Kamis, 30 Agustus 2012
Sabtu, 25 Agustus 2012
Berapa Kali Dalam Sehari Kita Melanggar Aturan
Judul
tulisan saya ini bukan tentang hitung-hitungan atau matematika, meskipun saya
mengawali sedikit kegalauan yang tertuang dalam tulisan ini dengan kata “BERAPA
KALI”.
Sudah
beberapa hari ini memang saya terpikir untuk menulis tentang pelanggaran
aturan. Saya sendiri ketika ditanya “berapa kali dalam sehari seorang ROBERTUS
BENNY MURDHANI melanggar aturan?” pasti saya sendiri akan malu menjawabnya.
Karena sudah pasti dalam sehari, saya ini baik secara tidak sadar maupun sadar
(lebih banyak secara sadar sebenarnya..) melanggar peraturan. Mari kita hitung
berapa pelanggaran yang saya lakukan dalam sehari-hari saya.
Dari
pagi, ketika saya berangkat ke kantor. Saya ini sering sekali datang terlambat
ke kantor. Jam kerja kantor saya yang seharusnya pukul 07.30, tapi saya seringkali
datang lebih dari jam tersebut. Selanjutnya di sore hari selesai pulang kantor,
saya seringkali melanggar peraturan lalu lintas dengan menyeberang di jalur
penyeberangan di depan Museum Nasional pada saat lampu tanda pejalan kaki masih
merah. Saya menyeberang hanya karena jalanan sepi, padahal seharusnya saya
menunggu lampu tanda pejalan kaki berwarna hijau. Selanjutnya, pelanggaran lalu
lintas juga kerap kali saya lakukan ketika saya sampai di daerah blok M.
Lagi-lagi saya seringkali menyeberang ketika lampu lalu lintas untuk kendaraan
masih berwarna hijau. Kali ini alasan saya bukan karena sepi, tapi karena
jalanan macet sehingga mobil dan motor berhenti.
Lihatlah,
betapa banyak pelanggaran yang saya lakukan dalam sehari. Pelanggaran di atas itu
baru contoh pelanggaran yang saya akui secara sadar dalam melanggar. Sedangkan
pasti lebih banyak pelanggaran yang secara tidak sadar saya lakukan.
Sebenarnya
apa sih yang sebenarnya membuat kita (terutama saya) seringkali melakukan
pelanggaran aturan?
Jujur
saya akui lagi bahwa kenapa saya seringkali melanggar adalah karena saya
melihat banyak orang juga yang melanggar, dan mereka tidak dihukum apapun. Dan,
karena pelanggaran itu dilakukan beramai-ramai dan berulang-ulang, pelanggaran
aturan tersebut menjadi hal yang dianggap biasa oleh masyarakat. Pelanggaran
aturan tersebut menjadi semacam budaya tak tertulis yang tumbuh di masyarakat.
Dan parahnya adalah budaya itu menjadi turun menurun ke generasi berikutnya,
ketika generasi berikutnya tersebut terbiasa melihat orang tuanya melanggar
peraturan.
Sebenarnya
jika berbicara mengenai pelanggaran aturan, hal yang sering dikeluhkan dan
disalahkan orang-orang pasti adalah kurang tegasnya penegakan hukum dan aturan
di Indonesia. Jujur saya mengakui, hal tersebut memang sangat benar. Seringkali
hukum dan aturan tersebut hanya sebatas pajangan saja tanpa bisa diterapkan
secara menyeluruh, termasuk pemberian sanksi atau hukuman terhadap pelanggar
aturan tersebut.
“Yang
membuat aturan kan pemerintah, berarti pemerintah dong yang harus bertanggung
jawab terhadap pelanggaran aturan.”
Pasti
pernyataan itu yang ada di pikiran orang-orang bila berbicara siapa yang
bertanggung jawab terhadap pelanggaran aturan. Saya sendiri kurang sependapat
dengan pernyataan tersebut. Menurut saya, kita warga masyarakat pun memiliki
peranan yang sangat besar terhadap tegaknya suatu aturan di dalam masyarakat.
Sekarang
pertanyaan, muncul lagi di pikiran saya. “Jika memang pemerintah tegas
menegakkan suatu aturan, apakah kita sudah siap menerima sanksi bila ternyata
kita, baik sengaja atau tidak sengaja, melanggar peraturan tersebut?”
