Minggu, 25 Desember 2011
Selamat Natal : Damai Selalu Beserta Kita
Selamat Hari Natal.
Semoga damai Natal selalu beserta kita semuanya.
Indahnya persatuan dan perdamaian.
*Foto diambil pake hp J105 saya plus sedikit editan pake Corel Draw X4. Lokasi di Fx Sudirman Jakarta. Pohon natal tersebut terbuat dari botol-botol bekas.
Rabu, 21 Desember 2011
Resolusi Juara Tahun 2012 #1: Internet dan Impianku Menulis dan Menerbitkan Buku
Tanpa terasa tahun 2012 tinggal hitungan hari lagi. Tepatnya 10 hari lagi kita akan menghadapi pergantian tahun. Meninggalkan tahun 2011 dan memasuki tahun 2012.
Ya, tahun 2012. Tahun yang sudah cukup lama menjadi buah bibir karena berdasarkan info yang santer beredar di internet, dunia akan kiamat pada tahun 2012 ini. Katanya sih tanggal 20 Desember 2012 akan menjadi hari terakhir dari dunia ini. Bagi orang lain 2012 mungkin banyak dikhawatirkan oleh orang lain karena berita itu, tapi buat saya tahun 2012 adalah harapan baru dan cita-cita baru.
Hari-hari terakhir di tahun 2011 ini adalah waktu yang sangat tepat untuk menentukan resolusi apa saja yang ingin saya wujudkan di tahun 2012.
Apa pentingnya membuat resolusi? Hematnya, menurut saya sih resolusi itu sangat penting sekali. Kenapa? Ya karena dengan membuat resolusi, kita jadi memiliki harapan dan semangat untuk bekerja keras dalam mewujudkan resolusi kita tersebut. Idealnya sih seperti itu, tapi kenyataannya banyak orang (termasuk saya mungkin...hehe) yang hanya berhenti pada resolusi saja, tanpa ada semangat atau kerja keras untuk mewujudkannya.
Menulis dan Menerbtkan Buku
"Manusia pasti akan mati. Dengan menulis, kita akan abadi dalam tulisan kita".
Mungkin itu kata-kata yang sangat menginspirasi saya untuk menulis. Kata-kata yang entah siapa yang menyusunnya tersebut saya baca ketik saya iseng membuka internet dan login ke twitter saya. Sejak membaca 2 kalimat sakti tersebut, saya menjadi merenung dan berpikir bagaimana agar saya bisa menulis dan menerbitkan buku. Siapa sih yang tidak ingin menjadi abadi lewat karya (apalagi kalau karya yang kita hasilkan memberi efek positif bagi orang lain).
Saya sebenarnya sudah lama mencintai dunia tulis menulis, tepatnya sejak saya pertama kali diajari oleh guru SD kelas 1 saya untuk menulis "INI IBU BUDI", hehe...ga kok. Ini becanda.
Saya menyukai dunia tulis menulis sejak saya mulai kenal internet dan mulai tahu apa itu nge-blog.
Blog pertama saya berjudul Curhatku Blog saya buat di wordpress.com. Saya pertama membuatnya ketika saya masih jadi mahasiswa semester awal di kampus saya. Kalau tidak salah saya membuatnya ketika saya mengikuti pelatihan internet dan blog. Sampai sekarang sih saya tidak pernah mengupdate-nya, karena judulnya menurut saya sekarang terlalu alay dan ababil. Mungkin kalau saya masih mahasiswa semester awal dan baru pertama membuat blog, mungkin judul blognya jadi "Galauku Blog".hehe..
