“Aku tahu kamu mungkin udah sangat bosan dengar ini, tapi aku ingin bilang aku sayang kamu. Jadilah milikku, mau?”
Anton
Sebaris kata itu tertulis rapi di selembar kertas. Warna pink dengan aroma wangi bunga. Romantis bagi orang lain, tapi tidak bagiku. Apalagi Anton yang mengirimnya.
“Huh...Anton lagi. Ga bosen-bosen apa dia aku tolak berkali-kali”, gerutuku.
Anton memang lelaki paling pantang menyerah sekaligus lelaki paling banyak aku tolak cintanya. Masih kuat di ingatanku tanggal 14 September 2011. Itu hari dimana Anton untuk pertama kali menyatakan cinta dan menembakku.
“Inge, aku suka dan sayang kamu. Jadilah milikku, mau?”
Kata-kata dari Anton tersebut diucapkannya saat aku baru saja selesai latihan dance.
Anton datang padaku tepat pada saat aku sedang duduk mengelap keringat. Terang saja saat itu juga aku jawab
“Maaf ton. Aku ga bisa.”
Sejak saat itu, sudah puluhan kali cara yang dia gunakan untuk menembakku. Mulai dari lewat bunga, rekaman video, sms, BBM, dan yang paling sering adalah lewat surat. Sama seperti yang hari ini ia berikan kepadaku.
Bip...bip....
Sebuah pesan singkat masuk ke inbox ponselku.
Anton
Sebaris kata itu tertulis rapi di selembar kertas. Warna pink dengan aroma wangi bunga. Romantis bagi orang lain, tapi tidak bagiku. Apalagi Anton yang mengirimnya.
“Huh...Anton lagi. Ga bosen-bosen apa dia aku tolak berkali-kali”, gerutuku.
Anton memang lelaki paling pantang menyerah sekaligus lelaki paling banyak aku tolak cintanya. Masih kuat di ingatanku tanggal 14 September 2011. Itu hari dimana Anton untuk pertama kali menyatakan cinta dan menembakku.
“Inge, aku suka dan sayang kamu. Jadilah milikku, mau?”
Kata-kata dari Anton tersebut diucapkannya saat aku baru saja selesai latihan dance.
Anton datang padaku tepat pada saat aku sedang duduk mengelap keringat. Terang saja saat itu juga aku jawab
“Maaf ton. Aku ga bisa.”
Sejak saat itu, sudah puluhan kali cara yang dia gunakan untuk menembakku. Mulai dari lewat bunga, rekaman video, sms, BBM, dan yang paling sering adalah lewat surat. Sama seperti yang hari ini ia berikan kepadaku.
Bip...bip....
Sebuah pesan singkat masuk ke inbox ponselku.
1 Message Received
From : Anton, +628889007790
To : Inge, +6289989989799
Gimana Inge, sudah terima suratku.
Apa jawaban kamu?
From : Anton, +628889007790
To : Inge, +6289989989799
Gimana Inge, sudah terima suratku.
Apa jawaban kamu?
1 Message Sent
From : Inge, +6289989989799
To : Anton, +628889007790
Udah. Aku ga bisa.
-------------------------------------------------------------------------
Sebuah kertas kecil warna kuning tertempel di lokerku.
“Dari siapa ya”, pikirku.
“To Inge
Kutunggu di Kafe Malika Tebet Jam 7 Malam. Aku harap kamu datang Inge”
From Anton”
“Anton lagi. Ga pernah nyerah dia. Males banget deh gue dateng,”, cerocosku begitu tahu itu kertas kecil dari Anton.
Bip...bip....
1 Message Received
From : Anton, +628889007790
To : Inge, +6289989989799
“Kamu dimana Inge. Aku udah nunggu dua jam di Kafe Malika. Kamu jadi datang kan?”
1 Message sent
From : Inge, +6289989989799
To : Anton, +628889007790
Gak. Aku ga bakal datang. Kamu ga bosen-bosennya ya ngejar aku. Aku tuh ga mau jadi cewek kamu. Aku ga mau jadi milik kamu.
Bip...bip.....
From : Anton, +628889007790
To : Inge, +6289989989799
Ya udah Nge. Mungkin ini adalah terakhir kali aku sms kamu. Maaf ya Nge selama ini aku udah ganggu hidup kamu. Aku ga akan berhenti sayang kamu.
-------------------------------------------------------------------------
1 minggu kemudian.....
