Sudah beberapa minggu ini rasanya tangan dan otak saya buntu tak mau bekerjasama. Mungkin mereka saling marah dan saling menyalahkan mengapa tak pernah ada lagi tulisan hasil kerjasama mereka. Dalam rangka proses rujuk antara tangan dan otak saya, maka saya memaksa mereka untuk kembali berkomunikasi dan berbicara untuk menghasilkan tulisan ini. Mungkin memang mereka harus saling mengenal kembali, agar saling menyayangi lagi *ealah* :).
Beberapa hari ini mendapat kabar gembira yang datang dari beberapa teman. Kabar gembira mereka yang akhirnya membuat saya gembira dan untuk selanjutnya merenung penuh perasaan.
Kabar gembira pertama saya dapatkan dari teman kuliah saya, sebut saja Aldo, yang akhirnya berhasil diterima menjadi Pengajar Muda Indonesia Mengajar angkatan VIII. Buat yang belum tahu, Indonesia Mengajar adalah sebuah program yang digagas oleh Anies Baswedan, dimana putra putri terbaik bangsa dipilih dan dikirim ke daerah-daerah pelosok di Indonesia. Disana para pengajar muda tersebut akan tinggal dan mengajar selama satu tahun penuh.
Berat? Ya seperti itulah keadaan yang saya bayangkan ketika dulu pertama kali mendengar tentang Indonesia Mengajar di tahun 2010. Membayangkan kesulitan-kesulitan yang harus dihadapi oleh para pengajar muda yang mungkin terbiasa dengan kehidupan kota besar dengan segala kemudahan, lalu tiba-tiba harus berjuang mengatasi keterbatasan demi keterbatasan ketika mengajar di daerah dimana ia ditempatkan.
Buat saya, teman saya Aldo ini sungguh punya keberanian karena ia rela meninggalkan pekerjaannya demi mengejar impiannya menjadi pengajar muda. Saya tahu memang masa depan pengajar muda setelah ikut program biasanya bagus. Adik salah satu teman kantor saya yang juga seorang pengajar muda angkatan III baru saja mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus untuk melanjutkan studi S2 di Eropa.
Kabar gembira kedua datang dari teman SMA saya, sebut saja Alford. Jadi ceritanya beberapa hari yang lalu saya janjian ketemu dengan dua teman SMA saya yaitu Alford tadi dan Amri. Kalau dengan Amri sih memang saya masih sering bertemu atau sekadar bercerita di telepon. Nah, untuk Alford tadi, saya sudah lama tidak bertemu. Mungkin sudah sekitar 1,5 tahun kami tak bertemu atau berkomunikasi.
Ketika dikabari bahwa Alford ini sedang proses tes untuk kerja di Jakarta, maka saya pun senang karena itu berarti kita jadi bisa sering bertemu lagi. Sama ketika saya dulu datang ke rumahnya untuk baca komik dan majalah film. Hehe.. Dan ketika saya tanya dia sedang tes dimana, ternyata teman saya ini baru saja diterima sebagai CPNS di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Wohooooo.....Keren.
Saya senang mendengar berita ini karena dia memang pantas untuk mendapatkan pekerjaan ini. Apalagi posisi jabatan yang ia lamar sudah sesuai dengan background S1-nya yaitu Teknik Elektro. Saya senang karena ia bisa dapat kesempatan lebih baik dalam pekerjaannya.
Kabar gembira ketiga datangnya dari teman kuliah saya. Sebenarnya sudah lama saya dengar berita gembira ini. Kabar gembiranya adalah teman saya, panggil saja dengan Asto, diterima di Otoritas Jasa Keuangan, instansi keren yang tugasnya melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa
keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan sektor IKNB. Saya belum sempat ketemu untuk berbincang-bincang dengan teman saya tentang bagaimana perjuangan dia mendapatkan pekerjaan ini.
Apa moral of the story dari tulisan saya ini?
Bagi saya pribadi, di satu sisi saya senang dan bersyukur akhirnya teman-teman saya berhasil mendapatkan apa yang mereka perjuangkan.
Kalian HEBAT.
Di satu sisi lain, ini mengingatkan saya untuk merenung lagi apa mimpi saya yang sepertinya saat ini dalam masa terlena dengan kenyamanan. Semoga saya bisa segera tersadar dan bisa memberi kabar gembira pada mereka.
Mari bangun dan mandi. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa komentarnya ya....:))