Saya
jadi ingat kejadian ketika saya sedang naik bis Transjakarta dalam perjalanan
pulang ke rumah. Ketika bis Transjakarta tersebut berhenti di shelter Karet,
seorang bapak dan ibu naik ke dalam bis. Sang bapak langsung memilih duduk di
bagian depan bis beserta istrinya. Petugas bis pun mengingatkan bapak tersebut
untuk pindah ke belakang, karena bagian depan bis merupakan bagian khusus untuk
wanita. Dengan menggerutu, sang bapak dan istri pindah ke bagian belakang yang
merupakan bagian bis untuk umum (wanita dan pria). Setelah duduk, bapak
tersebut menggerutu “Masa suami dan istri gak boleh duduk bareng. Yang bikin
aturan harusnya kan juga ngerti dengan keadaan.”.
Kejadian
tersebutlah yang membuat saya menanyakan pertanyaan saya yang ada di atas.
Apakah kita benar-benar sudah siap bila aturan benar-benar ditegakkan.
Lewat
tulisan ini, saya sebenarnya ingin mengajak kita (termasuk saya sendiri) untuk
saling membantu dan bekerjasama dengan pemerintah dalam penegakkan aturan di
masyarakat. Saya ingin mulai sekarang kita (mulai dari saya sendiri juga) untuk
mengikuti dan mematuhi setiap aturan yang ada di sekitar kehidupan kita
sehari-hari. Mungkin memang susah untuk mengubah apa yang sudah membudaya dalam
masyarakat dan diri kita. Tapi jika tidak kita mulai, selamanya budaya yang
buruk tersebut tidak akan berubah.
Menutup
tulisan saya ini, saya ingin mengutip sebuah tweet dari musisi @AddieMS, yang menyentil pikiran saya. Bunyi tweet-nya begini kira-kira:
“Indonesia memang
bangsa yang toleran terhadap pelanggaran/penyimpangan aturan, tapi seringkali tidak
toleran terhadap perbedaan”.
Silahkan
direnungkan di hati dan pikiran kita masing-masing.
Sekian..
Sabtu, 18 Agustus 2012
Review Film #1 : The Cabin In The Woods
Sumber gambar dari sini |
Judul film: The Cabin in the Woods
Tanggal rilis : 13 April 2012
Durasi : 95 menit
Sutradara: Drew Goddard
Cast : Anna Hutchison, Bradley Whitford, Brian White, Chris Hemsworth, Fran Kranz, Jesse Williams, Kristen Connolly, Richard Jenkins
Jujur pertama kali liat poster film ini di bioskop 21, saya langsung penasaran seperti apakah cerita film The Cabin In The Woods ini. Bayangan saya adalah sebuah film tentang sebuah rumah di tengah hutan yang berisi peri-peri hutan. Dan bayangan saya hilang seketika karena begitu saya selesai menonton film ini di laptop saya tercinta (Yap...karena sampai sekarang pun di situs resmi Cinema21, film The Cabin in The Woods ini masih ada di kolom COMING SOON.), ternyata film ini bergenre horror thriller semi khayal.
Inti cerita film ini sederhana sebenarnya, yaitu mengenai 3 orang pemuda, yaitu Curt (Chris Hemsworth), Holden (Jesse Williams), Marty (Fran Kranz), dan 2 orang pemudi, yaitu Jules (Anna Hutchison), Dana (Kristen Connolly), yang memutuskan untuk berlibur dan bersenang-senang di sebuah pondok di tengah hutan di sebuah bukit, dimana tidak ada sinyal komunikasi sama sekali. Dan disanalah, hal-hal aneh pun terjadi satu per satu terhadap mereka.
Apakah sebenarnya yang terjadi pada mereka dan siapakah dalang dibalik kejadian-kejadian yang menimpa mereka? (Rahasia dong. Kan seorang movie reviewer dilarang kasih spoiler...hehe)
Sesuai judulnya, hampir sebagian cerita film ini berlangsung di hutan, dimana memang menurut saya, setting hutan memang sangat cocok untuk sebuah film horror thriller. Rasa takut yang muncul dari setiap tokoh memang benar-benar terkuras habis pada saat kejadian demi kejadian berlangsung di dalam hutan yang gelap di sekitar pondok.