Setelah Curhatku Blog , saya sempat berhenti menulis dan ngeblog untuk beberapa lama. Mungkin karena kesibukan saya menjadi mahasiswa yang super duper sibuk waktu itu membuat saya tak ada waktu untuk menulis dan ngeblog..(hehe...gak sih. Sebenarnya karena malas dan bingung mau mau nulis apa). Baru sekitar 3 tahun lalu, di semester-semester 5 atau 6, saya mulai nge-blog lagi di "sepenggal-catatan.blogspot.com". Sayang sekali blog saya tersebut sudah saya hapus karena waktu itu saya merasa judul blog saya "Sepenggal Catatan" terlihat terlalu serius (sebenarnya gak sih ya..Ya gak??). Jadi akhirnya, sejak tahun 2009, saya resmi ngeblog di blog keren yang sedang anda baca ini "Kamar Kata". hehe
Hobi ngeblog saya yang mulai saya tekuni dengan serius inilah yang membuat saya ingin bermimpi untuk menulis dan menerbitkan buku. Siapa sih yang tidak kenal dengan Raditya Dika, Ollie, atau Pocongggg dan beberapa blogger lain yang akhirnya bisa menerbitkan buku, bisa bikin atau main film, dan beragam kesempatan-kesempatan lain yang didapat dari sebuah internet dan blog.
Yup, internet memang banyak memberikan kesempatan dan jalan buat kita untuk meraih impian kita. Apalagi sekarang sudah ada situs self-publishing seperti Nulisbuku.com, dimana seseorang yang ingin menerbitkan buku tinggal mengirim naskah bukunya ke Nulisbuku.com, dan buku kita akan diterbitkan dengan tanpa editan dari seorang editor.
Internet dan Resolusi Juara saya di tahun 2012.
Semoga tercapai....
*menyemangati diri sendiri.....
Give Your LIKE on Facebook : Lihat Di Kota Kita Photo Competition
Kuis Lagi Kuis Lagi...
Kali ini saya mengikuti "Lihat Di Kota Kita Photo Competition".
Dukung saya ya dengan cara berikut ini:
a. Login ke akun Facebook anda.
b. Buka foto saya di link berikut ini :
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=246386232093242& set=a.237946789603853.58310.150093825055817&type=1&ref=nf
c. Setelah foto saya terbuka, beri LIKE pada foto saya.
Terima kasih atas dukungannya.
Buat teman-teman yang juga mau ikut kontes foto ini, silahkan klik link berikut ini:
https://www.facebook.com/notes/dikotakita/photo-contest-lihat-di-kota-kita/237405409657991
Hadiahnya utamanya lumayan banget lho. Satu buah iPad 2...
Jumat, 16 Desember 2011
Fenomena Selebtwit alias Artis Twitterland
Pernah dengar nama-nama seperti Rahne Putri, Gembrit, Bena Kribo, aMrazing, OmAbdi, Zarry Hendrik atau mungkin dengan Arief Muhammad alias @poconggg yang baru saja menerbitkan buku plus filmnya yang sama-sama berjudul Poconggg Juga Poconggg. Juga beberapa nama lain yang sangat terkenal di dunia per-twitter-an alias twitterland.
Kalo iya berarti anda pasti sudah tidak asing dengan istilah selebtwit..
Selebtwit adalah istilah dalam twitterland (dunia per-twitter-an) yang diberikan kepada orang-orang yang terkenal di dunia twitter dan memiliki jumlah follower yg banyak.Selebtwit ini tidak termasuk para artis yang memang sudah terkenal dan memiliki akun di twitter. Mereka biasanya di dunia nyata adalah orang-orang dari kalangan non-artis dengan berbagai profesi. Tapi di twitterland, setiap tweet dari mereka dibaca oleh banyak follower mereka.
Kedekatan dengan penggemar atau follower lah yang menurut saya menjadi pembeda seorang selebtwit dari jenis selebriti yang lain.Di twitterland,para follower biasanya berinteraksi dengan selebtwit pujaan mereka dengan me-retweet,mention,atau dengan mengirim DM.
Dan sejauh ini saya mengamati,para selebtwit ini rajin (meski tidak selalu,mengingat aktivitas mereka di dunia nyata) membalas pertanyaan dari para followernya,bahkan untuk pertanyaan konyol sekalipun.Mungkin para selebtwit ini lebih menghargai para followernya karena mereka tahu benar bahwa dunia twitterland itu tergantung kata follow dan unfollow.Jika sebuah akun disukai oleh seorang pengguna twitter yang lain,maka dengan mudah si penggemar ini akan mem-follow akun orang tersebut.Sedemikian mudah pula untuk hal sebaliknya.Jika seorang selebtwit nge-tweet sesuatu yang bikin followernya tidak suka atau tersinggung,maka dengan mudah si follower akan meng-unfollow selebtwit itu.
