Senin, 06 Juni 2016

Pengalaman Tes Beasiswa Kominfo Tahun 2016

"Pengalaman adalah guru yang berharga"
Apa yang kita alami mungkin bisa jadi pelajaran yang berharga bagi orang lain, sekecil apapun pengalaman itu. Jadi kali ini saya ingin berbagi mengenai pengalaman saya setelah mengikuti tes seleksi beasiswa dari Kementerian Komunikasi dan Informatika atau lebih akrab disingkat dengan Beasiswa Kominfo untuk tahun 2016.

Sekitar seminggu yang lalu tepatnya tanggal 17 dan 18 Mei saya selesai menjalani tes Beasiswa Kominfo. Ini adalah kali pertama saya mengikuti seleksi beasiswa ini karena tahun 2015 lalu saya dipanggil namun kebetulan pada saat hari H pelaksanaan tes, saya sedang berada di Papua. Jadilah saya gagal tahun lalu dan tahun ini, ketika saya dipanggil lagi untuk tes, saya putuskan untuk mengikutinya.

Setelah lolos dari seleksi administrasi, ada 25 orang termasuk saya yang dipanggil untuk mengikuti tes beasiswa yang terdiri dari 2 (dua) tahap tes yaitu psikotes dan wawancara. Tahun ini, kedua tes tersebut dilaksanakan pada tanggal 17 Mei untuk psikotes dan 18 Mei untuk wawancara, di Pustiknas Kemkominfo yang terletak di depan Kampus II UIN Ciputat.

Mari kita bahas satu persatu

1. Psikotes

Untuk tahun 2016 ini, Kemkominfo bekerjasama dengan Universitas Indonesia sebagai penyedia jasa psikotes untuk seleksi beasiswa Kominfo ini. Tes dimulai sekitar pukul 08.00 lewat. Dari total jumlah peserta psikotes hari itu, ternyata hanya ada 20 orang termasuk saya. Itu artinya ada 5 orang yang tersingkir dari seleksi beasiswa ini (kecuali kalau memang panitia memberikan kesempatan tes susulan). 

Dalam psikotes ini, saya dan seluruh peserta seleksi harus mengikuti serangkaian tes yang cukup melelahkan. Tes pertama yaitu tes Kreplin, dimana dalam tes ini saya diminta untuk menjumlah angka-angka yang ada dalam selembar kertas dan di waktu -waktu tertentu panitia seleksi akan berkata "Ganti".

Lalu ada pula tes EDWARDS PERSONAL PREFERENCE SCHEDULE (EPPS) dimana dalam tes ini kita akan diminta untuk memilih satu dari dua pernyataan yang paling mendekati atau sesuai dengan keadaan atau kepribadian kita. Sayang sekali saya lupa jumlah soalnya.

Contoh soal nomor 1

A. Saya suka gorengan
B. Saya suka sate ayam

Nah, meskipun kalian sama-sama suka gorengan dan sate ayam, namun kalian hanya diperbolehkan untuk memilih satu jawaban saja yang lebih sesuai dengan diri kalian. Oh iya, dalam tes seleksi Beasiswa Kominfo ini, saya dan peserta lain diberikan tes sejenis ini sebanyak dua kali (kalau tidak salah ingat ya).
 
Lanjut tes berikutnya yaitu tes WARTEGG alias tes warung nasi. :))
Bukan kok. Dalam tes WARTEGG kita akan diberikan sebuah kertas dengan gambar sebuah persegi panjang yang dibagi dalam delapan kotak persegi kecil. Dalam setiap kotak persegi itu terdapat titik, lengkungan atau garis lurus dimana kita diminta untuk meneruskan untuk menggambar menjadi sebuah obyek. Selain menggambar, panitia seleksi juga meminta para peserta untuk menulis angka sesuai urutan menggambar dan juga memilih gambar mana yang paling susah dibuat dan mana gambar yang paling udah dibuat.

Selesai tes WARTEGG, ada tes lagi yaitu tes menggambar orang yang sedang beraktivitas serta menuliskan jenis kelamin, pekerjaan dan aktivitas dari orang yang kita gambar. Dalam tes ini saya menggambar seorang mahasiswa S2 yang sedang mengetik tesis di laptopnya. :)) Selain menggambar orang, di seleksi ini juga terdapat tes menggambar pohon dan menyebutkan jenis pohon apa yang kita gambar. Dalam tes tersebut saya menggambar pohon mangga lengkap dengan buah-buahnya. Ya walaupun hasil akhirnya tidak sesuai dengan harapan saya alias tidak sebagus ekspektasi saya.

2. Wawancara

Tes wawancara dilakukan satu hari setelah hari pelaksanaan psikotes. Dalam tes wawancara ini, saya menghadapi tiga orang pewawancara yang terdiri dari pejabat eselon 1 atau 2 di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kalau tidak salah ingat, pewawancara saya yaitu Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan SDM, Staf Ahli Menteri, dan Inspektur Jenderal.

Awalnya saya diwawancarai dalam bahasa Indonesia, namun setelah mengetahui saya lulusan Sastra Inggris, maka akhirnya satu demi satu pertanyaan diajukan dalam bahasa Inggris. Pertama-tama saya diminta untuk mengenalkan diri, termasuk menyebutkan hobi, pekerjaan saat ini, dll. Saran saya sih sebutkan saja hal-hal yang berkaitan dengan beasiswa tersebut atau pekerjaan saat ini.

Beberapa pertanyaan yang selanjutnya diajukan seperti:
  • mengapa memilih kampus dan jurusan tersebut?
  • mengapa memilih negara tersebut?
  • apakah saat ini juga mendaftar beasiswa lain dan apabila diterima di beasiswa Kominfo maupun beasiswa lain, manakah yang akan dipilih?
  • penelitian apa yang akan dilakukan disana?
  • kontribusi apa yang bisa diberikan setelah lulus kuliah S2?
  • apakah mau sesekali berbagi ilmu di unit penelitian dan pengembangan SDM di Kominfo?
Saran saya lagi pelajarilah isu-isu seputar dunia Komunikasi dan Informatika yang sedang berkembang. Hal ini saya sarankan karena pada saat wawancara,saya diberikan pertanyaan mengenai Gojek. Beruntunglah saya sedikit tahu mengenai isu ini sehingga saya bisa memberikan sedikit jawaban mengenai pertanyaan ini.

Oh iya, jangan lupa hafalkan Pancasila ya, karena saya dan peserta sebelum saya diminta untuk menyebutkan bunyi seluruh sila dalam Pancasila.

Jadi, itu semua pengalaman saya dalam seleksi beasiswa Kominfo. Doakan saja segera diumumkan hasilnya dan saya bisa lolos ke tahap selanjutnya. Buat yang tahun ini belum lolos seleksi administrasi, mungkin tulisan saya ini bisa dijadikan persiapan untuk seleksi tahun depan.

Selamat berjuang semuanya :)


Masa Pertumbuhan Kita

Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...