Senin, 06 April 2015

From Wacana To Kenyataan

Manusia seringkali mempunyai banyak ide atau rencana dalam otaknya, tapi seberapa banyak ide atau rencana tersebut yang kita perjuangkan sungguh-sungguh untuk diwujudkan. Saya termasuk orang yang punya banyak sekali keinginan yang sebenarnya terlihat sederhana bagi orang lain, tapi saya sendiri merasa kalau kita tidak berniat untuk mewujudkannya maka selamanya semua keinginan itu hanya ada di otak kita atau paling banter masuk buku catatan "bucket list" atau resolusi tahun baru saja. 

Dalam sebulan ini, ada dua keinginan saya yang coba saya wujudkan. Yang pertama adalah membuat usaha sendiri, dan kedua adalah membuat reksadana.

1. Membuat Usaha 

Sebenarnya keinginan membuat usaha sendiri sudah ada sejak lama. Terlebih dulu seringkali ikut terpengaruh kata-kata motivator yang bilang "lebih baik jadi bos di perusahaan sendiri, daripada jadi direktur di perusahaan orang lain". Bukan, saya bukan baru saja membuat sebuah usaha perusahaan konstruksi atau perusahaan dengan kantor megah lainnya. Saya dan keluarga baru saja membuat sebuah usaha angkringan.

Buat yang lahir dan besar di Jakarta mungkin jarang sekali mendengar kata angkringan. Tapi kalau kalian yang lahir dan besar di daerah Jawa Tengah atau DI Yogyakarta, pasti kata "angkringan" sudah menjadi semacam kata "Starbucks" atau "cafe" di kalangan anak muda Jakarta. Simpelnya, angkringan adalah semacam tempat nongkrong dengan menu beragam namun yang pasti selalu ada dan paling terkenal adalah nasi kucing dengan beberapa lauk semacam sate usus, sate telur puyuh, tempe dan tahu bacem. Minuman andalannya tentu sang Jahe Susu atau Kopi Joss, segelas kopi hitam yang dicampur dengan arang yang membara.

Jadi setelah bermimpi dan berniat cukup lama membuat angkringan, sekitar 2 minggu lalu angkringan keluarga saya mulai dibuka. Angkringan kami ini mengambil nama "Angkringan Mbah Darman", yang diambil dari nama almarhum Ayah saya. Sempat mengalami kendala terutama di masalah tempat jualan, akhirnya salah satu keinginan saya untuk membuat usaha terwujud nyata.

2. Membuat reksadana

Sudah lama keinginan membuat reksadana ada dalam diri saya. Mungkin sudah sekitar 1 tahun yang lalu kira-kira keinginan ini mulai muncul. Jadi ceritanya waktu itu saya baru saja mengikuti kelas Akademi Berbagi Jakarta dengan guru Ligwina Hananto, seorang financial planner yang namanya kondang. Nah, pada saat Mba Ligwina mengajar, beliau berkata bahwa

"Coba kalian sisihkan 100-200 ribu dari gaji kalian untuk investasi reksadana. Uang segitu pasti ga kerasa buat kalian yang terbiasa menghabiskan 100-200 ribu untuk nongkrong di kafe atau makan steak, atau untuk bayar paket internet bulanan. Mungkin uang itu yang akan menyelamatkan kalian pada saat kalian kesulitan keuangan di masa depan"
Sejak kelas itu, saya bertekad untuk segera membuka reksadana. Dan, tekad saja ternyata tidak cukup ya kawan. Setelah sempat bersemangat menggebu-gebu, bertanya ke beberapa teman yang sudah buka reksadana dan akhirnya satu tahun berlalu cepat hingga beberapa hari yang lalu saya melangkahkan kaki ke kantor salah satu Manajer Investasi di daerah Sarinah. Dan voila, jadilah saya memiliki sebuah akun reksadana milik saya.

Hikmah dari semua ini adalah jangan berhenti untuk mewujudkan mimpi atau keinginan kita, bahkan setelah sekian lama dari pertama kali keinginan itu muncul.Jadi, jangan takut bermimpi (dan mewujudkannya) ya.

Masa Pertumbuhan Kita

Kalian pasti pernah menerima ucapan dari teman atau saudara kalian dengan bunyi kira-kira seperti ini " Makan yang banyak ya. Kan lagi ...