Jumat, 09 Agustus 2019

Belajar Berkomitmen Melawan MAGER


“Eh lo kenapa ga jadi datang ke workshop-nya Bang Atta Halilintar? Keren banget tau.”

“Ah males gue. MAGER banget nih.”


MAGER.

Satu kata yang merupakan sebuah singkatan dari MAles GERak. Satu kata yang selalu bisa kamu jadikan alasan untuk tidak datang ke acara pernikahan kerabat, tidak datang menepati janji makan siang dengan teman, atau sekadar tidak datang ke acara 17 Agustusan RT di lapangan seberang rumah kamu persis.

Saya jadi ingat sebuah postingan di Instagram @millennialsshit yang berbunyi

MANUSIA BERENCANA, MAGER MENENTUKAN

Ya. Memang sebegitu menentukannya sang MAGER ini. Kamu bisa saja kehilangan kesempatan untuk ketemu calon jodoh kamu di acara pernikahan teman hanya gara-gara kamu MAGER. Kamu mungkin kehilangan potensi penghasilan ratusan juta rupiah, hanya karena kamu MAGER datang ke workshopnya Atta Halilintar yang hingga tulisan ini diterbitkan, subscriber channel Youtube-nya sudah mencapai angka 18 juta orang.

Kebiasaan males gerak sendiri sebenarnya saya idap sendiri. Di semester lalu, saya banyak sekali melewatkan workshop atau event lain di kampus yang sesungguhnya menarik dan pasti bermanfaat hanya karena saya terlalu “Males Gerak” ini. Apalagi ditunjang dengan aplikasi media sosial semacam Instagram atau Twitter yang membuat saya merasa berjalan kemana-mana hanya dengan melihat stories teman-teman saya yang sedang asik liburan atau sibuk dengan kegiatan sosialnya. Youtube dan Netflix pun turut mendukung kebiasaan males gerak ini, sehingga saya hanya berjalan turun dari ranjang hanya ketika saya kebelet pipis atau lapar.

Belajar berkomitmen itu penting sekali untuk mengalahkan rasa malas gerak ini. Jadi di semester 2 ini saya berusaha untuk memaksa diri saya untuk tidak lagi menuruti hawa males-malesan saya. Saya sadar kalau hidup saya ini diisi dengan males gerak, tidur-tiduran di kasur sambal scrolling feed Instagram, atau asik nge-tap stories orang lain, ya saya hanya membuang waktu saya.

Jadi gimana cara saya untuk bisa efektif mengalahkan rasa malas ini?




1. Menghindari membuka akun media sosial kamu ketika kamu baru saja bangun tidur. Kebiasaan saya kalo sudah membuka media sosial, dari yang tadinya janji di dalam hati “Ah aku akan main Instagram 5 menit saja”, akhirnya berujung ke jari jemari ini tak henti bermain sampai dengan 1 jam lebih.

2. Mencatat setiap janji atau kegiatan yang akan kita datangi hari itu.
Saya sendiri karena menggunakan ponsel android sehingga memanfaatkan aplikasi Calendar dari Google. Setiap kali misal saya mendaftar untuk workshop atau volunteering baik di kampus maupun di luar kampus, saya akan mencatat detail acara, tempat, dan waktunya di aplikasi tersebut. Setelah itu saya set reminder untuk acara tersebut misal 4 atau 5 jam sebelumnya. Saya sendiri tak pernah men-setting reminder 1 hari sebelum hari H karena saya ini orangnya pelupa. Jadi lebih baik diingatkan beberapa jam sebelumnya.

3. Membuat to-do-list hal yang mau kamu kerjakan hari ini
 Kalau di poin 2 tadi ini bicara mengenai mendatangi ­event atau kegiatan, kalau poin ketiga ini lebih ke hal-hal apa yang kamu kerjakan selain poin-poin nomor 2 tadi. Jadi misal kamu punya tugas membuat esai 4000 kata dalam waktu 2 minggu, akan lebih baik kamu bagi 4000 kata itu menjadi beberapa langkah. Misal di hari ke-1 kamu bisa set target untuk menulis 500 kata (ya kira-kira panjangnya seperti tulisan saya ini lah). Nanti hari berikutnya kamu buat target lagi 500 kata, dan seterusnya.   

Apa gunanya membagi tugas besar ke dalam tugas-tugas kecil?

Menurut pengalaman saya, pikiran kita akan jauh lebih rileks ketika mengetahui target kita kecil daripada ketika membayangkan harus langsung menulis 4000 kata. Hal ini sebenarnya juga membantu saya untuk tidak mengerjakan tugas dengan sistem kebut semalam alias ngelembur di 3 hari terakhir sebelum batas waktu pengumpulan tugas.

Untuk kamu pengguna smartphone android, banyak sekali aplikasi untuk mencatat to-do-list kamu ini, misalnya Any.do, Todoist, Google Tasks, Wunderlist, Ike, dll. Coba saja mana yang cocok dan nyaman buat kamu.

Ya itu tadi 3 tips dari pengalaman saya pribadi untuk melawan mager. Satu lagi tips paling penting dari saya yaitu untuk bisa melawan mager ya kita harus benar-benar berkomitmen untuk melakukannya. Percuma kalian tulis rapi semua event, kegiatan maupun to-do-list kalian kalau semua hanya berhenti di tulisan dan aplikasi.

Jadi siapkah kalian melawan MAGER?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa komentarnya ya....:))

Masa Pertumbuhan Kita

Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...