Rabu, 14 Desember 2011
Bijak Berinternet, Bijak Bersikap
Pernah gak sih kalian baca tweet dari teman kalian di twitter, lalu kemudian kalian me-reply twitter teman kalian dalam hitungan detik. Atau mungkin kalian membaca status Facebook teman atau sahabat kalian tentang hubungan cintanya, dan kalian ikut memberi comment terhadap status Facebook teman atau sahabat kalian tersebut.
Saya yakin 100 persen semua orang yang punya akun Facebook atau Twitter pernah melakukan hal tersebut. Bukan cuma Facebook atau Twitter saja, kebanyakan pengguna internet pasti pernah memberi komentar, pendapat, saran, atau kritik terhadap suatu artikel, foto, video, musik, atau beragam konten yang ada di jagat dunia maya ini.
Perkembangan internet yang sangat pesat dengan beragam konten di dalamnya membuat orang dapat dengan mudah mencari informasi apapun di internet. Apalagi dengan menjamurnya smartphone di kalangan masyarakat, internet semakin mudah diakses dimanapun dan kapanpun (asal masih ada sinyal dari providernya ya). Hal itu berarti kita dengan mudah memberi komentar, saran, pendapat atau kritik terhadap konten-konten yang beredar di dunia maya, termasuk di dalamnya status Facebook, tweet, tulisan, foto atau apapun itu.
Lalu?
Pertanyaan mengusik pikiran saya. Kalau saran, pendapat atau kritik diberikan dengan menggunakan bahasa sopan dan tidak menyinggung SARA sih, hal tersebut menjadi oke-oke saja. Tapi bagaimana kalau justru komentar, saran, pendapat, atau kritik yang diberikan justru menimbulkan perselisihan, pertengkaran, menyakiti hati, atau menyinggung SARA.
Mengingat kata-kata Pandji Pragiwaksono pada saat dia mengisi session StandUp Comedy di acara ONOFFID 2011 alias Pesta Blogger 2011
"Sebenarnya tidak ada etika berinternet. Etika atau cara bersikap kita dalam kehidupan nyata itulah sebenarnya yang menjadi cara kita bersikap dalam dunia maya."
Di akhir StandUpnya, Pandji menyimpulkan demikian:
"Jangan jadikan dunia maya dijadikan sarana untuk menyela, mengejek atau menghina. Kalau memang benar-benar berani untuk menyela,mengejek atau menghina, lakukan hal tersebut di dunia nyata. Jangan berlindung dibalik dunia maya. "
Menurut saya, kata-kata Pandji tersebut sih sangatlah benar. Seringkali dalam dunia maya, orang berani untuk mencela, atau menghina orang lain. Tapi ketika mereka bertemu dengan orangnya langsung di depan mata, mereka hanya diam dan tidak berani berbicara apapun. Cara kita bersikap dalam dunia maya seharusnya sejalan dengan cara kita bersikap kita dalam dunia maya. Jangan jadikan dunia maya sebagai tameng pelindung bagi kita untuk bisa berbicara dan menulis seenaknya perut kita, nge-tweet yang menyinggung SARA, atau bikin status Facebook yang menyakiti orang lain.
Bijak Berinternet, Bijak Bersikap....
update tanggal 15 Desember 2011:
Tulisan saya ini jadi HL di kompasiana.com, kolom Teknologi....
Hore....
bukti ----> http://www.flickr.com/photos/robertusbennymurdhani/6515159873/in/photostream
Saya yakin 100 persen semua orang yang punya akun Facebook atau Twitter pernah melakukan hal tersebut. Bukan cuma Facebook atau Twitter saja, kebanyakan pengguna internet pasti pernah memberi komentar, pendapat, saran, atau kritik terhadap suatu artikel, foto, video, musik, atau beragam konten yang ada di jagat dunia maya ini.
