Minggu, 24 Juni 2018

Bangku Prioritas atau Penumpang Prioritas


Sebagai seorang yang tinggal di Bekasi dan kerja di Jakarta, setiap hari saya berangkat dan pulang kerja dengan menggunakan KRL Commuter Line. Ketika di dalam KRL, seringkali saya mengamati orang-orang di sekitar saya. Kebanyakan orang sibuk dengan smartphone masing-masing. Ada yang menonton drama Korea, bermain game, mengecek email, atau sekadar mendengarkan lagu sembari pelan-pelan menutup mata dan tertidur (seperti yang biasa saya lakukan).

Kapasitas bangku kereta yang terbatas membuat tidak semua penumpang dapat tempat duduk. Dari artikel yang saya baca ini, kapasitas maksimal gerbong KRL adalah 250 orang, dengan jumlah bangku hanya untuk 60 orang. Jumlah bangku 60 orang ini termasuk alokasi bangku prioritas, yang disiapkan untuk orang-orang yang diproritaskan seperti ibu hamil, penumpang dengan disabilitas, penumpang yang membawa balita, dan penumpang lanjut usia. Untuk memudahkan, saya sebut saja orang-orang ini dengan sebutan p

Ketika para penumpang prioritas sudah mendapat alokasi bangku prioritas, apakah mereka tidak boleh duduk di bangku non prioritas?

Ketika jam pulang kantor, jumlah penumpang KRL ini biasanya membludak. Berdasarkan pengamatan saya, seringkali penumpang prioritas seolah hanya boleh duduk di bangku prioritas. Sebagai contoh saya pernah melihat ada ibu hamil yang terpaksa tidak jadi masuk ke gerbong KRL yang saya naiki hanya karena seluruh kursi prioritas sudah terisi oleh penumpang prioritas, sedangkan di bangku non prioritas terdapat pria-pria muda yang sepertinya masih mampu berdiri. Saya kurang tahu sih apakah mereka memang tidak mau memberikan bangkunya, atau memang mereka tidak mendengar ketika para penumpang di dekat pintu masuk berteriak "ada yang lagi gak hamil?" kepada para penumpang yang duduk di bangku prioritas, yang ternyata semua yang duduk di bangku prioritas adalah penumpang prioritas. 

Saya pribadi berpendapat bahwa memang bangku prioritas hanya boleh ditempati oleh penumpang prioritas. Namun ketika semua bangku prioritas sudah diduduki oleh penumpang prioritas, seharusnya mereka pun diprioritaskan untuk duduk di bangku non prioritas. Yang sering saya lihat, penumpang prioritas seakan hanya diperbolehkan duduk di bangku prioritas. Seringkali penumpang non prioritas (yang terlihat masih muda dan sanggup berdiri) yang mendapat tempat duduk hanya diam saja dan paling banter hanya menyarankan penumpang prioritas untuk mencari tempat di bangku prioritas.

Ini memang soal kesadaran diri masing-masing sih. Sudah saatnya penumpang non prioritas yang beruntung mendapat tempat duduk di bangku non prioritas untuk rela memberikan bangkunya untuk penumpang prioritas. Karena sudah seharusnya penumpang prioritas itu diprioritaskan duduk di bangku prioritas maupun bangku non prioritas. Hak mereka jangan dibatasi untuk diperbolehkan duduk hanya di bangku prioritas. 

1 komentar:

Jangan lupa komentarnya ya....:))

Masa Pertumbuhan Kita

Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...