Rabu, 02 April 2014

Melancong Seharian di Bogor

Hari libur paling ga enak itu kalo cuma tidur seharian di kasur sambil scrolling timeline Twitter. Berhubung pacar saya ingin liburan untuk ngilangin stress dan jenuh dengan Jakarta, maka jadilah kita akhirnya memutuskan untuk melancong seharian ke Bogor.

Ada beberapa alasan kenapa kami memilih Bogor sebagai tujuan kami. Salah satu alasan besarnya adalah karena kami belum berhasil mendapatkan tiket kereta api murah ke Cirebon. Jadi rencana awal kami adalah liburan ini kami ingin pergi ke Cirebon. Ide saya sih sebenarnya, karena saya menganggap Cirebon adalah tempat yang tidak terlalu jauh (mungkin sekitar 2-3 jam perjalanan) dari Jakarta, dan harga tiket keretanya masih di bawah 100 ribu. Ternyata dugaan saya salah. Karena saya baru melihat jadwal dan harga tiket kereta persis seminggu yang lalu, jadilah tiket dengan harga murah dibawah 100ribu habis semua. Yang tersisa tinggal tiket kereta jurusan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan harga 200-300 ribu. Buat saya sih sayang ya mengeluarkan duit segitu hanya untuk tiket kereta ke Cirebon.

Ada pilihan lain yaitu Bandung. Tapi karena liburan yang lalu, pacar saya sudah ke Bandung, maka kami putuskan untuk tidak menjadikan Bandung sebagai tujuan kami.

Dan setelah memikirkan beberapa hal termasuk soal biaya, dan waktu bangun tidur kami yang kesiangan, maka akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Bogor.

Kami memang bukan orang yang belum pernah ke Bogor. Saya sendiri di pekerjaan saya saat ini, sudah beberapa kali rapat di hotel-hotel sekitar Bogor. Sedangkan pacar saya sendiri baru saja minggu lalu mengajak anak-anak muridnya untuk field trip di Kebun Raya Bogor.

Setelah searching di Google mengenai referensi tempat wisata di Bogor, kami memutuskan untuk mengunjungi satu objek saja yaitu Kebun Durian Warso Farm yang terletak di Cihideung. 

Kenapa hanya satu objek yang kami jadikan tujuan?
Simpel alasannya, yaitu karena udah dijelasin di atas, kami berangkat dari kostan terlalu siang. Kami mulai beranjak dari kostan sekitar pukul 11 menuju ke Stasiun Sawah Besar. Sekitar pukul 13.00 baru kami sampai di Stasiun Bogor, setelah kurang lebih satu jam dikurung di dalam gerbong kereta yang katanya dilengkapi AC tapi yang terasa hanya seperti angin dari kipas angin. Padahal, kereta yang kami tumpangi penuh sesak dengan orang-orang yang menuju ke Bogor. 

Sampai di Stasiun Bogor, kami langsung menuju ke pintu keluar stasiun untuk mencari angkot 02 jurusan Sukasari - Bubulak. Dengan angkot 02 tersebut, kami menuju ke Ramayana atau Bogor Trade Mall untuk menyambung angkot lain. Sekitar 15 menit perjalanan, yang dikarenakan jalanan Bogor yang macet di depan Istana Bogor, kami sampai di Ramayana.

Dari Ramayana, kami berjalan ke arah pasar untuk naik angkot 04A jurusan Ramayana-Cihideng. Perhatikan baik-baik tulisan angka dari angkot yang akan dinaiki, karena kami sempat salah naik angkot. Ternyata angkot yang kami tumpangi bertuliskan 04A TH yang bertujuan ke Tajur Halang. Meski saya tak tahu dimana letak Tajur Halang, namun sepertinya Tajur Halang dan Cihideung tujuan kami jaraknya sangat jauh berbeda.

Ada tips satu lagi untuk yang ingin naik angkot 04A yaitu kita harus berjalan ke jalan arah pasar, ke arah berlawanan angkot 04A lewat. Kenapa? Karena permintaan penumpang terhadap ketersediaan angkot ini sangatlah tinggi. Sepertinya memang mobilitas orang-orang daerah Cihideung dan sekitarnya ke arah Bogor dan sebaliknya memang sangat tinggi.Kalau kalian hanya berdiri menunggu di pertigaan depan BTM, dijamin satu jam menunggu pun kalian tidak akan dapat tempat duduk.

Setelah sekitar 1 jam perjalanan dengan angkot 04A menyusuri mulai dari jalanan yang rusak di ujung Bogor Nirwana Resort, lalu jalanan rapi di sekitar JungleLand, hingga menuju jalanan pedesaan penuh liku naik turun dan jurang di beberapa titik, akhirnya kami sampai di tujuan kami, Cihideung. Dari pertigaan berhentinya angkot, kami berjalan sekitar 20 meter untuk menuju Kebun Durian Warso Farm. Dekat sekali bukan. :)

Dari informasi di internet, kebun durian Warso Farm adalah milik seorang pensiunan TNI AD bernama Soewarso Pawaka. Kurang lebih sekitar setengah dari luas keseluruhan Kebun Durian Warso seluas 8,5 ha ini ditanami bermacam jenis pohon durian yang jumlahnya sekitar 900 pohon dan terdiri dari 19 jeni dan 7 varietas unggul, yaitu Monthong, Lay, Petruk, Sunan, Si Mas, Tembaga. Dan lahan yang tersisa ditanami dengan pohon buah Naga, pohon nangka, buah jambu monyet, dan juga terdapat persawahan (Sumber : yoshiewafa).


