Tepat tanggal 6 Februari 2014 yang lalu, AkberJKT menyelenggarakan kelas #AkberJKT4 dengan tema “Financial Planning For All Ages”. Bertempat di Kantor QM Financial, Jalan Jalan Ciranjang 63B (Gedung One Wolter), kelas #AkberJKT ini dihadiri sekitar 25 orang, termasuk para relawan AkberJKT.
Mba Ligwina Hananto, selanjutnya disingkat Mba Wina, memulai kelas dengan menjelaskan bahwa untuk memulai sebuah proses perencanaan keuangan, kita harus terlebih dahulu tahu kita ada di posisi mana: apakah kita masih single, newly wed, family, atau pensioner. “Karena kebutuhan seorang single pasti akan berbeda dengan seorang yang telah berada pada tahap family”, kata Mba Wina menjelaskan.
Prinsipnya, terdapat 3 kegiatan yang menjadi dasar dari sebuah Financial Planning, yaitu Manage your cashflow, Check up your financial condition, dan Learn about investment.
Dalam mengatur cashflow alias pemasukan-pengeluaran kita, Mba Wina memberikan 5 langkah sederhana yang harus kita lakukan segera setelah kita menerima gaji:
5 langkah tersebut dibuat Mba Wina berdasarkan urutan kewajibannya. Ia mencontohkan pengeluaran uang kost tiap bulan yang lebih penting daripada untuk investasi. Kan tidak mungkin bukan gara-gara mendahulukan investasi, akhirnya kita tidak bisa bayar uang kost atau kontrakan sehingga kita diusir dari kost atau kontrakan tersebut.
Mba Wina sempat memberikan tips untuk mengakali agar gaji tidak habis duluan dengan cara semua urusan pembayaran harus sudah selesai sebelum tanggal 5. Nanti dari pembayaran-pembayaran tersebut, sisa uangnya dibagi 4 untuk kebutuhan per minggu, jadi kita cukup ambil ke ATM seminggu sekali.
Setelah 5 langkah dalam Cashflow Management tadi, Mba Wina meneruskan ke bagaimana alokasi penghasilan kita. Pengeluaran kita apakah lebih besar daripada penghasilan kita atau tidak. Secara umum, komponen penghasilan bisa berasal dari hasil bisnis, gaji, sewa properti, dividen saham, kupon obligasi, bunga deposito. Sedangkan komponen pengeluaran kita terdiri dari cicilan utang, premi asuransi, rumah tangga, transportasi, anak, keluarga, pekerja, kesehatan, dan terakhir adalah kebutuhan pribadi, dengan presentase maksimal 30 % untuk cicilan utang, 20-40% untuk premi asuransi s/d kesehatan, dan 20 % untuk pribadi. Dari perhitungan antara penghasilan dikurangi pengeluaran tersebut bisa diketahui apakah cashflow kita positif atau negatif, atau masih adakah sisa uang untuk investasi.
Salah satu materi yang cukup seru dibahas adalah ketika Mba Wina memberikan hasil hitung-hitungan dana pendidikan anak, mulai dari TK s/d S1. Untuk membuat perencanaan dana pendidikan anak, kita harus sudah tahu berapa saat ini biaya sekolah yang direncanakan untuk anak kita, lalu kemudian ditambah dengan total inflasi per tahunnya. Pesan Mba Wina, untuk jangka waktu dekat gunakanlah instrument investasi yang beresiko kecil, sedangkan untuk perencanaan jangka panjang instrument investasi dengan target return yang lebih besar, seperti reksadana saham, dapat menjadi pilihan.
Seperti biasanya, diakhir penjelasan materi, para peserta dipersilakan untuk bertanya kepada guru yang sudah mengajar. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah terkait dengan dana darurat, Mba Wina menjelaskan bahwa dana darurat itu dihitung dari dana pengeluaran bulanan dikalikan dengan jumlah pengali yang berbeda-beda tergantung “WHERE ARE YOU NOW” tadi. Untuk single 4 kali pengeluaran bulanan, menikah 6 kali, anak satu 9 kali, punya anak >1= 12 kali.
nb; tulisan ini juga dipublish di sini>> http://akademiberbagi.org/financial-planning-for-all-ages-bersama-ligwina-hananto-mrshananto/
Mba Ligwina Hananto, selanjutnya disingkat Mba Wina, memulai kelas dengan menjelaskan bahwa untuk memulai sebuah proses perencanaan keuangan, kita harus terlebih dahulu tahu kita ada di posisi mana: apakah kita masih single, newly wed, family, atau pensioner. “Karena kebutuhan seorang single pasti akan berbeda dengan seorang yang telah berada pada tahap family”, kata Mba Wina menjelaskan.