Perkembangan internet yang sangat pesat dengan beragam konten di dalamnya membuat orang dapat dengan mudah mencari informasi apapun di internet. Apalagi dengan menjamurnya smartphone di kalangan masyarakat, internet semakin mudah diakses dimanapun dan kapanpun (asal masih ada sinyal dari providernya ya). Hal itu berarti kita dengan mudah memberi komentar, saran, pendapat atau kritik terhadap konten-konten yang beredar di dunia maya, termasuk di dalamnya status Facebook, tweet, tulisan, foto atau apapun itu.
Lalu?
Pertanyaan mengusik pikiran saya. Kalau saran, pendapat atau kritik diberikan dengan menggunakan bahasa sopan dan tidak menyinggung SARA sih, hal tersebut menjadi oke-oke saja. Tapi bagaimana kalau justru komentar, saran, pendapat, atau kritik yang diberikan justru menimbulkan perselisihan, pertengkaran, menyakiti hati, atau menyinggung SARA.
Mengingat kata-kata Pandji Pragiwaksono pada saat dia mengisi session StandUp Comedy di acara ONOFFID 2011 alias Pesta Blogger 2011
"Sebenarnya tidak ada etika berinternet. Etika atau cara bersikap kita dalam kehidupan nyata itulah sebenarnya yang menjadi cara kita bersikap dalam dunia maya."
Di akhir StandUpnya, Pandji menyimpulkan demikian:
"Jangan jadikan dunia maya dijadikan sarana untuk menyela, mengejek atau menghina. Kalau memang benar-benar berani untuk menyela,mengejek atau menghina, lakukan hal tersebut di dunia nyata. Jangan berlindung dibalik dunia maya. "
Menurut saya, kata-kata Pandji tersebut sih sangatlah benar. Seringkali dalam dunia maya, orang berani untuk mencela, atau menghina orang lain. Tapi ketika mereka bertemu dengan orangnya langsung di depan mata, mereka hanya diam dan tidak berani berbicara apapun. Cara kita bersikap dalam dunia maya seharusnya sejalan dengan cara kita bersikap kita dalam dunia maya. Jangan jadikan dunia maya sebagai tameng pelindung bagi kita untuk bisa berbicara dan menulis seenaknya perut kita, nge-tweet yang menyinggung SARA, atau bikin status Facebook yang menyakiti orang lain.
Bijak Berinternet, Bijak Bersikap....
update tanggal 15 Desember 2011:
Tulisan saya ini jadi HL di kompasiana.com, kolom Teknologi....
Hore....
bukti ----> http://www.flickr.com/photos/robertusbennymurdhani/6515159873/in/photostream
Selasa, 13 Desember 2011
Give Me Your LIKE on Facebook : EF Photo Competition
Teman-teman pembaca Kamar Kata semua, mohon dukungan buat saya ya di EF Photo Competition yang berhadiah kesempatan homestay di London, Inggris, selama satu minggu.
Cara untuk mendukung saya adalah:
1. Login ke akun Facebook anda.
2. Setelah itu bukalah foto saya di link berikut di bawah ini:
------> Link Foto
atau dengan mengklik foto saya dibawah ini
3. Setelah foto saya terpampang di layar komputer/laptop/HP anda, berilah LIKE dengan menekan tombol LIKE yang terdapat di bawah foto.
4. Setelah memberikan LIKE, langkah selanjutnya adalah buka link di bawah ini:
https://www.facebook.com/ EFIndonesia?v=app_158086484 245654&app_data=%26wlbb%3D 1
Klik LIKE/SUKAI lalu isi formulirnya. Mudah kan....
4. Terima kasih telah mendukung saya dengan memberi LIKE di foto saya dan mengisi formulir pada link di atas.
Untuk teman-teman yang telah memberi LIKE di foto saya dan mengisi formulirnya, saya ucapkan terima kasih setulus-tulusnya.
Cara untuk mendukung saya adalah:
1. Login ke akun Facebook anda.
2. Setelah itu bukalah foto saya di link berikut di bawah ini:
------> Link Foto
atau dengan mengklik foto saya dibawah ini
3. Setelah foto saya terpampang di layar komputer/laptop/HP anda, berilah LIKE dengan menekan tombol LIKE yang terdapat di bawah foto.