Untuk mengitari kebun durian ini, kami butuh waktu sekitar 1,5 jam. Kok lama?
Ya karena selain lahannya yang luas, kami menghabiskan waktu 1,5 jam itu untuk foto-foto dan duduk-duduk di area kebun. Kalau kalian memang hobi foto narsis, tempat ini cocok banget kalau kalian ingin bikin foto narsis dengan tema "Kejatuhan Duren" atau "Bertarung dengan Buah Naga" :D.


Udara di area Warso Farm ini segar banget lho. Mungkin karena kebun ini terletak persis di bawah Gunung Salak dan area kebun ini memang rimbun akan pohon-pohon durian yang tumbuh disana-sini seperti jamur (lebayyy..).

Buat yang mau main kesana, saya sarankan untuk datang di musim panen durian. Info dari blog yoshiewafa ini sih katanya musim panen durian itu jatuh di bulan Desember s/d Mei, dan puncaknya pada bulan Januari s/d Maret. Tapi kalau kalian mau datang cuma buat liat-liat saja, bisa kok datang ke tempat ini. Pengunjung yang ingin menikmati sejuknya kebun durian ini tidak perlu mengeluarkan biaya untuk tiket masuk, karena pengelola Warso Farm memang tidak menerapkan sistem tiket masuk.

Oh iya, meskipun disini kita tidak diperbolehkan untuk memetik durian, tapi pengunjung masih bisa menyantap hidangan serba durian seperti es ketan durian, serabi durian, dll di warung dan kedai yang tersedia di area ini. Ada satu kedai di area dalam kebun, dan satu kedai di luar area kebun. Sepertinya ada satu kedai lagi di seberang kompleks kebun, tapi saya tak tahu pasti karena saya hanya melihat keramaian yang tampak seperti keramaian warung.

Kami tak sempat mencicipi makanan maupun minuman yang ada disini. Alasan pertama sih karena kami ingin makan di daerah pecinannya Bogor, yaitu Jalan Suryakencana. Alasan kedua ya karena budget jalan-jalan kami terbatas, jadi terpaksa kami menahan lapar untuk tidak makan di warung di area Warso Farm. Untuk mengganjal perut, kami pun membeli batagor seharga 5000 perak di dekat tempat pemberhentian angkot 04A. Lumayan menahan lapar. :)

Kami sampai kembali di Bogor sekitar pukul 17.30-an. Dengan semangat menggebu kami berjalan kaki ke daerah Jalan Suryakencana. Tak disangka, ternyata warung dan restoran ala pecinan di daerah tersebut sudah tutup ketika kami datang. Berhubung kami sudah sangat kelaparan, akhirnya pilihan perut kami jatuh ke warung Mie Ayam Gaya Tunggal, yang letaknya persis di depan Museum Zoologi.

Meski "sepertinya" yang terkenal disini adalah mie ayam jamurnya, tapi tak satupun dari kami yang memesan mie ayam. Pacar saya memesan menu nasi goreng, sedangkan saya memesan bihun kuah masak. Untuk minumnya, kami memesan es teh dan es lidah buaya.

Nasi goreng disini menurut saya rasanya biasa saja. Nasi yang digunakan kurang "pera" dan kurang cocok digunakan untuk nasi goreng. Untuk bihun kuahnya, rasanya sebenarnya cukup enak. Cuma ketika disajikan kepada saya, kuahnya tidak dalam keadaan panas. Padahal saya membayangkan akan bercucuran keringat menikmati bihun kuah yang panas dan pedas. Oh iya, pada saat menyantap menu saya, perut saya yang sedang maag sungguh tak bisa berkompromi. Akhirnya, saya hanya menyantap sedikit bihun kuah saya. Sisanya saya bawa pulang. Dan ketika di rumah saya panaskan lagi di atas kompor, plus saya tambah irisan cabe rawit, rasa bihun kuahnya jadi lebih maknyosss.
 

2 komentar:

  1. Wahahaha yang udah punya pacar. Widiwwwwww pede banged ya> hiheieiiehe. Iya Bogor ya. Terakhir saya ke Bogor tahun lalu, kalau nda salah mampir ke Branangsiang. Maaf kalau saya salah ketik atau tulis. Jalan Jalan aja ke sana, sekalian nikmatin kota Bogor dan wisata Kuliner Bogor. Salah satunya yang saya suka adalah ASINAN BOGOR :)))))))))))

    BalasHapus
  2. Terima kasih sudah main ke blog saya Kang Cepot.

    Ayo kapan maen ke Jakart. Kalo ke Jakarta, kasih kabar ya. Biar pasukan AkberJKT bisa ngumpul... :)

    BalasHapus

Jangan lupa komentarnya ya....:))

Masa Pertumbuhan Kita

Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...