Dika terbaring di ranjangnya. Matanya memandang langit-langit kamarnya sembari pikirannya menerawang jauh. Ke sana, ke tempat Rena, cewek yang membuatnya jatuh hati.
“Kalau Rena nolak aku terus jadi mutusin persahabatan kita gimana ya?”, tanya Dika dalam hati.
“Huftt...”.
Kringggg.....kringgg...
Telepon di rumah Dika berdering.
“Hallo...Dikanya ada?Ini Rena temannya Dika.”
“Hai Ren, Ini Dika. Ada apa nih jam segini nelpon.”, tanya serius, mencoba menyembunyikan rasa groginya.
“Gak apa-apa. Eh Dik, kamu mau gak nemenin aku ke konser Simple Plan. Soalnya teman gue yang tadinya mau nemenin gue batal datang. Gimana, bisa gak hari Selasa ketemuan di Istora Senayan jam 6?”
“Emmm....gimana ya Ren?....Oke deh...”
“Sip Dik. Selasa jam 6 sore ya. Jangan telat ya Dik”
“Eh Ren, gue pake baju apa ya buat ke konsernya. Gue kan belum pernah nonton begituan.”
“Pake jas dan tuxedo aja Dik. Kayaknya seru tuh...hehe. Oh iya Dik, udah dulu ya. Jangan lupa jam 6 sore hari Selasa besok”
“Iiiya...Ren..”
Rena menutup teleponnya.
---------------
“Aku harus bikin Rena suka ngeliat penampilanku”, kata Dika sambil mematut dirinya di depan cermin kamarnya.
“Udah jam tengah tengah 6 ni. Gue harus segera berangkat”
Disambarnya kunci mobil di meja, lalu berlari menuju ke mobilnya yang ia parkir di depan rumah.
Ringtone ponsel Dika berbunyi.
“Halo Ren. Ni gue dah mulai berangkat. Tunggu gue setengah jam lagi ya.”
“Oke Dik. Gue juga udah siap kok. Yaudah ati-ati di jalan ya Dik.”
“ Oke Ren.”
“Kenapa orang-orang pada pake kaos dan celana jeans doang ya.” tanya Dika melihat rombongan muda mudi berseliweran di sekitar Istora Senayan.
Ponsel Dika bergetar
“Dik, lu dimana. Gue dah di depan Istora ni. Cepat samperin gue.”
“Gue dah di Istora juga. Emmm...ya gue liat lu. Gue kesitu ya”
Setelah mengunci pintu mobil, Dika berjalan ke arah Rena yang celingukan seolah mencari seseorang.
“Kenapa orang-orang pada senyum senyum ngeliatin aku ya” batin Dika melihat orang-orang di sekitar.
“Hai Ren...Udah lama disini”
“Dika....Hahahahahahaha.....”, tawa Rena meledak
“Kenapa Ren?” tanya Dika melihat reaksi Rena.
“Ngapain lu pake jas dan tuxedo gini. Kita kan mau nonton Simple Plan, bukan mau nonton opera atau konser piano”, jelas Rena.
“Tapi kan lu yang bilang gue pake jus dan tuxedo aja. Aku kan pengen bikin kamu terkesan.”
“Ya ampun Dik, gue kan cuma becanda. Gue kira lu udah tau kalo gue becanda. Lagian gue sendiri udah ga inget kalo ngomong gitu ke lu...hahaha”. kata Rena panjang lebar.
“AKU BENCI KAMU HARI INI REN...”, ucap Dika sembari berlari menjauhi Rena.
Rena berusaha mengejar Dika.
“Dik...dik...tunggu. Maksud gue bukan gitu. Enggg...Maafin gue Dik.Tunggu jangan lari Dik..”.
Dika berhenti berlari ketika tangan Rena berhasil menyentuh punggungnya.
Rena berkata “Dika...maafin gue..Sori bikin lu malu di depan orang-orang gini.”
“Ok Ren. Terserah kamu mau tertawa atau apa. Yang jelas aku mau ngelakuin apa pun yang kamu bilang karena aku....”, ucapan Dika berhenti. Menggantung
“Karena aku apa Dik...”, tanya Rena penasaran.
“Karena aku sa...”
PETT,... Tiba-tiba gelap
“Tidur Vik. Udah malam. Nonton TV sampe larut malam gini. Tidur sana”, bentak Ibu kepadaku.
“Yah Ibu. Padahal kan FTVnya udah mau selesai. Ah Ibu...”, rengekku kepada Ibu.
“Gak. Sekarang kamu tidur sana di kamar. Besok telat aja baru tau rasa.”, bentak Ibu sekali lagi. Sepertinya rengekkanku tak mempan kepadanya.
“Ibuuuuu...........” teriakku di kamar.
NB: Diikutsertakan dalam proyek #15HariNgeblogFF hari kedelapan dengan topik "Aku Benci Kamu Hari Ini" yang diadakan oleh Mbak @WangiMS dan Mas @momo_DM.
“Kalau Rena nolak aku terus jadi mutusin persahabatan kita gimana ya?”, tanya Dika dalam hati.
