Judul | Kata Hati, Sebutlah Itu Cinta | |||||||||
No. ISBN | 9786022200635 | |||||||||
Penulis | Bernard Batubara | |||||||||
Penerbit | Bukune | |||||||||
Tanggal terbit | Juli - 2012 | |||||||||
Jumlah Halaman | 204 |
Secara
garis besar, benang merah novel ini adalah cinta segitiga. Bermula dari Randi
yang sedang menjalani masa-masa galau dan sedihnya setelah setahun yang lalu
ditinggal Dera, wanita yang sudah dipacarinya selama 5 tahun. Ia memutuskan
Dera karena dirinya memergoki pacarnya tersebut berselingkuh dengan beberapa
lelaki lain. Di masa-masa “penyembuhan luka hati” inilah Randi bertemu secara
tidak sengaja dengan Fila di sebuah kafe dimana Randi dan Dera dulu kerap kali
menghabiskan waktunya disana. Ketika hubungan Randi dan Fila semakin dekat,
ternyata Dera datang kembali dari Jakarta, tempat ia meneruskan hobi
modellingnya, ke Jogjakarta hanya untuk menemui Randi dan memintanya kembali
menjadi kekasihnya. Apakah Randi akan kembali kepada Dera, wanita yang pernah
menyakiti dan meninggalkan luka yang besar di hatinya, atau ia akan memilih
Fila, wanita yang baru ia temui dan mulai mengisi hari-harinya dan menyembuhkan
luka hatinya?
Jujur
saja, saya ini jarang sekali membaca novel-novel cinta yang bertema romantis. Alasan
saya ya karena kebanyakan novel romantis itu biasanya terlalu menye-menye atau mendayu-dayu. Namun
novel ini memberi saya wacana baru bahwa ternyata romantis itu tak harus selalu
mendayu-dayu. Mungkin karena sudut pandang bercerita di novel ini kebanyakan
mengambil sosok Randi sebagai fokus utama.
Di
novel ini, kita bakal banyak beberapa kata-kata “galau” yang bagus menurut
saya. Mungkin karena sosok @benzbara_ yang memang memulai karir menulisnya
dengan menulis dan menerbitkan buku-buku puisi dan sajak. Berikut beberapa
kutipan kata dari novel ini yang merupakan kutipan favorit saya:
“ Sesuatu yang membuatmu pergi͵ pada saatnya menjadi sesuatu yang membawamu pulang kembali."
"Apa artinya luka kalau ia tak memberikanmu pelajaran apa-apa"
Salah
satu kelemahan dari novel ini menurut saya adalah terlalu mudahnya alur
cerita yang dibuat. Saya sudah bisa menebak bagaimana akhir cerita dari
cinta segitiga Randi, Dera dan Fila, yang ternyata tebakan saya
tersebut benar. Konflik yang dimunculkan pun terasa kurang "menggigit" sehingga cerita terasa datar-datar saja.
Sekali
lagi, meski dengan kekurangan yang saya sebutkan di atas, novel ini
tetap enak dibaca kok. Apalagi dengan gaya bahasa @benzbara_ yang tidak
terlalu bertele-tele dibandingkan beberapa novel-novel romantis lain
yang pernah saya baca. Titik lemah sebuah novel romantis memang kadang
seorang penulis akan sangat banyak sekali bermain dengan
paragraf-paragraf deskriptif, yang kadang bila terlalu banyak malah akan
membuat pembaca bosan dan tidak meneruskan untuk membaca. Untunglah
novel ini menurut saya tidak termasuk kategori tersebut.
Tips
untuk membaca buku ini adalah bacalah pada saat hujan turun, sembari
menyesap secangkir cokelat panas dan ditemani lagu Fix You-nya Coldplay,
atau lagu-lagu dari Adhitia Sofyan, yang memang banyak muncul dalam
novel ini. Bersiaplah untuk galau sepanjang hari.hehe..
Selamat membaca
kak, tanggung peenjelasannya, jadi penasaran nih....
BalasHapusEmmm... gimana kalo kakak tulis novelnya ke blog kakak ini?
Ups..Kalo tulisanku udah bisa bikin orang penasaran pengen baca novelnya, berarti aku berhasil dong...
HapusHah...tulis novelnya di blog ini?
*kebayang tangan pegal-pegal*
yaps... gue super penasaran ama novel ini
Hapus#perjuangan lah kak :D
hahaaa...
Ayo dong dibeli aja novelnya...hehe
Hapus