4. Setelah memberikan LIKE, langkah selanjutnya adalah buka link di bawah ini:
https://www.facebook.com/
Klik LIKE/SUKAI lalu isi formulirnya. Mudah kan....
4. Terima kasih telah mendukung saya dengan memberi LIKE di foto saya dan mengisi formulir pada link di atas.
Untuk teman-teman yang telah memberi LIKE di foto saya dan mengisi formulirnya, saya ucapkan terima kasih setulus-tulusnya.
Sabtu, 10 Desember 2011
Liputan Event #1: Medley of Kompasianival 2011 dan PictFest 2011
Foto berlatar belakang Kompasiana History |
Kompasianival 2011 adalah semacam kopi darat untuk seluruh kompasianer (sebutan untuk orang yang menulis di kompasiana.com). Event kopi darat semacam ini sebenarnya sudah rutin diadakan oleh kompasiana.com, tapi yang istimewa di tahun ini adalah karena event kopi darat para kompasianer secara resmi mulai bernama Kompasianival (mungkin gabungan kata dari kompasiana dan karnaval) yang rencananya akan rutin diselenggarakan tiap tahun. Dan istimewanya lagi, Kompasianival 2011 ini sekaligus sebagai peringatan dari 3 tahun usia kompasiana.com.
Acara ini kebanyakan diisi dengan talkshow dengan beberapa narasumber seperti Ahmad Fuadi (penulis buku Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna), Prita Gozhie untuk sesi Financial Planning, dan para penggagas social movement seperti Coin A Chance, Indonesia Berkebun, Akademi Berbagi dan Blood4Life. Selain talkshow, Kompasianival ini juga dihibur dengan sajian musik dari The Hermesian, Cozy Republic dan Alexa. Ada pula beragam hadiah yang dibagi dalam acara ini. Untuk 100 orang pertama yang hadir di Kompasianival (termasuk saya) mendapatkan free meal plus goodie bag yang berisi kaos Kompasianival 2011 dan blocknote kompasiana. Sepanjang acara berlangsung, di pinggir-pinggir panggung utama tersedia beberapa booth dari beberapa pihak sponsor. Sayangnya, menurut saya, kehadiran booth-booth di sisi panggung utama malah membuat pengunjung yang hadir menjadi tidak fokus terhadap talkshow yang berada di stage utama. Pengunjung malah kebanyakan lebih tertarik untuk mendatangi booth dan minta tanda tangan dari penjaga booth (di semacam kartu yang diundi di akhir acara dan berhadiah utama iPad 2), daripada mendengar apa yang disampaikan oleh para pengisi talk show.
Berikut beberapa foto hasil dari Kompasianival 2011.
Suasana antrian pengunjung sebelum Kompasianival dibuka |
Main Stage Kompasianival 2011 |
Sesi Talkshow Citizen Journalism bersama Pepih Nugraha, Indra Bigwanto, Ignatius Hariyanto, dan Wisnu Nugroho |
Salah satu booth game yang ada di Kompasianival 2011: Menyetir Mobil dengan Koran Kompas |
Selain datang ke Kompasianival 2011, saya pun sempat mengunjungi gelaran event PicFest 2011. Secara garis besar sih ini adalah semacam festival atau event tempat berkumpulnya para pehobi dunia fotografi di Indonesia. Namun, selain komunitas pecinta fotografi, ada beberapa komunitas lain juga yang turut meramaikan event PicFest ini seperti sebut saja @piknikasik, @republiktwitter, dan @keluarumah.
Berikut beberapa foto hasil dari PicFest 2011
Workshop kamera lubang jarum dari www.kamerapinjaman.com |
Hasil foto saya dengan menggunakan kamera lubang jarum dari www.kamerapinjaman.com |
Salah satu booth yang ada di PictFest (kalo ga salah studio 15 tebet..maaf saya lupa) |
Saya sendir berpose di booth @Hardrock demi mendapat goodie bag |
Planking massal di saat menjelang penutupan. |
Ini saat di komunitas @piknikasik besutan @rahneputri (wanita berpayung) |
@dearmarintan dan @opathebat, dua teman saya yang ikut Kompasianival dan PictFest 2011 bersama saya
Senin, 05 Desember 2011
Nonton bareng (gratis) Preview Garuda di Dadaku 2
Tanggal 3 Desember 2011 kemarin, saya berkesempatan memenangkan kuis persembahan on|offid dengan hadiah tiket menonton preview film Garuda di Dadaku 2 yang baru akan rilis di pasaran tanggal 15 Desember 2011.