Sumber gambar dari sini |
Plot cerita mengalir begitu saja (kronologis). Mungkin tipikal film horror thriller memang seperti itu ya karena lebih menekankan pada ketegangan-ketegangan yang terjadi pada para tokohnya. Sepanjang film, saya berusaha menebak-nebak twist apa yang bakal ada dalam film ini karena dari awal film sampai menit 60, belum ada sesuatu yang membuat saya harus bicara WOW. Datar dan standar menurut saya. Tapi begitu memasuki menit 60 ke atas, tagline film ini yaitu "You think you know the story. Think again" mulai sedikit demi sedikit terjawab. Pokoknya setengah jam terakhir menurut saya menjadi bagian yang paling menarik dari keseluruhan film ini.
Secara subjektif, saya memberi nilai 6 untuk film ini, karena meski genrenya adalah horror thriller, bagi saya film ini tidak seram sama sekali. Wajar si karena ada beberapa review lain dari film ini yang mengkategorikan film ini sebagai film horror komedi. Tapi jangan harap menemukan adegan-adegan konyol seperti film Scary Movie ya. Ending dari film ini yang membuat saya mengkategorikan film ini juga termasuk film semi khayal. hehe...
NB:
Ini review film pertama saya yang saya usahakan tanpa memberi spoiler.hehe... Selamat membaca
Kamis, 16 Agustus 2012
Hadiah Kiriman dari @internetsehat dan ICTWatch
Berawal dari keisengan saya mengikuti lomba Internet Sehat Blog & Content Award (ISBA) 2012 yang diselenggarakan oleh ICTWatch͵ akhirnya beberapa hari yang lalu saya dapat email dari admin ISBA 2012 yang memberitahukan bahwa blog tercinta saya ini www.kamar-kata.blogspot.com mendapatkan award sebagai Bronze Blog untuk sesi 13.
Pengumumannya bisa dilihat disini.
Dan taraaaa....
Ini hadiah yang saya terima.1 buah kaos dari linimassa.org dan 4 buah kartu pos.
Selain itu, saya juga dapat sebuah banner untuk dipasang di blog saya.Seperti dibawah ini nih banner yang saya dapatkan.
Pengumumannya bisa dilihat disini.
Dan taraaaa....
Ini hadiah yang saya terima.1 buah kaos dari linimassa.org dan 4 buah kartu pos.
Selain itu, saya juga dapat sebuah banner untuk dipasang di blog saya.Seperti dibawah ini nih banner yang saya dapatkan.
Internet Sehat Blog & Content Award (ISBA) ini sendiri adalah adalah sebuah penghargaan sepanjang tahun yang diberikan kepada
pengelola Blog, Wiki, Forum, Portal dan berbagai jenis layanan konten
lainnya, baik perseorangan ataupun berkelompok, yang dengan segenap daya
kreatifitasnya telah menuangkan ide, gagasan dan pikirannya dalam
bentuk tulisan secara online. Tulisan tersebut tentunya yang harus dapat
memberikan ide ataupun mengarahkan pembaca untuk melakukan tindakan
yang positif dan bermanfaat, bagi dirinya ataupun masyarakat sekitarnya
di Indonesia. Tujuan dari program ini adalah
untuk mendorong tumbuhnya konten-konten lokal positif sehingga semakin
banyak generasi muda Indonesia yang aktif dan produktif dalam menulis. (kutipan dari sini )
Penyelenggaraan ISBA ini sendiri sudah memasuki tahun ke-4 di 2012 ini. Mulai tahun ini, ada satu kategori award yang ditambah yaitu kategori "Youth" (anak muda) yang akan dipilih setiap bulannya oleh panitia. Tujuan untuk kategori ini adalah untuk mendorong anak-anak muda yang memiliki blog untuk lebih menyuarakan pemikiran, aspirasi maupun ide-idenya lewat blognya tersebut.
Sebagai sebuah kompetisi, tentunya ada hadiah-hadiah yang disediakan bagi para pemenangnya. Untuk kategori "bronze blog" seperti saya ini, pemenangnya akan mendapatkan kaos dan kartu pos. Sedangkan untuk kategori-kategori lainnya, hadiah-hadiah yang disediakan adalah:
Jadi untuk para blogger yang tertarik untuk mengikuti kompetisi ini, segera saja kunjungi website ISBA 2012 di sini. Teruslah menulis konten-konten yang menarik di blog kita masing-masing. Teruslah berbagi aspirasi, ide, pemikiran kita lewat blog.
