Sudah 5 hari ini
aku terbaring di ranjang. Berbaring bersama pasien lain di bangsal Kamboja, Rumah Sakit Pelita Sehat ini.
Tiap mendengar nama
bangsalku, yaitu Kamboja, pikiranku pasti langsung tidak karuan. Bayangkan
saja, nama kamboja kan identik dengan kuburan, dan sekarang aku harus dirawat
sebagai seorang pasien, di tempat yang selalu mengingatkanku akan kuburan.
“Don, ayo bangun
sebentar nak. Dokter dan Suster sebentar lagi datang buat ngecek kondisi kamu.”,
suara Ibuku menyadarkanku dari istirahat dan lamunanku.
Kubuka mataku
sedikit demi sedikit. Kukucek perlahan mataku dengan hanya tangan sebelah
kananku yang kugunakan. Ya, karena tangan kiriku sedang disusupi jarum infus
yang mengalirkan cairan glukosa dari tabung infus.
“Halo Doni. Apa
kabar? Gimana, sudah agak baikan?”
Suara dokter Nita
terdengar begitu lembut menyapaku. Seperti biasanya, sebelum ia mengecek
kondisi kesehatanku, ia akan menyapa dan menanyakan kabar pasiennya.
“Udah agak baikan
dok. Cuma masih agak lemas saja.”, jawabku sekenanya. Badanku ini memang masih
benar-benar lemas dan belum sanggup diajak ngobrol lama-lama. Pokoknya seakan
setiap gerakanku sekarang seperti efek slow
motion di film action, serba pelan alias lambat.
Segera setelah aku
berkata seperti itu, dokter Nita mendekatiku. Menyingkapkan bajuku dan
menempelkan stetoskopnya di dadaku.
“Ayo tarik nafas
dalam-dalam dan keluarkan”, perintahnya padaku.
Kuikuti
perintahnya. Kutarik nafasku perlahan-lahan dan dalam, lalu kuhembuskan lagi
keluar. Kulihat keseriusan dokter Nita memeriksa kesehatanku.
“Ya cukup”, katanya
lagi padaku seraya menutup kembali dadaku dengan bajuku.
“Bagaimana dok
keadaan anak saya? Kapan anak saya bisa pulang dari rumah sakit?”
Tanya Ibuku segera
setelah dokter Nita usai memeriksa dan menggantungkan stetoskopnya kembali di
lehernya. Rasa penasaran sekaligus cemas seketika tersirat di wajah Ibuku.
“Anak Ibu sudah
melewati masa kritis. Doni ini tinggal butuh istirahat yang cukup saja. Yang
penting jangan sampai banyak pikiran ya. Kalau kemajuannya seperti ini, 4 hari
lagi Doni sudah bisa pulang ke rumah.”, jawab dokter Nita panjang lebar kepada
Ibuku.
“Doni ini termasuk
cepat masa penyembuhannya. Rata-rata orang butuh waktu minimal 2 minggu sampai
dia sembuh. Tapi kalau Doni bisa seperti sekarang prosesnya, dia bisa pulang
setelah 10 hari dirawat disini.”, jelas dokter Nita lagi.
“Saya tinggal dulu
ya bu. Yang penting dijaga jangan sampai Doni ini kepikiran hal-hal yang bikin
kondisi dia bisa ngedrop lagi.Obatnya Doni minum yang teratur”
“Iya dok. Terima
kasih ya dok.”, balas Ibuku sambil menganggukan kepala dan tersenyum pada
dokter Nita.
Segera setelah
dokter Nita pergi, Ibu membalikkan badannya kepadaku dan berkata:
“Don..don..tuh,
makanya kalau siang jangan suka tidur-tiduran terus. Tuh akibatnya kamu jadi kena
demam berdarah gini kan.”
“Dah ayo, kamu
makan dulu terus minum obat ya.”
“Iya bu..”, jawabku
lemas.
Haduh inilah aku.
Aku sakit karenamu,
GIGI.
GIGItan nyamuk
Aedes Aegypti.
NB: Judul hari pertama #3HariSekaliNulisFF. Judul ini dikasih ama mas @momo_DM
cakeeepph!!!
BalasHapuskreatif!!
hahah
@chemistryofray:
BalasHapusThanks far kunjungan dan komentarnya...
Itu cerita kepepet kehabisan ide.
Tadinya malah mau bahas gigi mobil...haha
Seperti biasa. Always kereen :))
BalasHapusjyaaaahahaha.. kreatif! GIGItan nyamuk toh.
BalasHapustp lagi-lagi bingung. depannya Abi kok belakangnya Doni?
@windi teguh:
BalasHapusThanks wind...
Tulisanmu juga keren kok..
Mkasih kunjungannya ya wind...
@wennywardila:
BalasHapusThanks nye kunjungannya...
Dan lagi-lagi tulisanku kena ketelitiannya si unye..
Mesti teliti lagi ni...
GIGItan nyamuk demam berdarah? ;)))))
BalasHapus*ngakak 4 bulan*
kamu lucu deh :)))
@@sheiilarizkia:
BalasHapusHehe..Thanks sheila udah baca dan komen...
hehe..Kamu juga lucu sheila #ups...
wahahhahaaa,,,
BalasHapusternyata GIGItan nyamuk toh...
lucu bin manis ini mah..
:)
@Dina'dapon'Prabowo:
BalasHapusthank you din kunjungannya..
Yang nulis jug lucu bin manis lho #eh..