Bertempat di theatre 2 Episentrum XXI, nonton bareng ini didominasi oleh penonton anak-anak usia 13 tahun ke bawah. Yang spesial adalah ternyata preview kali itu dihadiri langsung oleh Rudi Sudjarwo selaku sutradara dan Salman Aristo selaku produser sekaligus penulis skenario film Garuda di Dadaku 2 ini.
Film ini dibuka dengan pertandingan persahabatan antar timnas U-15 Indonesia versus timnas U-15 Jepang. Pertandingan tersebut berakhir dengan hasil Indonesia kalah 1-0. Hasil tersebut membuat Bayu (Emir Mahira) sebagai kapten kecewa. Apalagi pertandingan tersebut adalah laga uji coba terakhir sebelum kompetisi U-15 untuk negara-negara ASEAN yang akan segera dimulai. Kekalahan tersebut pun membuat dewan pengurus memberhentikan Pak .... sebagai pelatih dan menunjuk Pak sebagai pelatih yang baru.
Pak Wisnu (Rio Dewanto) ternyata memiliki strategi berlatih yang berbeda. Beliau melatih anak -anak dengan teknik latihan yang sungguh berbeda. Bahkan hari Minggu pun anak-anak dipaksa untuk latihan.
Jadwal latihan dan pertandingan yang padat ternyata membuat Bayu mendapat peringatan dari pihak sekolah. Bayu akan dikeluarkan jika tingkat kehadiran Bayu dan nilai-nilainya rendah. Hal ini membuat Bayu harus membagi waktu antara waktu latihan dan waktu di sekolah.
Di timnas sendiri, kehadiran Yusuf asal Makassar membuat Bayu merasa terancam kedudukannya. Apalagi Heri (Aldo Tansani), sahabat Bayu, kini terlihat lebih dekat dengan Yusuf. Bayu pun sebagai kapten merasa dirinya tak lagi berguna dan merasa sebagai kapten tidak pernah membawa timnya untuk menang.
Tak hanya di sekolah dan tempat latihan saja konflik yang dialami Bayu muncul. Kehadiran Om Rudi, rekan bisnis Ibunda Bayu yang sering datang untuk menemui Ibunya, membuat Bayu merasa Ibunya kurang perhatian ke dirinya.
Konflik - konflik inilah yang menjadi inti dari cerita Garuda Di Dadaku 2.
Porsi sport action di Garuda Di Dadaku 2 ini lebih banyak dibandingkan di Garuda Di Dadaku. Setidaknya terdapat 4 adegan pertandingan yang ditampilkan dalam film ini. Ditambah dengan sound effect yang pas, film ini terasa semakin dapat membangkitkan jiwa nasionalisme kita.
Meski terlihat sebagai film keluarga, menurut saya Salman Aristo cukup bagus memberikan sedikit gambaran bagaimana sepakbola ternyata bisa digunakan sebagai alat politik. Hal tersebut terlihat ketika adegan Bayu dan rekan setimnya dijadwalkan untuk bertemu dengan para tokoh politik yang menyokong dana timnas tersebut. Cukup menarik bagi saya.
Salman sendiri terlihat bisa menangkap hal-hal yang biasa dialami oleh anak-anak umur belasan tahun seperti tokoh Bayu dalam film ini. Pertengkaran Bayu dengan Heri sahabatnya dan juga pertemuan Bayu dengan Anya, teman sekelasnya yang membuatnya jatuh hati, mampu memotret sisi yang biasa dialami oleh anak-anak seumuran SMP.
Buat teman-teman yang bosen baca cerita saya, atau bingung dengan tulisan saya ini, atau malah penasaran cerita lengkap dari Garuda Di Dadaku 2, bersiap untuk tanggal 15 Desember 2011, karena pada tanggal tersebut film Garuda Di Dadaku 2 ini akan dirilis secara resmi serentak di beberapa kota besar di Indonesia.