Sebagai sebuah kompetisi, tentunya ada hadiah-hadiah yang disediakan bagi para pemenangnya. Untuk kategori "bronze blog" seperti saya ini, pemenangnya akan mendapatkan kaos dan kartu pos. Sedangkan untuk kategori-kategori lainnya, hadiah-hadiah yang disediakan adalah:
- SILVER: USB Internet Modem + DVD Linimas(s)a
- GOLD: Hardisk External (1st Winner), Headset (untuk 2 Runner up)
- PLATINUM: Kindle Fire + Voucher Belanja MAP (1st Winner) , masing-masing 1 Kindle Fire (untuk 2 Runner up)
- YOUTH: CD/DVD Music + Voucher Belanja MAP
Jadi untuk para blogger yang tertarik untuk mengikuti kompetisi ini, segera saja kunjungi website ISBA 2012 di sini. Teruslah menulis konten-konten yang menarik di blog kita masing-masing. Teruslah berbagi aspirasi, ide, pemikiran kita lewat blog.
Selasa, 07 Agustus 2012
Bukan Aku
seperti
aku
seperti
jiwaku
menyusuri
telaga waktu
seperti
langkahku
sejenak
berhenti
kau
tampak berdiri
lalu
kau bersiap berlari
meratapi
bumi
“Jangan pernah berdoa dan meminta kepada Tuhan,
jika kau belum siap apabila semua doamu itu terkabul.
Karena kadang doa yang kita minta, memang sebaiknya
tak semuanya harus terkabul.”
***
Hari ke-7.
Rabu, 11 Juli 2012.
Pukul 06.30 WIB
“Selamat pagi, Raga. Apa kabarmu hari ini?”
Kata pria itu kepadaku.
“Aku pergi dulu ya Raga. Baik-baiklah di kamar kita
ini ya.”, katanya sembari tersenyum kepadaku.
Senyum yang sangat dan benar-benar aku benci.
“Anjing bangsat...”, batinku tanpa sedikitpun
kata-kata meluncur dari mulutku.
***
Hari ke – 0
Selasa, 3 Juli 2012
Pukul 22.16 WIB
Kurebahkan diriku di ranjang kamar. Sama seperti
malam-malam biasanya, satu hal yang selalu aku lakukan sebelum tidur malam
adalah memandang ke langit-langit kamar sembari bercerita banyak hal. Banyak
hal yang aku keluhkan dan minta kepada Tuhan, berharap esok paginya saat aku
bangun, akan banyak keajaiban-keajaiban datang dan menyelesaikan
masalah-masalah dalam hidupku.
“Tuhan, seandainya saja aku ini punya kembaran yang
bisa kusuruh-suruh untuk menggantikan pekerjaanku sehari-hari. Jadi aku bisa
dapat uang tanpa aku sendiri harus capek bekerja.”
Hanya doa dan pengandaian itu saja yang kuucapkan
malam itu. Dan seperti biasanya, tanpa pernah mengganggap doa itu serius,
mataku pun memejam dan melepas lelah yang kudapat dari seharian bekerja dan
rutinitas lainnya.
***
Hari ke – 1
Rabu, 4 Juli 2012
Pukul 06.07 WIB
“Selamat pagi, Raga. Apa kabarmu hari ini?”
Kata pria itu kepadaku.
Mataku perlahan terpaksa kubuka begitu mendengar
suara lain, apalagi seorang pria, mengucapkan ucapan selamat pagi kepadaku.
Aku terperanjat begitu melihat dia. Sosok pria
dengan wajah dan perawakan sama denganku kini ada di hadapanku. Dia telah
berpakaian rapi seperti hendak pergi ke kantor.
“Brengsek”, umpatku
dalam hati.
Dia memakai pakaian kantorku. Berani-beraninya dia
memakai pakaianku tanpa izin.
“Siapa kamu?”, tanyaku masih dengan sedikit
ketakutan dan keheranan.
Otakku masih berusaha berpikir jernih. Mimpikah aku
ini. Siapa sosok pria “aku” di hadapanku ini.
“Aku adalah kamu. Kamu adalah aku.”
“Aku ada karena kamu yang memintanya. Bukankah ini
yang kau minta semalam kepada Tuhan”
Ia berkata menjawab pertanyaanku.
“Tapi....”, kataku penuh dengan rasa keraguan.
Matanya menatap lekat kedua mataku.
