Kemarin malam, saat saya dan istri saya tengah menunggu pesanan makanan kami datang di sebuah warung, tiba-tiba datanglah seorang pria tua bertampang memelas. Saya yang dasarnya orang yang gak tegaan tanpa pikir panjang mengambil selembar uang seribu rupiah dari kantong saya dan saya berikan kepada orang tua itu. Segera setelah pria tersebut pergi saya dan istri saya kembali mengobrol.
Di tengah-tengah obrolan kami setelah pria itu pergi, tiba-tiba pelanggan lain yang duduk di samping kami langsung berkata kepada kami
"Eh mas, tadi situ ngasih duit kan ke orang itu (baca - pria tua yang mengemis tadi) kan?
Tuh liat kesana. Tadi pas minta-minta dia keliatan kasihan kan. Tuh liat, dia lagi jalan dengan gagah"
Saya agak kaget dengan perkataan orang itu. Bukan karena perkataanya sih, tapi lebih karena tiba-tiba ada orang yang tak saya kenal berbicara kepada saya pada saat saya asyik mengobrol.
"Kalo saya sih liat-liat mas kalo ngasih orang. Mending ngasih ke yang beneran berusaha."
Yang Penting Kita Sudah Memberi
Bagi saya memberi itu soal keikhlasan hati. Saya tak pernah berpikir apakah uang saya beri akan digunakan untuk beli rokok atau beli minuman keras. Saya tak pernah berpikir apakah orang tersebut berbohong demi mendapatkan uang atau tidak.
Trus berarti kamu turut melestarikan orang-orang malas dong Ben.
Sederhana saja sih jawabannya. Kalau memang masih memikirkan hal-hal yang seperti saya sebutkan di atas, itu berarti kita masih belum bisa ikhlas sepenuhnya untuk memberikan sesuatu kepada orang lain. Dan kalau memang belum atau tidak ikhlas, ya sudah tidak usah memberi dan tidak usah banyak berkomentar. Yang kadang aneh bagi saya itu ya sudah tidak mau memberi tapi malah ribut berkomentar. Seperti orang yang saya temui itu.