Selamat menonton....
Bertempat di theatre 2 Episentrum XXI, nonton bareng ini didominasi oleh penonton anak-anak usia 13 tahun ke bawah. Yang spesial adalah ternyata preview kali itu dihadiri langsung oleh Rudi Sudjarwo selaku sutradara dan Salman Aristo selaku produser sekaligus penulis skenario film Garuda di Dadaku 2 ini.
Film ini dibuka dengan pertandingan persahabatan antar timnas U-15 Indonesia versus timnas U-15 Jepang. Pertandingan tersebut berakhir dengan hasil Indonesia kalah 1-0. Hasil tersebut membuat Bayu (Emir Mahira) sebagai kapten kecewa. Apalagi pertandingan tersebut adalah laga uji coba terakhir sebelum kompetisi U-15 untuk negara-negara ASEAN yang akan segera dimulai. Kekalahan tersebut pun membuat dewan pengurus memberhentikan Pak .... sebagai pelatih dan menunjuk Pak sebagai pelatih yang baru.
Pak Wisnu (Rio Dewanto) ternyata memiliki strategi berlatih yang berbeda. Beliau melatih anak -anak dengan teknik latihan yang sungguh berbeda. Bahkan hari Minggu pun anak-anak dipaksa untuk latihan.
Jadwal latihan dan pertandingan yang padat ternyata membuat Bayu mendapat peringatan dari pihak sekolah. Bayu akan dikeluarkan jika tingkat kehadiran Bayu dan nilai-nilainya rendah. Hal ini membuat Bayu harus membagi waktu antara waktu latihan dan waktu di sekolah.
Di timnas sendiri, kehadiran Yusuf asal Makassar membuat Bayu merasa terancam kedudukannya. Apalagi Heri (Aldo Tansani), sahabat Bayu, kini terlihat lebih dekat dengan Yusuf. Bayu pun sebagai kapten merasa dirinya tak lagi berguna dan merasa sebagai kapten tidak pernah membawa timnya untuk menang.
Tak hanya di sekolah dan tempat latihan saja konflik yang dialami Bayu muncul. Kehadiran Om Rudi, rekan bisnis Ibunda Bayu yang sering datang untuk menemui Ibunya, membuat Bayu merasa Ibunya kurang perhatian ke dirinya.
Konflik - konflik inilah yang menjadi inti dari cerita Garuda Di Dadaku 2.
Porsi sport action di Garuda Di Dadaku 2 ini lebih banyak dibandingkan di Garuda Di Dadaku. Setidaknya terdapat 4 adegan pertandingan yang ditampilkan dalam film ini. Ditambah dengan sound effect yang pas, film ini terasa semakin dapat membangkitkan jiwa nasionalisme kita.
Foto bareng Salman Aristo, produser sekaligus penulis skenario GDD2 |
Salman sendiri terlihat bisa menangkap hal-hal yang biasa dialami oleh anak-anak umur belasan tahun seperti tokoh Bayu dalam film ini. Pertengkaran Bayu dengan Heri sahabatnya dan juga pertemuan Bayu dengan Anya, teman sekelasnya yang membuatnya jatuh hati, mampu memotret sisi yang biasa dialami oleh anak-anak seumuran SMP.
Foto bareng Rudi Soedjarwo, sang sutradara GDD2 |
Selamat menonton....
Kamis, 01 Desember 2011
SMS Terakhir Untuk Ranti
Hujan masih mengguyur Jakarta sore ini. Membuat Jakarta yang biasanya panas
terik menyengat menjadi lebih ramah terhadap penghuninya. Sesosok manusia masih
duduk di depan laptopnya.
“Goodbye November”. 2 kata itu sedari tadi terngiang-ngiang di pikiranku.
