
Bertempat di theatre 2 Episentrum XXI, nonton bareng ini didominasi oleh penonton anak-anak usia 13 tahun ke bawah. Yang spesial adalah ternyata preview kali itu dihadiri langsung oleh Rudi Sudjarwo selaku sutradara dan Salman Aristo selaku produser sekaligus penulis skenario film Garuda di Dadaku 2 ini.
Film ini dibuka dengan pertandingan persahabatan antar timnas U-15 Indonesia versus timnas U-15 Jepang. Pertandingan tersebut berakhir dengan hasil Indonesia kalah 1-0. Hasil tersebut membuat Bayu (Emir Mahira) sebagai kapten kecewa. Apalagi pertandingan tersebut adalah laga uji coba terakhir sebelum kompetisi U-15 untuk negara-negara ASEAN yang akan segera dimulai. Kekalahan tersebut pun membuat dewan pengurus memberhentikan Pak .... sebagai pelatih dan menunjuk Pak sebagai pelatih yang baru.
Pak Wisnu (Rio Dewanto) ternyata memiliki strategi berlatih yang berbeda. Beliau melatih anak -anak dengan teknik latihan yang sungguh berbeda. Bahkan hari Minggu pun anak-anak dipaksa untuk latihan.
Jadwal latihan dan pertandingan yang padat ternyata membuat Bayu mendapat peringatan dari pihak sekolah. Bayu akan dikeluarkan jika tingkat kehadiran Bayu dan nilai-nilainya rendah. Hal ini membuat Bayu harus membagi waktu antara waktu latihan dan waktu di sekolah.
Tak hanya di sekolah dan tempat latihan saja konflik yang dialami Bayu muncul. Kehadiran Om Rudi, rekan bisnis Ibunda Bayu yang sering datang untuk menemui Ibunya, membuat Bayu merasa Ibunya kurang perhatian ke dirinya.
Konflik - konflik inilah yang menjadi inti dari cerita Garuda Di Dadaku 2.
Porsi sport action di Garuda Di Dadaku 2 ini lebih banyak dibandingkan di Garuda Di Dadaku. Setidaknya terdapat 4 adegan pertandingan yang ditampilkan dalam film ini. Ditambah dengan sound effect yang pas, film ini terasa semakin dapat membangkitkan jiwa nasionalisme kita.
Foto bareng Salman Aristo, produser sekaligus penulis skenario GDD2 |
Salman sendiri terlihat bisa menangkap hal-hal yang biasa dialami oleh anak-anak umur belasan tahun seperti tokoh Bayu dalam film ini. Pertengkaran Bayu dengan Heri sahabatnya dan juga pertemuan Bayu dengan Anya, teman sekelasnya yang membuatnya jatuh hati, mampu memotret sisi yang biasa dialami oleh anak-anak seumuran SMP.
Foto bareng Rudi Soedjarwo, sang sutradara GDD2 |
Selamat menonton....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa komentarnya ya....:))