Selasa, 05 Juni 2012

Di Tanganku


Gadis itu manis dan menarik.
Itu menurutku sebagai seorang lelaki normal yang telah beristri satu dan beranak dua ini. Bukan sudah bosan dengan istriku, hanya saja sesekali melakukan “penyegaran mata” bukankah baik.

Kupandangi foto yang ada di genggamanku, sembari sesekali mengamati gadis yang wajahnya ada di foto itu sedang duduk tenang sembari membaca buku, 20 meter dari tempatku berdiri. Nampak sedikit berbeda memang antara wajah gadis itu di foto dengan aslinya sekarang. Di foto, wajah gadis itu tampak lebih pucat dan polos, tak seperti wajahnya yang penuh dengan riasan yang serasi yang membuatnya nampak lebih manis dan menarik. Itu kata hatiku lagi.

Saat tengah asyik melamun, getar ponsel di kantong jaketku mengembalikanku ke dunia nyata.
Tertera nama Pak Kardi, atasanku di kantor, di layar ponselku. Kutarik nafas dalam-dalam sebelum kuangkat telepon itu.

“Selamat Siang Briptu Slamet”, suara tegas dan lantang terdengar di ponselku.

“Siap..Selamat Siang Iptu Kardi”, kujawab dengan suara tak kalah lantang.

Orang di ujung telepon sana, bertanya
Bagaimana Briptu, apa sudah ada kepastian dengan rencana kemarin?”

“Eee....eee...eee...Saya....”, jawabku terbata-bata.

“Sudah tenang saja Briptu. Kalau saya berhasil dipromosikan untuk menjadi Kapolsek, saya janji tidak akan pernah lupa jasa bantuan Briptu. Kamu ikuti saja rencana saya Briptu. Kamu awasi terus gadis itu ya..”.

Jawabku, “Siap Pak...”,

Suara disana kembali menjawab
“Nah bagus seperti itu. Sudah, yang penting awasi terus gerak gerik gadis itu. Besok kita lakukan rencana kita..”

“Siap Pak..”, jawabku mengakhiri pembicaraan tesebut.

Kepalaku tertunduk lesu. Sungguh tugas yang kuemban kali ini benar-benar bertentangan dengan hati nuraniku sebagai seorang manusia. Kupandangi lagi gadis yang masih duduk di ujung sana. Masih tenang dengan buku di tangannya.

“Haruskah ia besok kutangkap dan diproses hukum demi promosi jabatan atasanku,
padahal dia tak bersalah sama sekali”

Kuhela lagi nafasku dalam-dalam, mencoba mengurangi beban pikiran dan hati nuraniku akan tugas ini.

Nasibnya di tanganku.”,



Jakarta, 4 Juni 2012
@rbennymurdhani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa komentarnya ya....:))

Masa Pertumbuhan Kita

Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...