Sejak tadi kubaca di timeline @nulisbuku
di twitter tentang proyek menulis dengan tema Goodbye November, dan sudah
hampir 2 cangkir teh manis hangat habis, halaman Wordku masih saja belum satu
halaman terisi. Kenapa dengan diriku? Kenapa aku yang biasanya lancar menulis
hingga berpuluh-puluh halaman, kini merasa stuck
dan sedari tadi hanya memandangi layar laptop dengan tanpa sedikit pun
tulisan yang ada. Apa karena moodku
sedang tidak enak.
Memang, sejak berpisah dengan Ranti 2 hari yang lalu, mood alias perasaanku jadi tidak menentu. Bagaimana tidak, Ranti
yang sudah menemaniku hampir 9 tahun lamanya, ketahuan selingkuh dengan teman
sekampusnya, Andi. Betapa hal itu benar-benar membuat hatiku hancur lebur tak
karuan, dan membuat diriku tidak fokus mengerjakan segala sesuatu.
“Duarrrrrrr.....”. Suara petir itu membangunkanku dari lamunan kesedihanku.
Kembali kutatap layar laptopku.
“Goodbye November”, gumamku.
“Kepada siapa dan apa aku
mengucapkan selamat tinggal?” tanyaku dalam hati.
Kuklik Mozilla Firefox-ku. Masih terpampang di sana pengumuman proyek menulis
ini.
Kini
saatnya ucapkan selamat tinggal kepada 'November'-mu. 'November' di sini bisa
diterjemahkan menjadi apa pun yang ingin kamu tinggalkan, misalnya, bisa saja
'November' ini adalah kebiasaan-kebiasaan buruk yang selalu kita lakukan.
Semoga dengan mengikuti proyek menulis kali ini kita bisa sembuh, dan menjadi
lebih baik? Menulis itu menyembuhkan, bukan? :)
“Apa pun yang ingin kamu tinggalkan. Hmmm...”, pikirku.
Segera saja hatiku menyebut kata “RANTI”.
“Aku harus bisa melupakan Ranti dan harus melanjutkan hidupku tanpa dia”,
bibirku berkata.
“Ya benar. Aku tidak bisa hidup memikirkan masa laluku dengan dia terus
menerus. Aku harus kembali seperti dulu. Semangat dan ceria”, kuucapkan
kata-kata itu sembari mengepalkan tangan.
Segera setelah itu aku bertekad untuk menghapus semua memoriku dengan Ranti.
Ingin kubuang semua barang yang ada hubungannya dengan Ranti. Kucari dan
kukeluarkan barang-barang yang mengingatkanku pada Ranti. Jam tangan kado ulang
tahunku dari Ranti, sobekan tiket film “Breaking Dawn” yang terselip di dompet,
foto dan barang – barang lain yang membuatku ingat Ranti. Kumasukkan semuanya
ke dalam kantong plastik hitam.
“Hahahaha.....” tawa puas dari bibirku.
“Apa lagi ya...?”
“Handphone. Ya...Aku harus menghapus nomornya dan semua smsnya dari
handphoneku”.
Kuambil handphoneku yang tergeletak di meja. Kulihat tulisan itu di layar.
“1 NEW MESSAGE”.
“Dari siapa ya”. Tanyaku
Ranti Sayangku +6281989098290
“Mas, maafin kesalahanku kemarin ya.
Ternyata Andi tak lebih baik dari kamu. Aku ingin kita balikan lagi. Aku sayang
kamu dan aku tau kamu juga masih sayang aku. Maafin aku ya”
Ku bersorak kegirangan. Tapi ...... bagaimana janjiku tadi.
Bagaimana dengan “Goodbye November yang sedari tadi kupikirkan.
Aku terdiam. Kuketik 4 kata pertamaku di layar laptopku. “SMS TERAKHIR
UNTUK RANTI”.
*Catatan: Cerita ini saya kirimkan untuk proyek #GoodbyeNovember -nya nulisbuku.com
Langganan:
Postingan (Atom)
Masa Pertumbuhan Kita
Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...
-
Manusia seringkali mempunyai banyak ide atau rencana dalam otaknya, tapi seberapa banyak ide atau rencana tersebut yang kita perjuangkan su...
-
Bagi kalian yang sedang mengurus persyaratan LPDP terutama untuk beasiswa Magister ke luar negeri, salah satu syarat yang harus diurus adal...