Prinsipnya, terdapat 3 kegiatan yang menjadi dasar dari sebuah Financial Planning, yaitu Manage your cashflow, Check up your financial condition, dan Learn about investment.
Dalam mengatur cashflow alias pemasukan-pengeluaran kita, Mba Wina memberikan 5 langkah sederhana yang harus kita lakukan segera setelah kita menerima gaji:
- Bayar tagihan kartu kredit
- Alokasi pengeluaran bulanan
- Beresin sedekah/zakat/bantu orang lain
- Investasi
- Sudah semua? Sisa uangnya diatur hingga gajian bulan depan
5 langkah tersebut dibuat Mba Wina berdasarkan urutan kewajibannya. Ia mencontohkan pengeluaran uang kost tiap bulan yang lebih penting daripada untuk investasi. Kan tidak mungkin bukan gara-gara mendahulukan investasi, akhirnya kita tidak bisa bayar uang kost atau kontrakan sehingga kita diusir dari kost atau kontrakan tersebut.
Mba Wina sempat memberikan tips untuk mengakali agar gaji tidak habis duluan dengan cara semua urusan pembayaran harus sudah selesai sebelum tanggal 5. Nanti dari pembayaran-pembayaran tersebut, sisa uangnya dibagi 4 untuk kebutuhan per minggu, jadi kita cukup ambil ke ATM seminggu sekali.
Setelah 5 langkah dalam Cashflow Management tadi, Mba Wina meneruskan ke bagaimana alokasi penghasilan kita. Pengeluaran kita apakah lebih besar daripada penghasilan kita atau tidak. Secara umum, komponen penghasilan bisa berasal dari hasil bisnis, gaji, sewa properti, dividen saham, kupon obligasi, bunga deposito. Sedangkan komponen pengeluaran kita terdiri dari cicilan utang, premi asuransi, rumah tangga, transportasi, anak, keluarga, pekerja, kesehatan, dan terakhir adalah kebutuhan pribadi, dengan presentase maksimal 30 % untuk cicilan utang, 20-40% untuk premi asuransi s/d kesehatan, dan 20 % untuk pribadi. Dari perhitungan antara penghasilan dikurangi pengeluaran tersebut bisa diketahui apakah cashflow kita positif atau negatif, atau masih adakah sisa uang untuk investasi.
Quick Financial Check Up |
Salah satu materi yang cukup seru dibahas adalah ketika Mba Wina memberikan hasil hitung-hitungan dana pendidikan anak, mulai dari TK s/d S1. Untuk membuat perencanaan dana pendidikan anak, kita harus sudah tahu berapa saat ini biaya sekolah yang direncanakan untuk anak kita, lalu kemudian ditambah dengan total inflasi per tahunnya. Pesan Mba Wina, untuk jangka waktu dekat gunakanlah instrument investasi yang beresiko kecil, sedangkan untuk perencanaan jangka panjang instrument investasi dengan target return yang lebih besar, seperti reksadana saham, dapat menjadi pilihan.
Perhitungan Dana Pendidikan Anak |
Seperti biasanya, diakhir penjelasan materi, para peserta dipersilakan untuk bertanya kepada guru yang sudah mengajar. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah terkait dengan dana darurat, Mba Wina menjelaskan bahwa dana darurat itu dihitung dari dana pengeluaran bulanan dikalikan dengan jumlah pengali yang berbeda-beda tergantung “WHERE ARE YOU NOW” tadi. Untuk single 4 kali pengeluaran bulanan, menikah 6 kali, anak satu 9 kali, punya anak >1= 12 kali.
nb; tulisan ini juga dipublish di sini>> http://akademiberbagi.org/financial-planning-for-all-ages-bersama-ligwina-hananto-mrshananto/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa komentarnya ya....:))