sumber foto: (Gramedia.com) |
Judul buku : Mr.Ambassador, Dari Wartawan Foto Menjadi Duta Besar
Penulis : M. Indro Yudono
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Penulis : M. Indro Yudono
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Jumlah halaman: 274 hlm
Terbit : Agustus 2013
Terbit : Agustus 2013
Menjadi seorang diplomat lalu berkeliling dunia, mengenalkan Indonesia kepada khalayak internasional sudah lama menjadi impian saya. Cita-cita itu pernah sangat terasa dekat ketika saya mengikuti serangkaian tes untuk menjadi seorang diplomat di Kementerian Luar Negeri tiga tahun lalu. (Baca pengalaman saya disini). Sayang sekali saya belum dapat lolos dalam tes tersebut. Akhirnya, impian saya untuk berkeliling dunia sebagai seorang diplomat pun saya kubur dalam-dalam. Namun impian saya tersebut, sedikit terangkat kembali usai saya membaca buku "Mr. Ambassador, Dari Wartawan Foto Menjadi Duta Besar" ini.
Pertama kali saya tertarik dengan buku ini bukan karena saya tertarik dengan judulnya, tetapi karena di sampul buku ini terdapat sebuah stiker bertuliskan "Peraih Bronze Trophy Cover Terbaik Pinasthika Award 2013". Jadi awalnya saya tertarik membeli karena saya tertarik dengan sampul buku ini. Baru setelah saya membaca keseluruhan buku ini, baru saya menyimpulkan bahwa isi buku ini jauh lebih menarik bagi saya, dibandingkan desain sampulnya.
Buku "Mr. Ambassador, Dari Wartawan Foto Menjadi Duta Besar" merupakan buku karya M. Indro Yudono, seorang duta besar yang mengawali karirnya dari seorang wartawan foto di IPPHOS hingga puncak karirnya menjadi seorang Duta Besar Luar Biasa dan Berkasa Penuh di KBRI Swiss di tahun 2001-2005. Buku ini berisi 23 kisah dari sang Duta Besar mulai dari pengalaman beliau selama menjadi wartawan foto di IPPHOS (dari buku ini pula saya mengetahui apa itu IPPHOS), masuk ke Departemen Luar Negeri (selanjutnya saya sebut Deplu), hingga penugasan demi penugasan dari Deplu dan akhirnya beliau menjadi seorang Duta Besar Luar Biasa dan Berkasa Penuh di KBRI Swiss hingga tahun 2005 lalu.
Dalam buku ini, Pak M. Indo Yudono (selanjutnya saya sebut dengan Pak Indro) tak hanya mengisahkan cerita-cerita seputar pekerjaannya sebagai seorang diplomat saja. Di buku ini kita bisa melihat kisah-kisah lain dari beliau seperti misalnya bagaimana kisah perjodohan antara Yeyen, seorang Kepala Rumah Tangga pada saat Pak Indro bertugas di KJRI Hamburg, Jerman, dengan Paul, seorang kebangsaan Belanda.
Tulisan favorit saya di buku ini adalah tulisan berjudul "Jenjang Pendidikan yang Kutempuh", dimana Pak Indro menceritakan pendidikan apa saja yang ia tempuh selama bekerja menjadi diplomat, termasuk di dalamnya pengalamannya seputar Sekolah Dinas Luar Negeri, Sekolah Staf Dinas Luar Negeri Tingkat Madya, dan Sekolah Staf dan Pimpinan Deplu. Impian saya menjadi diplomat menjadi sedikit terobati begitu membaca bagian ini.
Ada kisah menarik dibalik penulisan buku ini. Berdasarkan artikel disini, ternyata penulisan buku ini benar-benar sebuah perjuangan bagi Pak Indro, karena dalam kurun waktu sekitar delapan bulan ia menulis, beliau harus bolak-balik ke rumah sakit, termasuk amputasi satu lututnya karena infeksi. Bahkan, sekitar tiga
perempat naskah diketik beliau dengan satu jari tangan kanan akibat penyakit Parkinson.
Buku ini sangat menginspirasi sekali. salut
BalasHapusBetul Mas.
HapusBuku ini pasti bikin setiap orang pengin jadi duta besar. :)