Setelah beberapa waktu yang lalu saya menulis tentang pengalaman saya melancong seharian di kota Bogor, maka kali ini saya ingin menulis pengalaman saya jalan-jalan seharian di kota udang, Cirebon.
Kenapa saya memilih Cirebon sebagai destinasi jalan-jalan saya ini?
Alasannya ya karena saya dan pacar saya ingin jalan-jalan keluar kota Jakarta. Dan setelah searching sana-sini di Google, maka pilihan kami jatuh ke kota Cirebon, sebuah kota di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, yang hanya berjarak sekitar 219 kilometer lebih dari kota Jakarta.
Kami menempuh perjalanan dengan menggunakan kereta api Cirebon Ekspress yang berangkat dari Stasiun Gambir jam 06.00. Untuk kalian yang gadgetnya lowbet terus saking aktifnya buat main Twitter atau Path tidak perlu khawatir, karena di sebelah masing-masing kursi di tiap gerbong sdah ada colokan listrik berisi 2 lubang yang bisa kalian gunakan untuk me- recharge baterai gadget kalian. Setelah menempuh kurang lebih 3 jam perjalanan, sekitar pukul 09.00 kereta yang kami tumpangi berhenti di Stasiun Cirebon.
Dasar memang kami belum pernah ke Cirebon, maka begitu turun di kota ini, kami langsung saja mengeluarkan smartphone kami masing-masing untuk foto-foto di dalam Stasiun Cirebon. Kebetulan di dalam komplek stasiun ini, terdapat beberapa spot yang menarik dijadikan tempat foto-foto, seperti misalnya tandon air bertuliskan Cirebon, atau di antara rel-rel jalur kereta api yang jumlahnya cukup banyak di stasiun ini. Bagian depan Stasiun Cirebon ini juga menarik dijadikan latar belakang foto, karena memang stasiun ini masih mempertahankan arsitektur bergaya art deco ala-ala bangunan Belanda pada umumnya.
Berjalan keluar stasiun, tujuan pertama kami adalah mencari sarapan pagi. Dan dari hasil googling, maka kami memutuskan untuk mencari sarapan dengan menu khas Cirebon yaitu Empal Gentong.
Empal Gentong Warung Pukul Jabon
Salah satu tempat makan Empal Gentong yang terkenal di Cirebon adalah Empal Gentong Mang Darma, yang berlokasi di dekat Stasiun Cirebon. Sayangnya, karena hari itu adalah hari Pemilihan Umum Calon Legislatif, maka jadilah beberapa warung Empal Gentong di sekitar Stasiun Cirebon tutup. Untungnya masih ada salah satu warung yang buka yaitu warung Pukul Jabon (Pusat Kuliner dan Jajanan Khas Cirebon) yang posisinya di dekat pertigaan depan stasiun.
Rasa empal gentong disini lumayan menurut saya, dibandingkan empal gentong yang saya coba pada saat saya test food katering beberapa hari sebelumnya. Ya mungkin karena ini benar-benar asli Cirebon ya. Buat yang belum pernah tahu apa itu empal gentong, makanan ini terdiri dari daging sapi yang direbus bersama bumbu rempah dan santan.
Kenapa ada nama gentong-nya?
Ya karena itu tadi, proses memasak daging bersama rempah dan santan dilakukan dengan menggunakan wadah gentong, bukan dengan wajan atau panci. Ini pula sepertinya yang menjadi alasan kenapa rasa empal gentong ini terasa lebih enak dan gurih.
Empal gentong ini disajikan bersama dengan cabe bubuk kering. Hati-hati sekali dalam menambahkan bubuk cabe ini ke dalam empal gentong kalian, karena ternyata rasa bubuk cabe ini sangatlah pedas di lidah dan membuat perut kita panas.
Selain empal gentong, warung Pukul Jabon ini juga menyajikan aneka panganan khas Cirebon seperti empal asem, nasi lengko, nasi jamblang, dll. Di warung ini juga menyediakan jajanan khas Cirebon yang bisa dipilih sebagai oleh-oleh khas, seperti misalnya sirup Tjampolay, aneka kripik, dll.
Rincian harga:
2 empal gentong + nasi putih : Rp. 17.000,-
2 teh manis hangat : Rp. 3.000,-
Usai menyelesaikan ibadah sarapan pagi, kami melanjutkan perjalanan kami menuju Keraton Kasepuhan. Sempat kami ditawarkan untuk menyewa mobil di warung Pukul Jabon, tapi kami tolak dengan alasan menyewa mobil hanya untuk dua orang rasanya sungguh sangat mubazir. Setelah tanya sana-sini, akhirnya kami memilih becak untuk mengantar kami menuju Keraton Kasepuhan.