Sabtu, 29 Oktober 2011

Random alias Acak, Memperkaya Diri

Peringatan: Ini bukan sembarang tulisan, tapi ini adalah tulisan yang sembarangan alias ngawur.hehe


Kadang saya merasa hidup saya ini sangatlah acak alias random. Kenapa begitu?
Saya dulu pas SMA masuk jurusan IPA (meski tetap aja ngadepin angka-angka keder....), lulus SMA dan masuk bangku kuliah, saya mengambil jurusan Sastra Inggris. Dan kerandoman itu berlanjut hingga ke dunia kerjaku sekarang. Dengan background Sastra Inggris, saya masuk ke Bagian Hukum dan Humas di instansi pemerintahan. Meski job description asli saya adalah menjadi penerjemah, tapi saya malah lebih sering ngerjain legal drafting alias menyusun peraturan. Itu artinya kerjaan saya lebih berkaitan dengan aspek hukum. Apalagi ini spesifik di bidang penerbangan.

Dari IPA, trus ke Sastra, dan sekarang Hukum dan Penerbangan.
Pasti kejadian kayak gini gak cuma dialami saya. Pasti di luar sana banyak orang-orang yang mungkin hidupnya lebih random daripada saya. Mungkin ada yang dulu di SMA jurusan IPA, lalu lanjut kuliah S1 di Ekonomi, lalu S2nya di Fashion trus malah kerjanya jadi politikus atau jadi Menteri. (Ups...semoga tidak ada yang tersindir. Ini cuma perumpamaan).

Pertanyaan selanjutnya yang pasti muncul adalah:
Apakah semua itu salah? 
Menurut pendapat saya pribadi, hal itu tidak bisa diliat sebagai hal yang salah atau hal yang benar. Bukankah semua di dunia ini menjadi relatif benar atau relatif salah ketika diliat dari sudut pandang berbeda.
Kalo sudut pandang saya sendiri, saya lebih suka mengambil sudut pandang positif dari suatu hal.
Dalam hal kerandoman hidup seperti ini, ada beberapa hal yang saya liat:
Pertama, dengan keberagaman atau kerandoman hidup seperti saya, saya merasa beruntung karena wawasan, pengalaman dan pengetahuan saya (dituntut...) untuk semakin bertambah. Karena masuk IPA, saya jadi bisa ngerasain ngebedah kodok atau ikan atau ngeliat bakteri lagi goyang-goyang lewat mikroskop. Saat masuk Sastra Inggris, saya jadi sedikit-sedikit tau tentang bahasa Inggris. Minimal bikin Simple Present Tense saya bisa.Hehehe..
Di pekerjaan saya sekarang, saya merasa beruntung karena saya semakin tau tentang dunia penerbangan terutama dari sisi hukumnya. Semakin saya tau dunia penerbangan beserta pesawat-pesawatnya, jujur saya jadi malah takut naik pesawat..(kabur................)

Hal kedua, yaitu mengenai perubahan pola pikir yang saya dapatkan dari keacakan hidup saya ini.
Pola pikir IPA yang semua harus masuk logika dan penuh perhitungan, lalu ke Sastra Inggris yang mana saya dituntut untuk lebih banyak menggunakan imajinasi saya, dan sekarang di bidang Hukum yang mana saya harus lebih menggunakan prinsip semua harus ada justifikasi dan legal hukumnya.


Ketiga sekaligus terakhir adalah karena keacakan alias kerandoman hidup saya ini adalah bagian dari rencana Tuhan. Jadi semua ini adalah takdir. Kalo udah bicara tentang takdir, rasanya kita hanya bisa berpasrah dengan apa yang dikasih Tuhan, tapi ini tidak berarti kita tidak bisa berusaha. Dalam prinsip saya, takdir itu untuk sesuatu yang sudah terjadi dalam hidup saya. Artinya dulu saya masuk jurusan Sastra Inggris karena memang takdir saya disitu. Tapi untuk hal yang belum terjadi, bagi saya itu bukan takdir. Di situlah kita berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk meraih apa yang akan kita inginkan. Jadi masa yang telah saya lalui adalah takdir, sedangkan masa yang akan saya lalui belumlah menjadi takdir. Benar tidak?


Jadi kesimpulannya adalah (udah kayak skripsi aja pake kesimpulan segala)
Bersyukurlah dengan apa yang sudah kita alami, dan berusahalah semaksimal mungkin untuk apa yang belum kita alami (maksudnya masa depan kita..)

NB: Benar kan ini bukan sembarang tulisan. Ini memang tulisan sembarangan. Namanya juga random. hehe...

Salam Acak 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa komentarnya ya....:))

Masa Pertumbuhan Kita

Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...