadi alasan kenapa rasa empal gentong ini terasa lebih enak dan gurih.

Empal gentong ini disajikan bersama dengan cabe bubuk kering. Hati-hati sekali dalam menambahkan bubuk cabe ini ke dalam empal gentong kalian, karena ternyata rasa bubuk cabe ini sangatlah pedas di lidah dan membuat perut kita panas.

Empal gentong plus bubuk cabe nan pedas (dok.pribadi)


Selain empal gentong, warung Pukul Jabon ini juga menyajikan aneka panganan khas Cirebon seperti empal asem, nasi lengko, nasi jamblang, dll. Di warung ini juga menyediakan jajanan khas Cirebon yang bisa dipilih sebagai oleh-oleh khas, seperti misalnya sirup Tjampolay, aneka kripik, dll.
Rincian harga:
2 empal gentong + nasi putih : Rp. 17.000,-
2 teh manis hangat : Rp. 3.000,-

Usai menyelesaikan ibadah sarapan pagi, kami melanjutkan perjalanan kami menuju Keraton Kasepuhan. Sempat kami ditawarkan untuk menyewa mobil di warung Pukul Jabon, tapi kami tolak dengan alasan menyewa mobil hanya untuk dua orang rasanya sungguh sangat mubazir. Setelah tanya sana-sini, akhirnya kami memilih becak untuk mengantar kami menuju Keraton Kasepuhan.

Kamis, 28 Maret 2013

Review Buku "Travel Writer" dari Yudasmoro

Sumber foto: disini


Judul: Travel Writer
Penulis: Yudasmoro
Penerbit: Metagraf, Creative Imprint of Tiga Serangkai
ISBN: 978-602-9212-44-0

Berapa orang disini yang hobi menulis mengenai pengalamannya saat travelling?
Menuliskan kisah seputar travelling atau perjalanan memang rasa-rasanya telah menjadi tren bagi para blogger saat ini. Sejak kesuksesan Trinity dengan buku seri The Naked Traveler yang laris manis di pasaran, banyak orang yang kini berlomba-lomba untuk menulis tentang travelling. Lihat saja banyak sekali berjamuran buku-buku seputar travelling yang terbit dan dijual di toko-toko buku.

Dalam buku ini, Yudasmoro yang berprofesi sebagai full time travel writer menuliskan berbagai tips dan trik seputar dunia travel writer. Yang menarik adalah karena tips dan trik yang dia berikan adalah diambil dari pengalaman dia sendiri selama menjadi seorang travel writer.

Menurut saya, buku ini adalah jawaban bagi orang-orang yang bertanya “bagaimanakah cara menjadi seorang travel writer”. Langkah demi langkah menjadi seorang travel writer dikupas tuntas oleh Yudasmoro, mulai dari definisi apa itu travel writer, apa kaitan travel writer dengan jurnalistik dan fotografi, teknik menulis, mitos seputar travel writer, hingga bagaimana teknik “menjual” artikel yang telah kita buat agar dilirik oleh media-media cetak maupun elektronik yang mengetengahkan travelling sebagai jualannya.

Jadi, yang bilang jadi travel writer gak ada ilmunya, wajib banget baca buku ini.
Selamat membaca.

Rabu, 26 Desember 2012

Jarak Saya - Selangor Hanya 5 Cm


Pasti semua kaget membaca judul tulisan saya di atas. Kok bisa jarak saya yang sekarang tinggal di Jakarta dengan Negeri Selangor di Malaysia sana cuma berjarak 5 cm saja?

Buat yang sudah membaca novel 5 cm karya Donny Dirgantoro pasti sudah bisa menebak-nebak apa maksud tulisan saya ini. Yap, dalam novel tersebut disebutkan bahwa:

“Jika kita punya mimpi, letakkanlah mimpi itu 5 cm dari keningmu, agar setiap kali kita membuka mata, kita akan selalu melihat mimpi tersebut sehingga akan membuat kita termotivasi untuk meraihnya. Dan yang harus kita lakukan selanjutnya adalah memiliki kaki yang melangkah lebih jauh, tangan yang lebih banyak bekerja, mata yang lebih lama melihat, lapisan tekad yang beribu kali lebih kuat dari baja, leher yang lebih sering melihat ke atas, hati yang akan lebih banyak dipenuhi cinta dan mulut yang akan terus berdoa.”

Jadi, apa mimpi saya sekarang? Apa yang ada berada 5 cm dari kening saya sekarang?

Mimpi saya sekarang adalah menjadi satu dari 20 orang yang akan terpilih untuk pergi ke Selangor, mengikuti aktivitas dengan penuh antusias, dan kembali ke Indonesia menjadi manusia baru. Manusia yang sudah percaya dan membuktikan kekuatan 5 cm yang ada di depan keningku, yaitu mimpi pergi ke Selangor.

Siapakah Aku?

Nama saya Robertus Benny Murdhani, seorang pemuda yang sangat percaya kekuatan mimpi dan selalu berusaha mewujudkan mimpi-mimpi yang ada, satu persatu. Saya adalah seorang blogger yang sudah aktif blogging sejak tahun 2009. Banyak menuliskan berbagai kisah, review, fiksi, atau sekedar curhatan hati di blog pribadi www.kamar-kata.blogspot.com

Saya sangat mencintai dunia jalan-jalan, dan sangat beruntung karena pekerjaanku sekarang telah membawaku pergi keliling Indonesia. Beberapa kota dan tempat di Indonesia yang sudah pernah saya kunjungi adalah Semarang, Yogyakarta, Batam, Pekanbaru, dan Bali.

Hal yang biasa saya lakukan ketika mengunjungi suatu tempat yang baru adalah wisata kuliner. Ya, memang dengan berat yang terbilang sangat kurus, hanya 47 kg dan tinggi 169 cm, tak banyak orang yang percaya kalau saya ini sangat hobi wisata kuliner. Tiap saya pergi ke luar kota, saya selalu menyempatkan diri untuk mencicipi makanan khas yang ada di kota atau tempat tersebut. Jika orang lain selalu mewajibkan belanja dalam itinerary mereka, maka saya mewajibkan wisata kuliner dalam itinerary saya. Simak saja beberapa tulisan seputar wisata kuliner di link ini.

Selain blogging, jalan-jalan dan wisata kuliner, aku memiliki hobi fotografi ala smartphone, dan sketching. Dan dua hobiku itulah yang selalu kulakukan tiap kali jalan-jalan. Jadi tiap kali berhenti di objek wisata atau tempat yang menarik, aku selalu menyempatkan sketching hal-hal menarik yang ada di tempat tersebut, seperti misalnya keadaan alam, souvenirnya, atau orang-orangnya. Namun, apabila ternyata kunjungan saya terbatas waktu, saya biasanya hanya menyempatkan mengambil beberapa foto sebagai kenang-kenangan.

Berikut foto dan sketsa sebagai dokumentasi perjalanan saya (sisanya ada di sini):













Kesimpulannya??

Selangor ada di 5 cm di depan kening saya. Saya sudah dan akan terus berusaha dan bekerja keras untuk mewujudkannya. Mari berani bermimpi seperti atau bahkan lebih dari saya. 

*diikutsertakan dalam Lomba My Selangor Story 2013. Info lengkap disini

Masa Pertumbuhan Kita

Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...