“Tak perlu ada tapi. Sekarang aku ada sesuai dengan
doamu. Aku akan menggantikan tugas-tugas pekerjaanmu dan rutinitasmu lainnya. Jadi hari ini kamu
bisa beristirahat dengan di kamar saja.”
Pikiran setanku langsung muncul begitu mendengar
dia akan menggantikan tugas-tugas kantorku dan rutinitas nan membosankan yang
biasanya aku lakukan. Senyum licik mengembang di bibirku.
“Baiklah.”
“Hari ini kau kuminta untuk menggantikanku
berangkat ke kantor dan melakukan pekerjaanku disana. Tapi ingat, lakukan
dengan baik karena kau itu adalah aku.”
Kataku panjang lebar kepadanya.
“Oke. Aku berangkat dulu ya Raga. Baik-baiklah di
kamar kita ini ya.”, katanya sembari tersenyum kepadaku. Ditutupnya pintu
kamarku. Perlahan langkah “sepatuku” menjauh meninggalkan kamar.
Kurebahkan lagi tubuhku, dan kutarik selimut untuk
“Terima kasih Tuhan karena kali ini Engkau kabulkan
doaku.”
***
Hari ke – 3
Jumat, 6 Juli 2012
Pukul 06.14 WIB
“Selamat pagi, Raga. Apa kabarmu hari ini?”
Kata “aku” itu kepadaku.
“Selamat pagi, Aku”, balasku.
“Kembaranku, sepertinya tugasmu sudah cukup sampai
kemarin saja. Karena ternyata sungguh tidak enak tidur seharian tanpa melakukan
apapun. Aku ingin kembali ke kantor hari ini dan melakukan aktivitas rutin
sehari-hariku.”
“Oh tidak bisa Raga. Aku tak mau kau kembali ke
kehidupanmu lagi. Aku benar-benar menjadi dirimu. Pekerjaan yang menyenangkan,
dan teman-teman kantor yang cantik, apalagi si Sherly.”
Emosiku mulai naik mendengar perkataannya.
“Kenapa tak kau ajak tidur dia dari dulu. Sherly
itu sudah lama suka padamu. Dan semalam aku berhasil mengajaknya tidur.
Hahaha...”. Suara tawanya meledak memenuhi ruang kamarku.
“Anjinggg
bangsattt.....”, teriakku kepadanya sembari mencoba memukul wajahnya. Si “aku”
yang brengsek.
Pukulanku berhasil dia hindari, dan tiba-tiba..
Tangan kirinya berhasil menghantam sisi kiri
kepalaku.
Semua terasa gelap....
***
Hari ke-7.
Rabu, 11 Juli 2012.
Pukul 06.30 WIB
“Selamat pagi, Raga. Apa kabarmu hari ini?”
Kata pria itu kepadaku.
“Aku pergi dulu ya Raga. Baik-baiklah di kamar kita
ini ya.”, katanya sembari tersenyum kepadaku.
Senyum yang sangat dan benar-benar aku benci.
“Anjing
bangsat...”, batinku tanpa sedikitpun
kata-kata meluncur dari mulutku.
Sudah 4 hari kaki dan tanganku diikatnya. Mulutku
pun ditutupnya dengan lakban. Aku tak bisa bergerak dari ranjang ini, apalagi
untuk keluar kamar.
Hanya kemarahan dan kebencian akan “aku” yang
muncul di pikiranku.
Sekelebat bayang-bayang muncul di pikiranku. Kubayangkan
“aku” sedang bersenang-senang dengan Sherly dan tidur dengannya. Kubayangkan
pula si “aku” sedang asyik bersama dengan keluargaku dan menonton TV bersama di
ruang keluarga.
Perlahan perasaan sesal muncul di nuraniku.
“Tuhan, aku tahu aku salah. Aku minta maaf karena
telah meminta hal-hal yang aneh kepadamu Tuhan.
Ampuni aku Tuhan.”
Air mata menitik dari sudut mataku.
NB:
Ditulis untuk proyek #CerpenPeterpan.
Terinspirasi dari lagu "Aku" dari Peterpan
Langganan:
Postingan (Atom)
Masa Pertumbuhan Kita
Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...
-
Manusia seringkali mempunyai banyak ide atau rencana dalam otaknya, tapi seberapa banyak ide atau rencana tersebut yang kita perjuangkan su...
-
Bagi kalian yang sedang mengurus persyaratan LPDP terutama untuk beasiswa Magister ke luar negeri, salah satu syarat yang harus diurus adal...