“Kemana ya si Anton itu. Kok kayaknya ga pernah nongol lagi di kampus.”, batinku.
“Ah, tapi ngapain juga mikirin dia. Bukannya enak hidup tanpa dikejar-kejar dia lagi.”
Bip....bip...
1 Message Received
From : Sinta, +628459007790
To : Inge, +6289989989799
Eh Nge, mau ikut ke tahlilannya si Anton ga?
“Hah..Tahlilan Anton. Maksudnya apa ini?”, pikirku.
1 Message Sent
From : Sinta, +628459007790
To : Inge, +6289989989799
Emang Anton kenapa. Kok aku baru tau.
Bip..bip...
1 Message Received
From : Sinta, +628459007790
To : Inge, +6289989989799
Lu gak tau. Seminggu lalu, Anton kecelakaan di daerah Tebet. Kayaknya dia abis janjian ama cewek deh coz pas kecelakaan dia pake baju rapi plus bawa bunga. Btw, gimana lu mau ikut ga.
Aku terdiam.
Terngiang di telingaku kata-kata yang selalu Anton ucapkan padaku.
“Jadilah Milikku, Mau?”
From : Inge, +6289989989799
To : Anton, +628889007790
Udah. Aku ga bisa.
-------------------------------------------------------------------------
Sebuah kertas kecil warna kuning tertempel di lokerku.
“Dari siapa ya”, pikirku.
“To Inge
Kutunggu di Kafe Malika Tebet Jam 7 Malam. Aku harap kamu datang Inge”
From Anton”
“Anton lagi. Ga pernah nyerah dia. Males banget deh gue dateng,”, cerocosku begitu tahu itu kertas kecil dari Anton.
Bip...bip....
1 Message Received
From : Anton, +628889007790
To : Inge, +6289989989799
“Kamu dimana Inge. Aku udah nunggu dua jam di Kafe Malika. Kamu jadi datang kan?”
1 Message sent
From : Inge, +6289989989799
To : Anton, +628889007790
Gak. Aku ga bakal datang. Kamu ga bosen-bosennya ya ngejar aku. Aku tuh ga mau jadi cewek kamu. Aku ga mau jadi milik kamu.
Bip...bip.....
From : Anton, +628889007790
To : Inge, +6289989989799
Ya udah Nge. Mungkin ini adalah terakhir kali aku sms kamu. Maaf ya Nge selama ini aku udah ganggu hidup kamu. Aku ga akan berhenti sayang kamu.
-------------------------------------------------------------------------
1 minggu kemudian.....
“Kemana ya si Anton itu. Kok kayaknya ga pernah nongol lagi di kampus.”, batinku.
“Ah, tapi ngapain juga mikirin dia. Bukannya enak hidup tanpa dikejar-kejar dia lagi.”
Bip....bip...
1 Message Received
From : Sinta, +628459007790
To : Inge, +6289989989799
Eh Nge, mau ikut ke tahlilannya si Anton ga?
“Hah..Tahlilan Anton. Maksudnya apa ini?”, pikirku.
1 Message Sent
From : Sinta, +628459007790
To : Inge, +6289989989799
Emang Anton kenapa. Kok aku baru tau.
Bip..bip...
1 Message Received
From : Sinta, +628459007790
To : Inge, +6289989989799
Lu gak tau. Seminggu lalu, Anton kecelakaan di daerah Tebet. Kayaknya dia abis janjian ama cewek deh coz pas kecelakaan dia pake baju rapi plus bawa bunga. Btw, gimana lu mau ikut ga.
Aku terdiam.
Terngiang di telingaku kata-kata yang selalu Anton ucapkan padaku.
“Jadilah Milikku, Mau?”
NB:
Diikutsertakan dalam proyek #15HariNgeblogFF hari kelima dengan topik "Jadilah Milikku, Mau?" yang diadakan oleh Mbak @WangiMS dan Mas @momo_DM.
Bagus benceee :))
BalasHapusIni tulisan di menit-menit terakhir...
BalasHapusHasilnya tetap tidak romantis...hiks
seram :-s
BalasHapusSeram tapi romantis....
HapusTapi jangan kapok buat baca blog saya ya....hehe
ndak romantis ah, sedih :(
BalasHapusSini aku puk-puk...Biar ga sedih...hehe
Hapussedih banget seeeeh....huaaaa... T_T
BalasHapusJangan sedih donk mba,ntar aku jadi ikutan sedih..hiks..btw,thanks kunjungannya ya...
BalasHapus