“Huftt...”.
Kringggg.....kringgg...
Telepon di rumah Dika berdering.
“Hallo...Dikanya ada?Ini Rena temannya Dika.”
“Hai Ren, Ini Dika. Ada apa nih jam segini nelpon.”, tanya serius, mencoba menyembunyikan rasa groginya.
“Gak apa-apa. Eh Dik, kamu mau gak nemenin aku ke konser Simple Plan. Soalnya teman gue yang tadinya mau nemenin gue batal datang. Gimana, bisa gak hari Selasa ketemuan di Istora Senayan jam 6?”
“Emmm....gimana ya Ren?....Oke deh...”
“Sip Dik. Selasa jam 6 sore ya. Jangan telat ya Dik”
“Eh Ren, gue pake baju apa ya buat ke konsernya. Gue kan belum pernah nonton begituan.”
“Pake jas dan tuxedo aja Dik. Kayaknya seru tuh...hehe. Oh iya Dik, udah dulu ya. Jangan lupa jam 6 sore hari Selasa besok”
“Iiiya...Ren..”
Rena menutup teleponnya.
---------------
“Aku harus bikin Rena suka ngeliat penampilanku”, kata Dika sambil mematut dirinya di depan cermin kamarnya.
“Udah jam tengah tengah 6 ni. Gue harus segera berangkat”
Disambarnya kunci mobil di meja, lalu berlari menuju ke mobilnya yang ia parkir di depan rumah.
Ringtone ponsel Dika berbunyi.
“Halo Ren. Ni gue dah mulai berangkat. Tunggu gue setengah jam lagi ya.”
“Oke Dik. Gue juga udah siap kok. Yaudah ati-ati di jalan ya Dik.”
“ Oke Ren.”
“Kenapa orang-orang pada pake kaos dan celana jeans doang ya.” tanya Dika melihat rombongan muda mudi berseliweran di sekitar Istora Senayan.
Ponsel Dika bergetar
“Dik, lu dimana. Gue dah di depan Istora ni. Cepat samperin gue.”
“Gue dah di Istora juga. Emmm...ya gue liat lu. Gue kesitu ya”
Setelah mengunci pintu mobil, Dika berjalan ke arah Rena yang celingukan seolah mencari seseorang.
“Kenapa orang-orang pada senyum senyum ngeliatin aku ya” batin Dika melihat orang-orang di sekitar.
“Hai Ren...Udah lama disini”
“Dika....Hahahahahahaha.....”, tawa Rena meledak
“Kenapa Ren?” tanya Dika melihat reaksi Rena.
“Ngapain lu pake jas dan tuxedo gini. Kita kan mau nonton Simple Plan, bukan mau nonton opera atau konser piano”, jelas Rena.
“Tapi kan lu yang bilang gue pake jus dan tuxedo aja. Aku kan pengen bikin kamu terkesan.”
“Ya ampun Dik, gue kan cuma becanda. Gue kira lu udah tau kalo gue becanda. Lagian gue sendiri udah ga inget kalo ngomong gitu ke lu...hahaha”. kata Rena panjang lebar.
“AKU BENCI KAMU HARI INI REN...”, ucap Dika sembari berlari menjauhi Rena.
Rena berusaha mengejar Dika.
“Dik...dik...tunggu. Maksud gue bukan gitu. Enggg...Maafin gue Dik.Tunggu jangan lari Dik..”.
Dika berhenti berlari ketika tangan Rena berhasil menyentuh punggungnya.
Rena berkata “Dika...maafin gue..Sori bikin lu malu di depan orang-orang gini.”
“Ok Ren. Terserah kamu mau tertawa atau apa. Yang jelas aku mau ngelakuin apa pun yang kamu bilang karena aku....”, ucapan Dika berhenti. Menggantung
“Karena aku apa Dik...”, tanya Rena penasaran.
“Karena aku sa...”
PETT,... Tiba-tiba gelap
“Tidur Vik. Udah malam. Nonton TV sampe larut malam gini. Tidur sana”, bentak Ibu kepadaku.
“Yah Ibu. Padahal kan FTVnya udah mau selesai. Ah Ibu...”, rengekku kepada Ibu.
“Gak. Sekarang kamu tidur sana di kamar. Besok telat aja baru tau rasa.”, bentak Ibu sekali lagi. Sepertinya rengekkanku tak mempan kepadanya.
“Ibuuuuu...........” teriakku di kamar.
NB: Diikutsertakan dalam proyek #15HariNgeblogFF hari kedelapan dengan topik "Aku Benci Kamu Hari Ini" yang diadakan oleh Mbak @WangiMS dan Mas @momo_DM.
nah gitu Fresh sekali :D bravo
BalasHapusHaha...
Hapus#sodorinkulkasbiarfresh....
jiah.. kirain beneran,ternyata cuma di film yaa *penonton kuciwaaa* hehehe :D
BalasHapusIya mba...
HapusNi curhat tersembunyi gara-gara ga da tv di rumah..